Menguak Fakta Dibalik Sistem Kerja Paksa Belanda: Deandles Bayar Upah Pekerja!

profile picture dikdik91
Sejarah - Lokal

Mengungkap korupsi di balik kerja paksa era Daendels: Upah dibayar tapi tak pernah sampai ke pekerja.

Deandles Membayar Jasa Pekerja
Saat Herman Willem Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808, ia dihadapkan pada tugas berat untuk memperkuat pertahanan di Jawa. Salah satu proyek besar yang dirancangnya adalah pembangunan jalan raya pos dari Anyer hingga Panarukan yang panjangnya mencapai sekitar 1.000 kilometer. Proyek ini membutuhkan tenaga kerja yang besar, dan Daendels memutuskan untuk mempekerjakan penduduk setempat.

Daendels, yang bertekad untuk membangun jalan tersebut dengan cepat, sebenarnya menyediakan anggaran untuk membayar jasa para pekerja. Namun, pembayaran ini tidak langsung diberikan kepada para pekerja. Sistem yang digunakan adalah pembayaran kepada pejabat setempat, mulai dari bupati hingga pejabat di tingkat desa, yang kemudian bertanggung jawab untuk mendistribusikan upah tersebut kepada para pekerja.

Sayangnya, sistem ini sangat rentan terhadap korupsi. Banyak pejabat yang memotong atau bahkan menggelapkan dana yang seharusnya diberikan kepada pekerja. Korupsi terjadi di berbagai tingkatan pemerintahan, dari pejabat tinggi hingga yang paling bawah. Pada akhirnya, saat upah sampai di tangan para pekerja, jumlahnya jauh dari yang seharusnya, bahkan dalam banyak kasus, para pekerja tidak menerima upah sama sekali.

Untuk menutupi praktek korupsi ini, para pejabat dan penguasa lokal menciptakan narasi bahwa kerja tersebut adalah bentuk kewajiban atau kerja paksa, yang dikenal sebagai "kerja rodi". Dengan demikian, sistem kerja yang awalnya dimaksudkan sebagai pekerjaan berbayar berubah menjadi kerja paksa yang tidak manusiawi, di mana rakyat dipaksa bekerja tanpa mendapat imbalan yang layak. Narasi ini terus berkembang, dan menjadi dasar dari sistem kerja paksa atau romusha yang berkembang pada masa pendudukan Jepang di kemudian hari.

Dengan demikian, meski Daendels sebenarnya telah menyediakan upah untuk para pekerja, ketamakan dan korupsi di kalangan pejabat kolonial dan lokal menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat jelata. Kisah ini menjadi salah satu bukti nyata dari bagaimana sistem kolonial memanfaatkan rakyat untuk kepentingan segelintir elit, tanpa memperhatikan kesejahteraan mereka yang bekerja keras di bawah panas matahari dan ancaman hukuman.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By dikdik91

This statement referred from