Lika liku era Covid-19
Covid-19, ketika mendengar itu rasanya ada banyak sekali cerita yang terkemas. Dimulai dengan wabah yang dianggap sepele oleh semua orang hingga berdampak besar pada psikis masyarakat.
Sebelum membahas menuju rana yang lebih dalam, mari membahas sejenak apa yang menjadi penyebab Covid-19.
Di penghujung tahun 2019. Tepatnya di Wuhan, China. Masyarakat disana terdampak wabah sebuah penyakit yang awalnya tidak teridentifikasi, mereka mengira bahwa itu hanya sakit umum yang bisa dialami semua orang. Seperti batuk, pilek, pusing, mual, sesak dan sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu mereka semakin menyadari bahwa tidak hanya beberapa orang yang mengalaminya, namun ada banyak sekali yang menderita sakit (umum) tersebut. Mereka mulai mencari penyebab semua orang menderita sakit yang sama ini setelah ada sebagian orang yang tewas karena penyakit tiba-tiba ini.
Ketika dunia dibuat gempar dengan virus Corona atau pandemi COVID-19, dokter dari China ini disebut-sebut sudah sejak lama menyimpan ketakutan atas virus yang merebak ini. Dr Zhang Jixian (54) adalah sosok yang diklaim melaporkan pertama kali soal patogen ini kepada pemerintah.
Sampai akhirnya pada 7 Januari 2020, China mendeklarasikan penemuan virus tersebut yang digolongkan sebagai family dari virus Corona, yang mana termasuk SARS dan MERS. (dikutip dari detikInet. 2020)
Virus Corona atau disebut juga sebagai Covid-19 mulai menjalar hingga ke Indonesia. Masyarakat Indonesia pun tak kalah gempar dengan Masyarakat Wuhan. Bagaimana tidak, virus ini sangat berbahaya hingga merenggut beberapa jiwa. Mereka mulai ketakutan dan mulai mentaati peraturan pemerintah yakni protokol kesehatan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak)
Karena ketakutan inilah psikis mereka menjadi terganggu, ada sebagian orang yang mengalami parnoid terhadap sentuhan, dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Akhirnya, Pemerintah menghimbau agar semua warga tetap dirumah saja dan yang menjadi tulang punggung (bekerja) terpaksa menjadi WFH (work for home). Namun, hal ini berdampak besar terhadap para buruh pabrik yang hanya bisa bekerja di tempat. Mereka kebingungan, penghasilan satu-satunya untuk menyambung hidup keluarganya sekarang terputus karena wabah ini.
Akibat wabah Covid-19 ini, perekonomian negara juga ikut terguncang. Perusahaan-perusahan kecil hingga besar sebagian terpaksa gulung tikar karena tidak mampu membayar karyawan karena bangkrut total. Akhirnya, para karyawan terpaksa di PHK besar-besaran dan di liburkan hingga kondisi yang memungkinkan.
Bulan-bulan pertama masih stabil karena pasokan sembako dan bantuan sosial dari pemerintah tersalurkan secara merata, hingga lambat laun bansos mulai macet karena adanya miss communication antara pemerintah dengan penyambung lidah rakyat.