LUNTURNYA IDENTITAS NASIONAL DI ERA MILENIAL
Karya Marisa Lutfiana Azmi_Ilkom_UTY
Identitas merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri sejak kita lahir, dan persepsi orang lain pada diri kita. Identitas juga akan semakin bertambah atau tumbuh tergantung pada situasi dan selama kita hidup didunia sebagaimana mestinya. Ada beberapa jenis identitas, diantaranya identitas keluarga, dimana didalamnya terdapat banyak data (identitas) tentang latar belakang diri kita. Ada pun indentitas lainnya seperti identitas individu, keagamaan, kelompok, gender, Nasional dan lain sebagainya.
Berbicara tentang identitas Nasional, setiap negara pasti memiliki identitas termasuk negara Indonesia. Lantas, apa itu identitas Nasional? Identitas Nasional adalah simbol atau ciri khas yang dimiliki suatu negara untuk membedakan negara tersebut dengan negara lainnya. Identitas ini sangatlah penting, jika suatu negara tidak memiliki identitas, maka apa yang akan terjadi? Negara tersebut akan dikuasai oleh negara lain dan mudah hancur.
Lalu apa yang terjadi dengan identitas nasional di Indonesia? Berjalannya waktu, identitas di Indonesia mulai luntur. Banyak anak muda di era milenial ini yang tidak mengetahui budaya – budaya di indonesia dan enggan untuk mengetahuinya. Mereka lebih tertarik dengan budaya – budaya luar negeri ketimbang budaya sendiri. Lebih hafal dan lebih menghayati lagu - lagu barat ketimbang lagu Nasional. Bahkan dalam perbedaan budaya di Indonesia pun banyak masyarakat yang tidak menghargai dan menghormati perbedaan yang dimiliki setiap budaya dan suku. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara dengan beragam budaya.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo (2022) mengatakan, misalnya ternyata tidak sedikit generasi muda yang justru lebih hafal dan menghayati lagu-lagu K-Pop atau lagu-lagu pop Barat, dibandingkan lagu-lagu nasional. Begitu pula dalam cara berpakaian, Gaya hidup, bersikap dan bertingkah laku, ada kecenderungan menjadikan budaya asing sebagai kiblat. Kita memang tidak boleh anti terhadap budaya dan peradaban asing, tapi juga harus selektif memilih yang positif dan kita juga tidak ingin, kemajuan teknologi dan modernitas peradaban dicapai dengan mengorbankan nilai-nilai luhur, jati diri, dan budaya bangsa (DetikNews.com 2022).
Kita juga tidak ingin, generasi muda menjadi lost generation, generasi yang linglung, generasi yang tercerabut dari akar budayanya sendiri.
Namun, akan kesadaran tentang pentingnya persatuan di Indonesia masih menjadi problem hingga saat ini. Sesuai isi pancasila ke 3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia” hanyalah sebuah kalimat. Walaupun didalamnya terkandung banyak nilai – nilai yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Bagaimana mereka menerapkan nilai – nilai pancasila yang terkandung didalamnya? Bahkan ketika ditanya akan isi teks pancasila, mungkin gelengan kepala yang akan banyak kita temui dan kata – kata “sudah lupa“ yang akan kita dengar. Padahal pancasila merupakan dasar negara, dimana itu merupakan salah satu identitas Indonesia.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi (2020) mengatakan bahwa mereka terputus dari dua sisi, yakni dari penanaman Pancasila-nya terputus, sementara kita yang orang tua ini terputus dimensi milenial terutama digital teknologi (KOMPAS.com 2020).
Jika masyarakat di Indonesia masih menganggap remeh akan pentingnya identitas Nasional, maka persatuan dan kemakmuran akan terasa sulit kita dapatkan. Yang kita dapatkan dan rasakan hanyalah perpecahan, dan kesengsaraan. Agar terhindar dari hal itu,kita harus menemukan kembali identitas nasional yang telah lama kita miliki, sebelum identitas Nasional kita benar-benar hilang.
Lalu apa saja upaya-upaya yang harus kita lakukan untuk menemukan kembali identitas nasional itu sendiri? yang pertama, menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila kita akan menjadi lebih menghargai dan menghormati sesama, karena pada hakekatnya kita itu satu. Kedua, mencintai, menjaga, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Ketiga, peran orang tua pun sangatlah penting pagi generasi penerus bangsa. Orang tua memiliki kewajiban untuk memperkenalkan budaya-budaya yang dimiliki, karena anak-anak zaman sekarang sedikit mengetahui budaya-budaya yang dimiliki Indonesia, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui budaya-budaya luar negeri. Memberikan contoh yang baik terhadap anak- anak untuk selalu mencintai dan melestarikan budaya di Indonesia.Yang keempat, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, menghindari adanya pencampuradukkan Bahasa asing.
Setelah kita mengetahui upaya-upaya agar kita dapat menemukan kembali identitas Nasional, kita harus berjuang bersama untuk mempertahankan identitas Nasional kita. Dengan cara, mengimplementasikan upaya-upaya yang telah disebutkan diatas. Karena untuk mewujudkan itu semua, kita sebagai masyarakat Indonesia harus ikut serta mengambil andil dan optimis.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo (2022) Menjelaskan bahwa pada periode ini, generasi muda mempunyai peran penting baik sebagai agen perubahan, kontrol sosial, kekuatan moral, penjaga dan pelestari nilai kebangsaan, maupun generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional. Singkatnya, generasi muda adalah faktor kunci yang akan menentukan seperti apa wajah Indonesia di masa depan (DetikNews.com 2022).
Daftar Pustaka
DetikNews.com.(2022, Januari).Bamsoet Sebut Generasi Muda Kunci Penentu Masa Depan Bangsa.https://news.detik.com/berita/d-5914062/bamsoet-sebut-generasi-muda-kunci-penentu-masa-depan-bangsa
KOMPAS.com.(2020, Febuari).BPIP Nilai Generasi Milenial Terputus dari Penanaman Pancasila.https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/02/17/15403231/bpip-nilai-generasi-milenial-terputus-dari-penanaman-pancasila