Eksistensi Flat Earth Berawal dari Pertanyaan yang Fundamental

profile picture nab_il

Selalu ada rahasia di balik luasnya alam semesta yang belum kita ketahui. Sejalan dengan hal itu munculah ilmu sains yang perlahan menjawab ketidaktahuan tersebut. Akan tetapi, tidak semua jawaban ilmu sains dapat kita terima seluruhnya, hal itu dikarenakan adanya keganjilan yang perlu ditanyakan kebenarannya. Salah satunya ialah fenomena sains yang membahas tentang bentuk bumi, yang kemudian memunculkan beberapa pertanyaan. Apakah bentuk bumi itu benar-benar bulat? Atau datar seperti cakram? Atau jangan-jangan semua itu hanyalah pembohongan publik belaka?

Eksistensi teori bumi datar merupakan fenomena sains yang sempat menggemparkan publik pada beberapa tahun lalu. Hal itupun memicu adanya perdebatan dari beberapa kalangan. Tak hanya saat ini saja, ternyata jauh-jauh hari para filsuf Yunani kuno pra Socrates pun sudah mendebatkan perihal yang sama.

"Sebenarnya, bentuk bumi itu bulat atau datar si?". Berawal dari pertanyaan yang fundamental, kajian ilmiah terhadap bentuk bumi ini menghantarkan manusia kepada ranah kontroversial. Bagaimana tidak?, Eksistensi The Flat Earth Society saya rasa sudah mewakili terhadap bentuk kontroversi itu sendiri. Melihat bantahan-bantahan yang mereka lontarkan kepada penganut teori bumi bulat itu tidak hanya datang sebagai asumsi, melainkan diiringi dengan teori-teori. Adapun bantahan-bantahan yang mereka anut menurut HMT ITB tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya lengkungan bumi
pada tahun 1838, Samuel Robotham melakukan sebuah penelitian di Sungai Norfolk Inggris yang dinamakan Bedford Experiment. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa tidak terlihat lengkungan bumi bahkan sampai jarak tempuh 6 mil. Karena pada saat itu objek yang dia teliti adalah kapal yang sedang berlayar, sayangnya kapal itu masih terlihat utuh pada jarak 6 mil (9.7km) yang diamatinya melalui sebuah teleskop. (Image slide 2)

2. Gravitasi hanya sebatas ilusi
Temuan dari Nikola Tesla mengenai medan elektromagnetik mampu membantahkan teori gravitasi yang dikemukakan oleh Issac Newton. Sehingga, penganut Flat Earth menyatakan bahwa benda-benda yang kembali ke bumi bukan diakibatkan oleh gravitasi, melainkan disebabkan oleh adanya medan magnet yang bekerja pada benda tersebut.

3. Rasi bintang yang tidak berubah
Rasi bintang ternyata selalu tetap pada jalurnya. Teori ini menentang pendapat bahwa jika matahari merupakan pusat tata Surya dan bumi memiliki orbit untuk mengelilinginya, maka hal itu akan menyebabkan perubahan koordinat rasi bintang.

"Aku berpikir maka aku ada".
-Rene Descartes

Termotivasi dari quotes Rene Descartes ini, tentu setelah menemukan beberapa teori yang membantah tentang keberadaan bumi bulat. Saya rasa bukan keputusan yang tepat untuk langsung mengklaim bahwa keberadaan bumi bulat adalah salah adanya. Apalagi sebagai makhluk yang ingin diklaim keberadaanya, tentu kita perlu untuk berpikir kritis serta mendalami lebih dalam tentang problem yang sedang kita hadapi kali ini.

Keberanian dari eksistensi teori Flat Earth ini lahir karena sebuah keganjilan yang ditemukan oleh Samuel Robotham setelah menafsirkan Al kitab, yang kemudian ia implementasikan ke sebuah penelitian yang disebut Bedford experiment. Tentu dalam hal ini terdapat keganjilan dari teori bumi bulat, yang kemudian memberikan kesimpulan bahwa jika bumi benar-benar bulat, seharunya kapal yang berlayar sejauh 6 mil akan tidak terlihat utuh.

Kepercayaan ini tak berhenti sampai di situ saja, akan tetapi kepercayaan ini diimplementasikan menjadi sebuah organisasi bernama Zetetic Society. Meneruskan organisasi tersebut, pada tahun 1956 Samuel Shenten mendirikan organisasi yang mencangkup universal yaitu International Flat Earth Society. Namun, tak lama setelahnya satelit pertama diluncurkan yang kemudian menangkap banyak foto yang menunjukan bahwa bumi itu berbentuk bulat. Tetapi penganut Flat Earth itu mengklaim bahwa foto tersebut bisa direkayasa atau hanya sekedar editan saja.

"Lalu, yang mana yang benar? Bulat atau datar?". Terlepas dari apakah bumi itu bulat atau datar, saya rasa hal yang paling penting sebagai standar untuk mempercayai salah satunya ialah dengan adanya validitas di dalamnya. Memang benar jika kedua teori tersebut memiliki dasar, tetapi dari kedua teori tersebut masih memiliki keganjilannya masing-masing. Di antaranya Flat Earth yang membantah bahwa tidak adanya cekungan dari bumi jika memang bumi benar-benar bulat. Sedangkan dari sisi Flat Earth itu sendiri, belum adanya validitas berupa bukti  konkrit yang dapat ditampilkan kepada publik bahwa eksistensi bumi datar benar adanya.

So, mari menjadi ada, tentu dengan berpikir dan tidak langsung menerima apa adanya. Kalian penganut yang mana nih? Komen di bawah yah..

2 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
2
0
profile picture

Written By nab_il

This statement referred from