SAMBIL MENYELAM MINUM AIR, BEGINILAH AKSI OKNUM JAHIL DEMI RAUP UNTUNG DI TENGAH PANDEMI

profile picture lidya_margaretha

Kemunculan virus Covid-19 mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019. Saat itu, sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan karena merasakan gejala penyakit yang tidak biasa dialami. Kemudian, Dr. Li Wenliang menyebarkan berita mengenai virus tersebut ke media sosial. Diketahui, sejumlah pasien pertama memiliki akses ke pasar ikan Huanan yang menjual binatang liar. Diketahui, virus tersebut biasa ditemukan pada hewan seperti kucing, anjing, babi, ayam, tikus, kelinci, serta kelelawar. Kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Febuari menemukan bahwa virus Corona berasal dari kelelawar. Kelelawar memiliki 96% genetik yang mirip dengan virus Corona yang saat ini menginfeksi orang di Wuhan. Semakin lama, virus tersebut tidak hanya menyebar di negara China, namun berangsur-angsur menyebar ke seluruh dunia salah satunya Indonesia.

Virus Corona pertama kali diumumkan menyebar di Indonesia pada 2 Maret 2020. Awal mula masuknya Corona dimulai saat Presiden Jokowi mengumumkan dua pasien positif Covid-19. Pemerintah mengkonfirmasi bahwa terdapat seorang ibu (64) dan putrinya (31) terjangkit virus tersebut yang berasal dari warga negara Jepang yang sempat datang ke Indonesia pada Febuari 2020 lalu. Diketahui lokasi ibu dan anak tersebut berada di Depok, Jawa Barat. Sontak, berita tersebut langsung menyebabkan masyarakat Indonesia geger dan panik. 

Berbagai ciri-ciri, gejala, serta resiko yang dialami pasien yang terkena Covid-19 mulai disiarkan melalui berita nasional maupun internasional. Pemerintah pun menerapkan berbagai upaya dan kebijakan-kebijakan yang ada untuk menghindari terkenanya virus mematikan satu ini. Berbagai upaya agar terhindar dari virus Covid-19 yang kita ketahui seperti, memakai masker, sering mencuci tangan, jaga jarak dengan sesama, serta melakukan isolasi mandiri di rumah membuat masyarakat menjadi panic buying. Fenomena inilah yang mengakibatkan langkanya masker, handsanitizer, hingga menipisnya stok bahan baku tertentu agar tak perlu keluar rumah.

Oleh karena kewajiban memakai masker, pada pertengahan Febuari 2020 lalu, harga masker melonjak naik. Sebelum virus Covid-19 ini menyerang, harga masker normalnya hanya berkisar Rp 15.000,- sampai Rp 25.000 per boks. Namun kini, semakin langkanya masker menyebabkan banyak oknum jahil yang ingin meraup untung hingga menaikkan harga masker menjadi sangat tinggi dan tidak masuk akal. Saat itu, harga masker mencapai Rp 170.000,- hingga Rp 350.000,- per boks yang berisi 50 buah. Oleh karena melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi soroyan beberapa media internasional. Isu masker kemudian menjadi perhatian pemerintah, lembaga non pemerintah, polisi serta masyarakat. 

Lembaga kepolisian mulai melakukan penggerebekan para penimbun masker. Penggerebekan pertama dilakukan di daerah Tanjung Duren, Jakarta Pusat. Saat itu, polisi menyita 358 boks saat mengamankan salah satu mahasiswi yang menjual masker ke media sosial seperti Instagram dan WhatsApp. Satu boks dijual seharga Rp 300.000,- sampai Rp 350.000,-. Kepada polisi, tersangka hanya mengaku mengambil untung sebesar Rp 10.000,- saja setiap penjualan satu boks masker. Tidak hanya itu, polisi juga menemukan oknum-oknum penimbus masker di Tangerang, dimana polisi menyita barang bukti hampir 600.000 masker dengan berbagai merek. 

Tidak hanya masker, hand sanitizer ikut menjadi langka. Pasalnya, hand sanitizer sangat berguna dan terpakai untuk membunuh virus yang menempel di tangan. Awal virus Corona bermunculan di Indonesia juga menyebabkan adanya penimbunan dari oknum-oknum jahil dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Karena kebutuhan bahan pokok seperti pangan menyebabkan masyarakat berbondong-bondong untuk memborong stok makanan yang ada di pusat perbelanjaan agar menghindari aktivitas diluar. Beruntungnya, setelah lepas dari krisis-krisis yang terjadi saat itu, harga masker, handsanitizer, dan bahan baku pun bisa kembali normal seperti biasanya. Walaupun virus Covid-19 belum bisa dinyatakan 100% punah, namun kita sudah mulai bisa hidup berdampingan dengan adanya virus ini. Dan tentunya sudah mulai terbiasa dengan adanya aturan-aturan dan protokol yang harus dilaksanakan.

Sumber :

Kaleidoskop 2020: Krisis Masker di Awal Pandemi Covid-19 hingga Aksi Panic Buying Halaman all - Kompas.com

Awal Corona Masuk Indonesia dan Kilas Balik 2 Tahun Lalu (detik.com)

2 Agree 1 opinion
0 Disagree 0 opinions
2
0
profile picture

Written By lidya_margaretha

This statement referred from