Media Menyebabkan Masyarakat Skeptis Akan Vaksinasi. Bagaimana Bisa?

profile picture Cannaditya

Semenjak merebaknya pandemi Covid-19 2020 lalu, seluruh sektor yang ada di dunia ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Mulai dari sektor pendidikan, sektor pertanian, sektor industri, hingga sektor perekonomian lainnya mengalami kemunduran yang drastis. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat di seluruh dunia. Mulai dari diberhentikan kegiatan belajar mengajar, ditutupnya kantor-kantor yang menyebabkan seluruh karyawan diharuskan bekerja di rumah, dan bahkan pemberhentian tenaga kerja. Namun demikian, yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan adalah beredarnya berita-berita simpang siur yang menjadikan masyarakat skeptis terhadap kehadiran vaksin pencegah Covid-19.

Dikutip dari situs kuburayab.go.id dikatakan oleh Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo bahwasanya kedatangan vaksin merupakan harapan baru dalam menangani kasus pandemi yang semakin meningkat. Meski begitu ia pun tidak memungkiri bahwasanya kedatangan vaksin ini mendapat respon beragam di masyarakat. Dirinya menilai bahwa terjadinya perbedaan tersebut disinyalir terjadi akibat disinformasi yang masyarakat terima. Lantas apa saja sih berita-berita yang menyebabkan hilangnya kepercayaan beberapa masyarakat tentang program vaksinasi ini? Mari kita simak

Dikutip dari beberapa media massa, ternyata banyak sekali beredar informasi-informasi palsu mengenai vaksinasi ini, bahkan banyak berita yang beredar tanpa tahu dari mana asal muasalnya yang membuat masyarakat yang notabenenya percaya-percaya saja akan hal itu menyebarkannya begitu saja tanpa meneliti apakah ini berita benar atau salah. Berikut disajikan beberapa berita palsu yang sempat beredar.

1. Banyaknya Korban Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19
Warga dihebohkan dengan beredarnya berita mengenai banyak pasien meninggal akibat vaksinasi. Dalam postingan tersebut, dikatakan bahwa akun penyebar memiliki informasi yang valid mengenai kasus ini. Dilansir dari kompas.com  Berita ini lantas dibantah oleh Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari. Ia mengatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar alias hoaks. Karena hingga saat ini tidak ada yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19. Lebih lanjut Hindra menjelaskan jika di kemudian hari ada yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19, maka pihaknya akan langsung mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan vaksinasi, tetapi sampai sekarang ini masih merekomendasikan dan menyatakan vaksin Covid-19 aman. Selain itu Hindra juga menegaskan, vaksin Covid-19 tidak memiliki efek samping yang berbahaya. Pasalnya, vaksin Covid-19 Sinovac yang digunakan Indonesia berisi virus mati (inactivated).
2. Vaksin Covid-19 Merupakan Akal-akalan Elite Global?
Banyak beredar di masyarakat bahwasanya vaksinasi adalah cara elite global dalam mencari data serta mengendalikan manusia di muka bumi. Berita ini berbunyi bahwa setiap cairan vaksin telah disisipkan chip yang dapat mengambil seluruh informasi serta dapat mengendalikan seluruh kehidupan manusia agar mudah dikontrol. Entah bagaimana berita ini bisa tersebar. Namun, setelah ditelusuri berita ini adalah disinformasi. Pasalnya, setiap vaksin yang beredar telah melalui uji klinis dan percobaan agar vaksin layak untuk diedarkan ke masyarakat umum. Disampingnya tidak terdapat bukti konkret yang mengatakan bahwa vaksin ini akan memiliki chip.
3. Vaksin Covid-19 Memicu Terjadinya Gagal Ginjal Terhadap Anak-anak
Dilansir dari m.antaranews.com, Menurut Kemenkes, kasus gagal ginjal yang ditemukan pada balita usia enam bulan hingga 18 tahun ini sudah berlangsung sejak Januari 2022. 
Hanya saja, jumlah penderita kerusakan fungsi ginjal pada anak ini disebut makin meningkat sejak Agustus 2022.
Di tengah gempuran informasi tentang masalah kesehatan itu, muncul sebuah narasi yang menyebutkan bahwa gagal ginjal akut ini disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Berita ini kemudian ditanggapi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia berkata bahwa gangguan pada ginjal tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19, melainkan terjadi akibat adanya tiga zat kimia berbahaya yang terdapat dalam obat sirop yang dikonsumsi anak-anak. Tiga zat tersebut yaitu, ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether. Ia kemudian menjelaskan bahwa tiga zat tersebut tidak seharusnya ada dalam obat sirop tersebut.

Demikian tiga berita yang menyebabkan terjadinya kericuhan diantara masyarakat. Sebagai seorang pengguna sosial media, sudah sepatutnya kita menyaring setiap informasi yang beredar. Karena dewasa ini banyak sekali informasi palsu yang menyebabkan terjadinya kekacauan. Media massa memiliki peran penting dalam kasus ini. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak sekali media yang membuat berita tak masuk akal. Kurangnya minat baca masyarakat juga menjadi salah satu penyebab simpang siurnya berita. Pasti akan ada saja beberapa oknum yang hanya 'mengutip' sepenggal berita tanpa dilihat lebih jauh fakta yang sebenarnya.  Media yang seharusnya menjadi pusat dari informasi malah menjadi pusat dari segala kekisruhan yang terjadi. Ini sangat fatal apalagi jika berita tersebar ke tangan orang tua yang gagap teknologi. Kalo terus begini siapa yang akan disalahkan? Ujung-ujungnya pasti pemerintah yang dijadikan tumbal. So, jadilah manusia yang bijak dalam bermedia sosial dengan tidak menelan berita secara mentah.

Sumber:

https://www.kominfo.go.id/content/detail/33140/hoaks-banyak-data-orang-meninggal-karena-vaksin-covid-19/0/laporan_isu_hoaks

https://www.kominfo.go.id/content/detail/33140/hoaks-banyak-data-orang-meninggal-karena-vaksin-covid-19/0/laporan_isu_hoaks

https://www.kominfo.go.id/content/detail/33140/hoaks-banyak-data-orang-meninggal-karena-vaksin-covid-19/0/laporan_isu_hoaks

https://kuburayakab.go.id/seputar-kuburaya/berita/pro-kontra-program-vaksinasi-covid-19-wabup-sujiwo-ajak-masyarakat-pahami-bersama

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/06/151100065/-hoaks-banyak-data-orang-meninggal-karena-vaksin-covid-19?page=2

4 Agree 1 opinion
0 Disagree 0 opinions
4
0
profile picture

Written By Cannaditya

This statement referred from