Test Antigen atau PCR? Manakah yang Berhak Menempati Gold Standar ?

profile picture maidah_walida

Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 Pemerintah menerapkan 3T (Testing/Pemeriksaan dini, Tracing/Pelacakan, dan Treatment/Pengobatan).  Pemeriksaan dini yang terdiri dari (Rapid Test, Swab Antigen, dan PCR) menjadi langkah awal bagi pemerintah dan tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko paparan Covid-19 yang semakin luas. Ketiga tes pendeteksi infeksi virus corona tersebut memiliki prosedur dan keefektifan yang berbeda.

Diantara ketiga tes yang dipercayai untuk mendeteksi keberadaan infeksi virus corona tersebut Swab Antigen dan PCR adalah yang paling efektif dan akurat hasilnya. Swab Antigen dilakukan dengan mengambil sampel cairan lendir pada hidung atau  tenggorokan, alat yg digunakan mirip cotton, bulu-bulu halus yang akan menyeka cairan lendir pada lubang hidung atau tenggorokan, setelah sampel lendir didapatkan alat itu akan dimasukkan ke dalam tabung plastik  dan ditutup rapat lalu dibawa ke laboratorium  untuk diteliti. Hasil tes Swab Antigen dinyatakan positif jika DNA/RNA dari lendir itu sesuai atau cocok dengan replika dari DNA virus covid 19, jika tidak sesuai maka dinyatakan negatif, keakuratan hasil test Swab Antigen lebih tinggi daripada Rapid Test Antibodi.

Sedangkan, PCR (Polymerase Chain Reaction) diakui menghasilkan hasil tes yg akurat. Menggunakan cairan lendir di hidung dan tenggorokan, bedanya metode PCR ini menggunakan dua lendir sekaligus, yakni bagian nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan) dan orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan). Cara kerja metode PCR dengan membandingkan materi  genetik sampel pada pasien dengan materi genetik pd virus covid 19, setelah sampel lendir didapatkan sampel ini kemudian akan diuji dengan metode PCR (yakni amplifikasi atau perbanyakan  DNA dan RNA virus). Untuk hasil tes PCR membutuhkan waktu yg cukup lama sekitar 1 hingga 7 hari. Hasil tes ini menunjukan positif atau negatif dan biaya tes nya paling tinggi, sekitar 900 ribu rupiah. Tes PCR dianggap yang paling akurat dibanding tes lainnya, sedangkan rapid test antigen nilai akurasinya dibawah  sedikit tes PCR, sedangkan rapid test antibodi nilai akurasinya yang paling rendah.

Jadi,  untuk memastikan seseorang  terpapar virus Covid-19 bisa dilakukan tes PCR,  sedangkan rapid test antigen  hanya dilakukan untuk  pendeteksian awal atau screening. Oleh karena itu tes PCR dijadikan sebagai Gold Standard yang paling efektif untuk mendeteksi resiko terpapar Covid-19. ’’PCR bisa dikatakan sebagai Gold Standard yang terbaik untuk mendeteksi Covid-19, pasien yang dirawat sudah tidak ada keluhan, kalau di tes PCR masih bisa positif karena walau virus hancur dan berkeping-keping masih ada bagian atas virus yang terdeteksi’’, kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban dalam acara Anda Bertanya, IDI menjawab di Youtube Kemkominfo RI yang diikuti dari Jakarta, Jumat malam. ‘’Antigen bagus sekali tapi masih kalah dengan PCR,’’ katanya.

Namun, disarankan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan tes pendeteksi virus corona, agar mempertimbangkan tes yang dipilih sesuai dengan keadaan individu dan juga lingkunganya, baik dari segi zona lingkunganya ataupun keuangan, mengingat biaya tes covid-19 ada yang murah dan ada juga yang lumayan merogoh kantong. Jika keuangan anda tidak mencukupi anda bisa memilih swab antigen karena relatif murah dan memberikan hasil dalam waktu sekitar 15 menit. Namun, jika ekonomi anda cukup baik dan anda benar-benar membutuhkan hasil tes yang akurat anda bisa memilih tes PCR, tes ini terbilang lumayan mahal mencapai hingga ratusan ribu, jika ingin melakukan tes PCR disarankan bahwa anda telah menunjukan gejala COVID-19 dan pernah melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19, waktu terbaik untuk melakukan tes PCR adalah 5-7 hari setelah terjadi paparan.

Sebagai warganegara yang baik kita harus bijak dalam memutuskan langkah-langkah kita dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona. Oleh karena itu, mari kita menjaga pola hidup yang baik dan juga lingkungan yang sehat serta mengikuti protokol kesehatan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati!.

5 Agree 2 opinions
1 Disagree 1 opinion
5
1
profile picture

Written By maidah_walida

This statement referred from