Merasakan Eksistensi Tuhan
Sudahkah Anda merasakan eksistensi Tuhan?
Bagaimana cara mengetahui eksistensi Tuhan di dunia?
Mungkin kita pernah mendengar pertanyaan seperti ini di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan ini . Tidak di ragukan lagi pertanyaan tersebut menggelitik sisi intelegensi manusia sebagai makhluk berpikir. Pertanyaan yang sama telah diajukan orang –orang cerdas selama berabad-abad Bahkan seletah dua millennium berlalu, pertanyaan ini masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli maupun awam.
Kita sebagai generasi millennium tentunya juga pernah bertanya demikian. Secara alamiah kita akan mencari jawaban akan pertanyaan yang sulit di jawab itu. Namun, kita tidak harus mencari jawaban itu sendirian. Kita beruntung, beberapa pemikir besar seperti, Plato, Aristotle, St. Augustine dan St. Thomas Aquinas, sudah mengajukan pertanyaan yang sama dan menemukan bukti untuk menjawab rasa penasaran terbesar umat manusia. Hal tersebut mereka tuliskan kedalam buku yang kemudian akan menjadi pedoman bagi kita, generasi muda, untuk memahami misteri eksistensi Tuhan.
Seorang ahli filsafat sekaligus penulis berkebangsaan Norwegia, Jostein Gaarder, dalam novel filsafatnya, Sofie’s Verden (1991), menuliskan bahwa, tercatat dalam sejarah, filosof besar, Plato, Aristotle, St. Augustine, maupun St. Thomas Aquinas percaya bahwa Tuhan adalah puncak seluruh kehidupan alam raya.
St. Agustine, seorang ahli theology, dalam bukunya,Nicene Trinitarian theology, De trinitate menjelaskan hubungan mutlak yang terjalin antara manussia dengan Tuhan. Dalam buku tersebut juga berisi analisis Agustine bahwa pikiran manusia adalah refleksi dari citra Tuhan. Dia mengatakan bahwa analisis ini di dasarkan pada Kitab Kejadian.
Kurang dari seribu tahun kemudian, pada 1265 – 1274 St. Thomas Aquinas menulis bukunya yang terkenal The Summa Theologica, yang di dalamnya terdapat analisi dan teorinya mengenai eksistenssi Tuhan. Dalam bukunya tersebut dia menuliskan lima bukti eksistenssi Tuhan :
- The Argument from Motion : Indra kita dapat menangkap gerakan perputaran yang di lakukan alam. Apapun yang bergerak pastilah di gerakkan oleh sesuatu yang lain. Secara berkesinambungan, pastilah ada ‘Penggerak Pertama’ yang menciptakan rantai atau rangkaian gerakan tersebut. Inilah Tuhan. Tuhan merancang seluruh benda dalam perputaran dan memberi segala benda potensi.
- The Argument from Efficient Cause : Karena tiada sesuatu yang dapat menyebabkan terjadinya dirinya sendiri, segalanya harus memiliki penyebab atau sesuatu yang menciptakan suatu efek kepada yang lainnya. Tanpa ‘Penyebab Utama’, tidak akan ada hal lainnya. Karena itulah, Tuhan adalah ‘Penyebab Utama’.
- The Argument from Necessary Being : Karena seluruh objek di dunia memiliki eksistensi dan lenyap setelahnya, ini memungkinkan bahwa objek-objek tersebut eksis dan tidak eksis dalam kurun waktu yang tidak dapat di pastikan. Bagaimanapun, tiada sesuatu yang berasal dari ketiadaan. Ini berarti, sesuatu harus memiliki eksistensi sepanjang waktu. Inilah Tuhan.
- The Argument from Gradation : Ada perbedaan tingkatan kessempurnaan dalam hal segala sesuatu. Mengutip dari, “Great Chain of Being”, terdapat peningkatan gradual dalam kekompleksan. Objek yang tercipta, bergerak dari zat yang tidak hidup menjadi organisme hidup yang kompleks. Ini artinya pastilah ada makhluk yang menjadi puncak segala keindahan dan kesempurnaan. Zat Sempurna ini adalah Tuhan.
- The Argument from Design : Segala sesuatu memiliki tugas atau rancangan yang menuntun mereka ke sebuah tujuan akhir. Karena tugas alam raya tidak bisa merupakan hasil dari kesempatan, rancangan dan tujuan pastilah sudah di tentukan. Kecerdasan abadi yang melekat ini adalah bagian dari Sang Pencipta. Inilah Tuhan.
Pandangan para filosof ini, tentunya memberi gambaran pada kita tentang eksistensi Tuhan. Sekarang setelah kita mengetahui beberapa dasar teori, hal yang bisa kita rasakan adalah semakin meningkatnya iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, Sang Pemilik Alam Raya. Tanpa lupa, tentunya kita juga bisa merasakan kehadiran Tuhan ketika kita berdoa dan beribadah.