Flat earth, Kesalahpahaman ilmu atau Konspirasi Mental? Apakah Al Quran mendukungnya?
Sejak dicetuskan pertama kali pada tahun 1849 oleh seorang penemu dan penulis, Samuel Rowbotham sampai sekarang )[2], kepercayaan bumi datar masih ada bahkan pengikutnya cenderung meningkat di seluruh dunia. Ide ini muncul karena keyakinannya terhadap kitab bahwa bumi berbentuk datar dan sebagai pusat alam semesta.
Terdengar aneh bagi kalangan yang memercayai bumi itu bulat. Bahkan sejak SD guru mengajarkan kepada kita bahwa bumi itu bulat. Bagaimana seseorang bisa percaya bumi ini datar di tengah kemajuan teknologi yang luar biasa. Bahkan flat-earther memiliki komunitas penelitian internasional yang didirikan Samuel Shenton pada tahun 1956 di United Kingdom[1]. Komunitas ini nyata adanya bahkan tidak main-main. Seorang rapper BoB bahkan menggalang dana untuk membuat dan mengirimkan satelit untuk mencari lengkungan dari bumi yang menunjukkan bumi itu datar[1]. Komunitas flat-earth ini juga sempat meminta FIFA untuk mengganti bentuk piala dunia dengan bentuk sesuai yang mereka yakini.
Kepercayaan ini ternyata juga sudah menyebar ke Indonesia. Berbagai macam kanal Youtube yang menjelaskan tentang bumi datar ini pun begitu meyakinkan dalam mengolah informasi. Apalagi kasus tahun lalu dalam ujian sekolah yang menampilkan susunan tata surya namun hanya bumi yang berbentuk datar memicu perdebatan di Indonesia[2] Sangat mengkhawatirkan bila keyakinan ini memengaruhi kalangan anak-anak muda. Informasi di media sosial bisa tersebar begitu cepat, bahkan kabar angin yang tidak ada penjelasan secara rinci kejadiannya bisa menjadi sebuah kebenaran karena kebiasaan masyarakat kita yang mudah sekali percaya informasi lintas media sosial tanpa sumber terpercaya.
Alasan Flat-earther Tetap Teguh pada Kepercayaan Mereka
Sebenarnya, teori ini bisa dengan mudah dipatahkan dengan keilmuan dan teknologi yang ada saat ini, tapi kenapa mereka tetap tidak percaya? Landrum mengatakan yang memengaruhi keyakinan ini semakin kuat adalah konspirasi mental, dimana orang tidak percaya pada otoritas atau instansi tertentu [1] seperti NASA. Flat-earther percaya bahwa NASA melakukan kebohongan publik seperti menerbangkan orang ke bulan. Atau mungkin ada hal atau kepentingan lain yang membuat mereka tidak percaya pada suatu instansi. Kebanyakan dari mereka percaya pada teori-teori konspirasi lain. Seperti Nasa berbohong atas manusia yang menginjakkan ke bulan.
Salah satu hal yang bisa jadi membuat pengikut flat earth ini bertambah adalah pertanyaan-pertanyaan dasar yang membuat masyarakat yang tidak pernah ke luar angkasa akan berpikir ulang mengenai bentuk bumi ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah bisa seseorang berdiri dengan kepala di bawah? Hujan itu turun ke bawah, jika berbentuk bulat berarti bumi bagian bawah mengalami sebaliknya? Pertanyaan-pertanyaan ini pasti sangat mudah dijawab oleh ahli fisika atau astronomi. Namun para flat-earther ini bisa jadi memiliki kemampuan berpikir rendah atau memiliki pendapat yang kaku, diluruskan bagaimanapun mereka akan tetap teguh pada keyakinan mereka.
Alasan lain yang membuat flat-earther iyalah keteguhan dalam meyakini agama mereka. Beberapa umat muslim bahkan sering menggunakan ayat-ayat al-quran dalam memperkuat argumen tentang bumi datar[3]. Ayat-ayat yang sering mereka kutip adalah QS Al Hijr:19; QS taha: 53; QS Qaf : 7. [3] Mereka menggunakan kata madadnahaa dengan arti menghamparkan yang dalam KBBI diartikan sebagai rata/panjang untuk mendukung bahwa bumi itu datar. Namun kaum yang percaya bumi bulat juga menggunakan dalil Alquran salah satunya surat Az Zumar ayat 5[3].
Al-Quran Mendukung atau Menolak Teori Bumi Datar?
Telah disebutkan sebelumnya bahwa flat-earther mengambil kata “Menghamparkan” untuk menyatakan bahwa bumi itu datar sesuai kamus besar Bahasa Indonesia. Seharusnya mereka menafsirkan kata ini bukan dengan KBBI karena dalam bahasa arab disebut sebagai ilmu tafsir. Hamparan Makna dasar kata bisatan, daha , firasyan, mihadan, sutihat, serta taha adalah luas, dan makna dasar kata madda adalah panjang. Kata-kata ini akan mengalami perubahan makna lagi bila disandingkan dengan kata yang berbeda [4].
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (QS Al Hijr: 19)
Pada Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H menfsirkan ayat di atas sebagai berikut:
19. “dan kami telah menghamparkan bumi” maksudnya kami melapangkan bumi sedemikian luasnya, supaya manusia dang bangsa binatang dapat menelusuri sampai penjuru penjurunya dan mengais rizki rizkinya dan tinggal disudut sudutnya. ”dan menjadikan padanya gunung gunung” yaitu gunung gunung yang besar yang menaga (keseimbangan) bumi dengan izin Allah (dari goncangan) agar memancangkan dan mengokohkannya sehingga tidak hancur “dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” yang bermanfaat lagi berharga, (sehingga) manusia dan tanah pasti membutuhkannya berupa pohon kurma, anggur, dan bermacam macam pohon dan beraneka ragam tanaman serta bahan tambang. [4]
Hampir semua tafsir mengatakan bahwa kata hampar, menghamparkan bermakna meluaskan terkait fungsi untuk manusia dan makhluk hidup lain agar bisa hidup di dunia [4]. Sehingga tidak dapat dijadikan dalil untuk mengatakan bahwa bumi itu datar.
Al-quran mendukung bahwa bumi itu bulat. Salah satu ayat yang dijadikan dalil ialah QS Az Zumar ayat 5 yang artinya:
Dia menutupkan/menggilirkan (takwrir) malam atas siang dan menutupkan/menggilirkan
siang atas malam” (Az-Zumar : 5).
Ulama berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari, misalnya melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola bergantian siang dan malam. Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk ulama terkenal dalam pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar pada cabang-cabang ilmu agama, mengatakan bahwabulan dan bintang-bintang tidak terbit dan tenggelam pada semua penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum terbit di barat [6].
Flat-earther mungkin tidak bisa menjelaskan mengenai terbit tenggelamnya bintang, kenapa ketika memasuki malam rasi bintang A yang terletak di timur namun akan berpindah ke barat ketika memasuki waktu subuh.
Dapat disimpulkam bahwa Al-quran mendukung ilmu pengetahuan modern saat ini karena Al-quran sendiri adalah ilmu pengetahuan.
Sumber:
- https://physicsworld.com/a/fighting-flat-earth-theory/
diakses pada tanggal 28 dan 29 November 2022 - Halimatusa’diah, Halimatusa’diah. 2021. “YouTube Dan Pengaruhnya Dalam Proses Konversi Menjadi Flat Earther: Studi Pada Komunitas Bumi Datar Indonesia.” Jurnal Komunikasi 12(2): 123–36
- https://kumparan.com/berita-unik/bumi-datar-dalam-alquran-jadi-argumen-para-kaum-flat-earth-1vg5PYdtfpv
diakses pada tanggal 28 dan 29 November 2022 - Hakim, Luqman.2018. HAMPARAN BUMI DALAM AL-QUR’AN (Analisis Semantik terhadap Kata Ard} Bisatan, Daha, Firasyan, Madda, Mahdan, Sutihat, dan Taha). Skripsi: Jurusan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
- https://tafsirweb.com/4169-surat-al-hijr-ayat-19.html
diakses pada tanggal 28 dan 29 November 2022 - https://muslim.or.id/28368-apakah-bumi-bulat-bola-atau-datar-menurut-pandangan-syariat.html