Berlari Menuju Akhir Pandemi: Siapkah Kita?

profile picture _bagasfr

Telah dua tahun lebih lamanya umur virus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dunia sempat dikejutkan dengan munculnya COVID-19 yang merajalela kala itu. Adanya COVID-19 menimbulkan guncangan hebat pada seluruh aspek kehidupan. Dampaknya pun sangat dirasakan oleh warga dunia.

COVID-19 menimbulkan banyak dampak kepada warga dunia. Dampak tersebut dirasakan mulai dari segi kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainnya. Contohnya dalam segi sosial, COVID-19 berdampak pada terhambatnya kegiatan aktivitas sosial masyarakat dunia. 

Dalam konteks Indonesia, pandemi COVID-19 mengakibatkan pemerintah harus mengeluarkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial dalam masyarakat. Tentu hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 agar tidak semakin meluas.

Pemerintah juga selalu berupaya mengampanyekan  penerapan kebijakan protokol kesehatan. Pemerintah terus mewajibkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Pemerintah juga tak henti-hentinya memberikan himbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup sehat guna menekan angka penularan COVID-19

Saat ini, cerita akhir pandemi COVID-19 seakan telah berada di pelupuk mata. Seolah dunia sedang berlari menuju garis finis pandemi. Akhir pandemi yang akan datang menimbulkan pertanyaan tersendiri kepada masyarakat dunia.

“Apakah dunia siap menyambut berakhirnya masa pandemi COVID-19? Siapkah masyarakat menjalani aktivitas seperti sebelum munculnya pandemi? Siapkah masyarakat hidup berdampingan dengan virus COVID-19 yang tak lagi bergelarkan pandemi?”

Berakhirnya pandemi COVID-19 pasti dirasa baik dan dapat memutar balik kesengsaraan yang dialami warga dunia. Mereka pasti beranggapan bahwa kehidupan setelah akhir pandemi akan berjalan seperti sedia kala sebelum munculnya virus ini. Euforia berlebihan dapat dirasakan secara gamblang. Namun, selesainya masa pandemi COVID-19 tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat. Masa pandemi COVID-19 tentu harus dikenang untuk dijadikan pembelajaran bagi pemerintah dan masyarakat.

Siap dan Waspada

Melihat awal munculnya pandemi COVID-19 yang secara tiba-tiba membuat pemerintah kaget dan harus memutar otak untuk penanganan lebih lanjut. Namun sayang, virus COVID-19 kian menyebar dan dirasakan oleh seluruh masyarakat negeri ini.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa kala itu pemerintah dan masyarakat belum siap menghadapi munculnya wabah pandemi yang mendadak dan tiba-tiba. Parahnya lagi, banyak masyarakat yang sangat meremehkan munculnya COVID-19 seolah-olah mereka kebal terhadapnya. Bahkan sebagian masyarakat berasumsi bahwa COVID-19 ini tidak ada dan hanya permainan politik dunia belaka. 

Tak ingin mengulangi masa kelam itu maka wajib hukumnya untuk dijadikan pembelajaran di masa depan. Bila pandemi ini telah berakhir, pemerintah dan masyarakat tetap harus siap dan waspada akan datangnya pandemi pada masa mendatang. Kejadian seperti ini memang tak dapat diprediksi kemunculannya. Namun, kita dapat mempersiapkan diri apabila pandemi akan terulang kembali.

Waspada bukan berarti pesimis

Pola Hidup Sehat Masyarakat

Saat angka pasien COVID-19 menduduki puncak tertinggi, pemerintah berupaya untuk menggalakkan protokol kesehatan 3M. Pemerintah juga menghimbau penerapan pola hidup sehat untuk menekan angka COVID-19. Tujuan lainnya untuk menghindari terjangkitnya penyakit bawaan maupun penyakit lainnya yang akan berdampak pada penularan COVID-19.

Tak lama setelah terjadi penurunan angka COVID-19, pemerintah pun mulai mengesahkan kebijakan baru, yaitu New Normal. Pengesahan New Normal bukan berarti membebaskan aktivitas sosial masyarakat seperti sebelum pandemi, melainkan melonggarkan aktivitas sosial masyarakat namun tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Protokol kesehatan yang dimaksud yaitu 3M dan penerapan pola hidup sehat.

Tantangan pada berakhirnya status pandemi COVID-19 ialah tetap menerapkan 3M dan pola hidup sehat pada segala aktivitas masyarakat. Protokol kesehatan seharusnya tidak ditinggalkan menjadi artefak yang cukup dikenang begitu saja. Disiplin dalam penerapan protokol kesehatan tetap harus dibudayakan. Artinya perlu kesadaran dalam diri masyarakat untuk tetap menjaga penerapan protokol kesehatan walaupun sudah tidak diwajibkan.

Berakhirnya status pandemi COVID-19 bukan berarti berakhir pula penerapan 3M dan pola hidup sehatnya

Berakhirnya pandemi COVID-19 memang menjadi momentum yang dinantikan oleh banyak orang. Pergerakan cepat warga dunia menuju akhir pandemi COVID-19 kian dirasakan. Satu per satu kebijakan selama pandemi sudah tidak diwajibkan, namun bukan berarti harus ditinggalkan, melainkan perlu dibudayakan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Kewaspadaan pemerintah dan masyarakat akan datangnya pandemi kembali juga harus disiapkan. Waspada bukan berarti pesimis, melainkan mematangkan strategi agar siap-siaga akan datangnya pandemi kembali di kemudian hari.

13 Agree 6 opinions
0 Disagree 0 opinions
13
0
profile picture

Written By _bagasfr

This statement referred from