Vaksin COVID-19: Penyelamat atau Sebaliknya
Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Tidak ada orang yang menginginkan hal buruk terjadi pada dirinya, seperti jatuh sakit. Tempo hari dunia dihebohkan dengan sebuah virus yaitu COVID-19 yang merupakan family Coronaviridae dan sampai sekarang kita juga belum bebas dari keberadaan virus tersebut.
Semua orang berusaha menjaga dirinya agar tidak terkena penyakit, terutama sekarang-sekarang ini yang paling ditakuti adalah COVID-19. Dimanapun kita berada, terdapat protokol kesehatan yang harus dipenuhi untuk mencegah penyebaran virus yang membahayakan kesehatan.
Salah satu upaya untuk mengurangi resiko penularan virus adalah dengan vaksin. Vaksin merupakan antigen yang sudah dilemahkan dan berfungsi untuk membentuk antibodi terhadap virus tersebut, sehingga tubuh kita tidak kaget saat ada virus yang masuk ke tubuh kita. https://www.biofarma.co.id/id/researcher/detail/vaksin
Vaksin pertama kali ditemukan pada tahun 1796 dan digunakan untuk mencegah penyakit cacar yang pada saat itu sangat mematikan dan uji cobanya dilakukan kepada anak 8 tahun. https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/sejarah-vaksin-imunisasi/ Kita juga pasti sudah tidak asing dengan vaksin, namun mungkin baru teringat lagi sekarang karena pandemi COVID-19.
Gejolak COVID-19 membuat semua orang takut, banyak orang depresi sejak pandemi COVID-19 bahkan data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa tingkat depresi dan kecemasan meningkat hingga 25% sejak pandemi COVID-19. https://amari.itb.ac.id/pandemi-bukan-hanya-tentang-sakit-fisik-serangan-mental-dari-pandemi-covid-19/ Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai macam ketakutan yang dialami oleh hampir semua orang, seperti takut kehilangan pekerjaan, takut terpapar COVID-19, atau bahkan takut meninggal dunia.
Seperti kalimat di awal, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Disinilah vaksin berperan untuk menciptakan antibodi terhadap COVID-19 tersebut agar ketika kita terpapar COVID-19, tubuh kita memiliki cukup kekebalan dan tidak kaget karena sebelumnya kita sudah divaksin.
Anjuran untuk vaksin memang digaung-gaungkan oleh pemerintah, dalam hal ini kita bisa melihat bahwa vaksinasi menjadi syarat penting sekarang ini, seperti pada saat kita ingin kemana saja dan bahkan pada saat ingin melamar kerja kemungkinan besar kita akan dimintai keterangan vaksinasi. Kabar baiknya, sejauh ini tidak ada sanksi apapun ketika kita menolak vaksin, namun apa yang terjadi kalau kita tidak divaksin?
- Sulit berpergian kemana-mana
Resiko ini jarang disinggung oleh banyak pihak, padahal ini lumayan merugikan apabila kamu menolak vaksin tetapi hobi jalan-jalan. Kita mengenal aplikasi peduli lindungi yang dapat mendeteksi diri kita apakah kita sudah melakukan vaksinasi atau belum, dan data tersebut muncul ketika kita melakukan scan barcode pada saat ingin masuk ke fasilitas umum yang notabene hampir semuanya menyediakan barcode di pintu masuk.
Kamu yang memang tidak bisa melakukan vaksinasi karena alasan tertentu misalnya mempunyai riwayat penyakit, tentu saja bisa menunjukan surat keterangan dokter dan terbebas dari resiko yang satu ini.
- Mengalami gejala covid yang lebih berat
Pada saat kita divaksin, bukan berarti kita akan terbebas 100% dari virus. Hal semacam ini membuat banyak orang salah informasi mengenai fungsi vaksin dimana mereka beranggapan bahwa vaksin membuat mereka tidak akan terkena COVID-19 selamanya.
Vaksin berperan dengan menciptakan antibodi yang nantinya akan dikenali oleh tubuh sebagai bagian dari virus, sehingga ketika kita terpapar virus, tubuh kita memiliki kekebalan sehingga tidak mengalami sakit parah.
Perlu diketahui juga bahwa tubuh manusia pada dasarnya sudah memiliki sistem imun yang merupakan kemampuan untuk melindungi tubuh seperti dari virus yang masuk dan menyebabkan sakit. Akan tetapi, imun yang dimiliki oleh tiap orang tentu tidak sama dan kemudian inilah yang menyebabkan tiap orang dapat mengalami gejala yang berbeda ketika terkena suatu penyakit, seperti COVID-19.
Oleh sebab itu, vaksin dibutuhkan untuk menjaga agar tubuh kita memiliki daya tahan yang kuat agar ketika kita terpapar covid, gejala yang dialami tidak parah. Hal ini dibuktikan oleh studi dari CDC Amerika Serikat yang menyatakan bahwa orang yang tidak divaksin berpeluang 10 kali lebih besar untuk dirawat inap di rumah sakit karena terpapar COVID-19. https://hellosehat.com/infeksi/covid19/risiko-tidak-vaksin-covid/?amp=1
Keputusan untuk melakukan vaksinasi atau tidak adalah hak setiap orang, tentunya tidak ada paksaan berlebih bagi mereka yang memang menolak vaksinasi. Ditambah ada banyak sekali berita gonjang-ganjing mengenai vaksin yang mungkin membuat masyarakat resah dan takut akan akibat vaksinasi, disinilah pemerintah harus berperan sebagai pihak yang harus meyakinkan masyarakat kalau memang vaksin berperan penting dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu sudah vaksin?