Keampuhan Vaksin Covid-19 di Indonesia: Memang Bang Jago, Kah?
Kemunculan COVID-19 bak roda berputar yang membawa seluruh dunia bergejolak tanpa ampun. Ia merenggut nyawa yang terkasih dan meninggalkan ribuan jiwa tanpa harapan. Salah satu yang digalakkan adalah ketersediaan vaksin COVID-19. Berbagai percobaan, trial dan error dilaksanakan. Dan akhirnya, pada 6 Desember 2020, sejumlah 1,2 juta vaksin CoronaVac buatan Sinovac tiba di Indonesia. (Setditjen Farmalkes, 2022) Namun, tantangan besar selanjutnya adalah apakah vaksin ini benar-benar ampuh untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia? Atau malah, ini hanyalah agenda kelompok tertentu untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan?
COVID-19 atau Coronavirus Disease-2019 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus jenis baru, Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2). (Kemkes) Kemunculannya pertama kali di kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada akhir 2019. (Putri, 2022) Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi. (Padilla, 2021) Di Indonesia sendiri, jumlah pasien penderita Covid-19 semakin membludak dan tak akan ada habisnya.
No one is safe unless everyone is safe
— Teodoro B. Padilla.
Kemunculan vaksin COVID-19 tentu menjadi angin segar. Tak tanggung-tanggung, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan dana sebesar 35,1 triliun rupiah untuk pengadaan vaksin dan program vaksinasi. (Azanella, 2020) Setelah berjalan 2 tahun, sudah lebih dari 442 juta vaksin COVID-19 disuntikkan kepada masyarakat indonesia. Lebih dari 203 juta atau 86.51% penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan lebih dari 173 juta masyarakat Indonesia atau 73% yang sudah mendapatkan dosis lengkap. (Rokom, 2022)
Bagaimanapun juga, sesuatu yang berada di atas kertas akan berbeda dengan realita. Akan selalu ada peristiwa di luar ekspektasi kita, salah satunya kasus dimana para penerima vaksin ada yang positif virus corona.
Vaksin: Useless, Kah?
Meskipun begitu, bukan berarti kita bisa mengambil kesimpulan langsung bahwa vaksin tidak berguna dan memandang miring pemerintah. Pasalnya, cara kerja vaksin bukan seperti ilmu kanuragan yang kebal 100%. Pada dasarnya, vaksin adalah antigen miktoorganisme spesifik yang sudah silemahkan, digunakan untuk membentuk antibodi pada tubuh melawan sendiri mikroorganisme tersebut. (Biofarma) Sehingga, saat masuk ke dalam tubuh, vaksin yang membawa virus non-aktif akan memunculkan reaksi sistem imun tubuh oleh sejenis kekebalan yang disebut sel pembawa antigen. Saat reaksi terjadi, virus non-aktif akan kalah dan otomatis membentuk fragmen pada sel tubuh untuk mengenali jika virus aktif mencoba menginfeksi tubuh. Begitulah antibodi terbentuk, dengan memasukkan memori dan data tentang suatu virus tertentu agar dapat bereaksi dan melawan. (Makarim, 2021)
Percaya tidak percaya, dari teks di atas kita dapat mengetahui bahwa vaksin adalah virus itu sendiri, yang tentu sudah dilemahkan. Mudahnya, kita melawan racun dengan racun.
Kita semua mengandalkan racun.
— Zephyr, Doom Breaker.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa vaksin bukanlah hasil jadi, tapi proses. Proses pembentukan antibodi pun bergantung pada orangnya.
Walaupun tidak memberi kekebalan 100%, vaksin tetaplah urgen untuk diberi pada masyarakat karena dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut. (Kemenkes)
Sekali lagi, apa yang ada di atas kertas selalu berbeda dengan realita. Yang saya paparkan di atas adalah teori dan tentu, butuh data lapangan untuk mengambil kesimpulan apakah vaksin benar-benar 'memang bang jago' untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Studi lapangan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-19. Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021 yang tentu lebih sering terpapar virus COVID-19.
Saat laporan tersebut diturunkan, ada 143.000 orang SDM Kesehatan di DKI Jakarta telah divaksinasi dosis pertama dan 125.431 orang telah divaksinasi dosis kedua. Dari data yang ada, vaksinasi dosis lengkap melindungi tenaga kesehatan dari risiko kematian dengan rasio 0,001% pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01% pada periode April-Juni 2021. Hal ini berbanding terbalik dengan tenaga kesehatan yang belum divaksin sebanyak 0,03% dan tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama 0,03%. Dengan kata lain, hanya 2 dari 10 orang Tenaga Kesehatan yang telah divaksinasi lengkap berpeluang terinfeksi COVID-19.
Bagaimana dengan negara lain?
Merujuk pada dr. Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, "belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini. Vaksin yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi COVID-19 masih sangat efektif." (Rokom, 2021)
Jadi, berita miring di luaran sana yang mengatakan bahwa vaksin itu useless sudah terbantahkan satu per satu. Vaksin itu proses pembentukan antibodi, bukan hasil jadi 100%. Sekalipun tidak membentuk kekebalan 100%, sebagian besar masyarakat yang mendapat vaksin akan membentuk herd immunity. Sehingga virus sukar mencari orang untuk dijangkiti. Dan data lapangan sudah membuktikan vaksin berhasil mencegah penularan di antara Tenaga Kesehatan.
Setelah mendapat berbagai fakta diatas, akankah kita dapat mengambil kesimpulan bahwa vaksin COVID-19 efektif dalam menekan laju pandemi COVID-19? Jika ya, mari kita tutup laptop tentang perdebatan ini dan mulai merenung, tentu pandemi telah membawa seluruh dunia ke ujung tanduk, termasuk anda dan saya, namun sudahkah kita berusaha berkontribusi untuk menekan laju COVID-19? Atau malah mengambil sikap oposisi, dan bodo amat dengan keselamatan bersama? Memang, akan selalu ada orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, tapi setidaknya orang itu bukanlah kita, dan kita malah harus melakukan yang terbaik untuk melawan pandemi COVID-19 ini. Jangan lengah, sampai saat saya menulis artikel ini, pada Sabtu, 24 Desember 2022, virus corona masih hidup diantara kita, ia hanya mati suri untuk hidup kembali.
Daftar Pustaka
Azanella, Luthfia Ayu. 2020. Soal Pengadaan Vaksin Covid-19 di Indonesia Berapa Dana yang Dibutuhkan. https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/09/063200665/soal-pengadaan-vaksin-covid-19-di-indonesia-berapa-dana-yang-dibutuhkan. Diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Biofarma. Vaksin. https://www.biofarma.co.id/id/researcher/detail/vaksin diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Putri, Diva Lufiana. 2022. Asal Usul Covid-19, Pasar Wuhan Disebut Pusat Awal Pandemi. https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/07/164348965/asal-usul-covid-19-pasar-wuhan-disebut-pusat-awal-pandemi?page=all Diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Kementerian Kesehatan. https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Kementerian Kesehatan. Apa Itu Herd Immunity Kekebalan Kelompok. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/apa-itu-herd-immunity-kekebalan-kelompok diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Makarim, Fadhli Rizal. 2021. Bagaimana Cara Kerja Vaksin Covid-19 dalam Tubuh https://www.halodoc.com/artikel/bagaimana-cara-kerja-vaksin-covid-19-dalam-tubuh diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Padilla, Teodoro. 2021. "No one is safe unless everyone is safe". Diakses pada tanggal 24 Desember 2022. https://www.bworldonline.com/health/2021/02/24/346451/no-one-is-safe-unless-everyone-is-safe/
Rokom. 2021. Studi Terbaru Vaksin Covid-19 Efektif Mencegah Perawatan dan Kematian. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210812/4238277/studi-terbaru-vaksin-covid-19-efektif-mencegah-perawatan-dan-kematian/ diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Rokom. 2022. Indonesia Level Satu Transmisi Komunitas, Vaksinasi Tetap Gaspol. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20221203/2341917/indonesia-level-satu-transmisi-komunitas-vaksinasi-tetap-gaspol diakses pada tanggal 24 Desember 2022.
Setditjen Farmalkes. 2022. Dukungan Penyediaan Vaksin bagi Keberhasilan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://farmalkes.kemkes.go.id/2022/01/dukungan-penyediaan-vaksin-bagi-keberhasilan-pelaksanaan-vaksinasi-covid-19/&ved=2ahUKEwig6LTx9JD8AhVZ1XMBHbMvAA4QFnoECAoQBQ&usg=AOvVaw3owsg57Zie8RPqZ3H9CMDy Diakses pada tanggal 24 Desember 2022.