Akibat banyaknya pelaku perjalanan luar negeri, kasus Omicron melonjak.

profile picture astarisalwa

Belakangan ini Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus positif covid-19 bersamaan dengan masuknya virus varian baru yaitu omicron.

Kini, Indonesia memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 ini akibat dari munculnya varian Omicron yang masih mengalami lonjakan kasus setiap hari.

Dikutip dari laman okezone, menurut kepala dinas kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan bahwa mayoritas pasien yang terpapar Omicron pernah melakukan perjalanan luar negeri.

Sebelum varian omicron masuk ke Indonesia, di Negara-negara Eropa dan Amerika sudah lebih dulu masuk dan mengalami peningkatan kasus termasuk di negara Turki, dimana banyak wisatawan indonesia yang pergi kesana. Dampak dari pelaku perjalanan luar negeri ini membawa masuk virus varian omicron bahkan mayoritas berasal dari wisatawan yang kembali dari Turki.

Banyak yang memilih untuk berlibur ke Turki karena pemerintah Turki telah memberi kemudahan bagi turis Indonesia berupa bebas visa, hal ini tentu membuat turki menjadi pilihan turis Indonesia untuk berlibur keluar negeri karena tidak harus mengurus visa. Selain itu harga yang ditawarkan oleh agen perjalanan relatif murah bagi masyarakat yang ekonomi nya tidak terdampak pandemi covid-19. Turki juga menawarkan beragam aktivitas wisata, di antaranya menaiki balon udara di Cappadocia, melihat flamingo di Danau Garam, berkemah, dan tidur di dalam gua.

Karna tawaran berlibur seperti ini membuat beberapa orang tertarik dan memutuskan untuk melakukan perjalanan luar negeri ditengah pandemi covid-19 yang belum usai. Dengan dalih ingin refreshing tetapi tidak memikirkan orang-orang disekitarnya.

Tidak mau ketinggalan artis ibukota pun banyak yang melakukan perjalanan luar negeri untuk berlibur disaat pandemi. Salah satunya keluarga anang dan ashanty yang pergi ke Turki untuk berlibur bersama keluarga besarnya tetapi ketika mereka pulang ke Indonesia saat melakukan karantina, satu orang dinyatakan positif omicron yaitu ashanty yang dulu juga sempat positif covid dan ia juga memiliki autoimun.

Karna hal tersebut berita pun langsung tersebar dan menjadi momok bagi masyarakat kala itu. Netizen beranggapan bahwa tidaklah bijak melakukan perjalanan ke luar negeri apalagi berlibur ditengah maraknya kasus omicron di Eropa dan ashanty juga memiliki penyakit bawaan. Tidak sedikit pula yang marah karna sebelumnya angka positif covid di Indonesia rendah tetapi saat banyaknya pelaku perjalanan luar negeri membuat angka positif naik bersamaan dengan masuknya varian omicron.

Kalau sudah seperti ini yang kena dampaknya adalah masyarakat menengah kebawah, khawatir akan covid-19 melonjak lagi dan mengakibatkan perekonomian menjadi tidak stabil, aktifitas perkantoran kembali work from home(WFH), bahkan kegiatan pembelajaran tatap muka terpaksa dihentikan lagi karna adanya kasus positif di sekolah. Namun bagi mereka yang memiliki perekonomian keatas mungkin tidak akan khawatir dengan hal ini.

Karena hal tersebut pemerintah pun tak luput dari perhatian netizen karena dinilai lambat saat kasus pertama omicron muncul. Penerbangan internasional masih dibuka dan tidak segera ditutup sementara, akibatnya bisa sampai kecolongan masuknya virus varian omicron yang dapat menyebar lebih cepat dibanding yang sebelumnya.

Masyarakat sudah sangat lelah dengan pandemi yang tidak kunjung usai, ditambah dengan adanya virus omicron membuat kegiatan diluar rumah kembali dibatasi.

Pelaku perjalanan luar negeri ini dianggap egois oleh masyarakat tetapi ada pula yang beranggapan bahwa, mereka yang berpergian dengan tujuan ingin berlibur itu beranggapan tidak merugikan siapapun, sepulang dari liburan mereka langsung melakukan karantina dan tidak melanggar aturan apapun.

Hal seperti ini tentu menuai pro kontra, tidak jarang jika ada yang berpergian luar negeri dan mereka dinyatakan positif, netizen tidak akan segan-segan untuk mengkritik nya dan membuat keributan di sosial media.

Saya rasa ini menjadi sebuah pembelajaran bagi semuanya, khusus nya bagi mereka yang melakukan perjalanan luar negeri untuk berlibur dan juga pemerintah agar hal seperti ini tidak terulang kembali karena masih banyak orang yang berusaha bangkit disaat pandemi seperti ini. Perekonomian belum stabil, anak-anak jenuh dengan pembelajaran online karena tidak hanya anaknya saja yang stress tetapi orang tua yang mendampingi nya juga merasakan hal sama, bahkan ada yang baru masuk sekolah atau kuliah belum pernah merasakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah juga harus bisa bekerja sama untuk membatasi penerbangan luar negeri dan melakukan tracing lebih banyak lagi.

Kalau sudah banyak kasus positif seperti ini, sepatutnya pemerintah dan masyarakat bekerjasama demi kebaikan bersama. Contoh sederhananya dengan mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Jangan sampai tindakan yang kita lakukan merugikan orang lain, jika tidak ada keadaan mendesak cukup tinggal dirumah dan tidak melakukan perjalanan luar negeri.

Kalaupun ingin berlibur, wisata domestik masih terbuka bahkan jauh lebih aman karna masih di negara sendiri. Sektor UMKM pun akan ikut terbantu jika memilih untuk berlibur di sektor pariwisata dalam negeri.

Oleh karena itu bijaklah dalam memutuskan sesuatu apakah itu baik atau tidak, terutama disaat pandemi seperti ini.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By astarisalwa

This statement referred from