Mengapa Vaksin Covid19 Bisa Memakan Korban Jiwa?

profile picture withoutgarden

Sejak tahun 2020 lalu, seluruh dunia digemparkan dengan kedatangan virus baru yang sangat menular bernama Covid-19 yang cukup banyak memakan korban jiwa. Kepanikan melanda seluruh dunia, sampai akhirnya para insan cerdas di dunia berhasil menciptakan vaksin Covid-19, yang dimana seharusnya bisa mengurangi presentase paparan virus serta meredakan kepanikan masyarakat dunia. Namun terciptanya vaksin ini justru menuai pro dan kontra dalam masyarakat dan membuat dunia semakin gaduh. Maka saya sebagai tim kontra terhadap adanya resiko yang dialami penerima vaksin Covid-19 akan menjelaskan terlebih dahulu tentang jenis vaksin dan mekanismenya dalam tubuh.

Dilansir dari bblksurabaya.id, diketahui bahwa ada beberapa jenis vaksin yaitu: 1) Vaksin dengan menggunakan virus yang telah dilemahkan, 2) Vaksin dengan menggunakan salah satu bagian virus yang dapat memicu imunitas tubuh, dan 3) Vaksin dengan menggunakan virus utuh yang dinonaktifkan. Sedangkan vaksin Covid-19 bermacam-macam dan berbeda-beda pula jenis vaksinnya. Contohnya vaksin Sinovac yang berjenis vaksin dengan menggunakan virus yang dinonaktifkan, vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna yang berjenis vaksin dengan menggunakan salah satu bagian virus yang dapat memicu imunitas tubuh. 

Cara kerja vaksin Covid-19 terhadap tubuh ialah pertama-tama vaksin yang berisi virus “jinak” dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan. Karena virus yang dimasukkan telah jinak, sistem imun tubuh dapat dengan mudah merombak virus tersebut. Dalam sistem imun manusia sendiri, terdapat sel T dan sel B yang akan mempelajari serta membuat antibodi dari virus yang telah masuk melalui vaksin tersebut, sehingga ketika virus Covid-19 yang asli masuk ke dalam tubuh, sistem imun sudah memiliki antibodi yang tepat untuk melawannya. 

Kemudian mengapa tidak sedikit orang yang mengalami keluhan bahkan beberapa diisukan meninggal tidak lama setelah divaksin Covid-19?

Perlu diketahui bahwa vaksin sejatinya adalah virus itu sendiri, meskipun telah dirancang sedemikian rupa agar menjadi tidak berbahaya bagi tubuh. Karena itu, respon tubuh terhadap vaksin bisa jadi akan serupa ketika tubuh terserang virus. Ada pula beberapa indikasi yang patut diperhatikan agar seseorang tidak beresiko ketika divaksin  yaitu seperti, faktor usia yang terlalu muda atau terlalu tua, sistem imun yang sedang lemah atau sakit, dan juga adanya alergi terhadap beberapa kandungan lain dalam vaksin. 

Pada dasarnya, ketiga indikasi yang dapat menyebabkan resiko terhadap seseorang yang divaksin bergantung pada hasil skrining kesehatan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang divaksin. Skrining kesehatan bisa dilakukan secara manual maupun digital. Pada skrining kesehatan, seseorang yang ingin divaksin akan diberi pertanyaan mengenai umur, riwayat penyakit, apakah mempunya alergi obat-obat tertentu, dan beberapa pertanyaan semacamnya yang mana skrining tersebut diisi sendiri oleh seseorang yang ingin divaksin. Namun, hal ini mungkin banyak disepelekan atau tidak diisi dengan jujur karena seseorang tersebut hanya membutuhkan sertifikat vaksin demi kelancaran administrasinya saja atau karena minimnya literasi seseorang tersebut. Hal ini tentu membuat vaksin menjadi beresiko terhadap kesehatan seseorang tersebut. 

Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa vaksin Covid-19 tidak dapat beresiko terhadap seseorang secara langsung. Namun, seseorang yang berusia terlalu muda atau terlalu tua, mempunyai alergi tertentu terhadap kandungan dalam vaksin, dan juga kesehatan seseorang saat akan divaksin menjadi poin yang harus diperhatikan agar vaksin Covid-19 dapat berjalan sesuai fungsinya dan tidak beresiko. Oleh karena itu, mari lakukan skrining kesehatan secara baik, benar, dan sejujur-jujurnya sebelum melakukan vaksin demi keamanan diri sendiri. 

3 Agree 3 opinions
0 Disagree 0 opinions
3
0
profile picture

Written By withoutgarden

This statement referred from