Masih Ingatkah dengan Ramalan Kiamat Tahun 2012 dari Suku Maya?

profile picture PutriTiana
Sejarah - Internasional

Pada tahun 2012, dunia diselimuti oleh ketakutan dan antisipasi akan sebuah peristiwa besar yang diduga akan mengakhiri segala sesuatu: kiamat. Ramalan ini dikaitkan dengan Kalender Long Count milik suku Maya, sebuah kalender kuno yang sering disalahartikan sebagai prediksi tentang akhir dunia. Meskipun ramalan kiamat tersebut tidak terbukti benar, berbagai bentuk antisipasi dan respon masyarakat terhadap ramalan ini menunjukkan betapa mendalamnya dampak mitos tersebut pada kehidupan sehari-hari. Artikel ini mengeksplorasi sejarah dan sistem Kalender Long Count, kesalahpahaman tentang ramalan kiamat, serta beragam respon masyarakat terhadap prediksi ini.

Pada tahun 2012, dunia diselimuti oleh ketakutan dan antisipasi akan sebuah peristiwa besar yang diduga akan mengakhiri segala sesuatu: kiamat. Ramalan ini dikaitkan dengan Kalender Long Count milik suku Maya, sebuah kalender kuno yang sering disalahartikan sebagai prediksi tentang akhir dunia. Meskipun ramalan kiamat tersebut tidak terbukti benar, berbagai bentuk antisipasi dan respon masyarakat terhadap ramalan ini menunjukkan betapa mendalamnya dampak mitos tersebut pada kehidupan sehari-hari.

Kalender Long Count Suku Maya

Kalender Long Count adalah salah satu sistem penanggalan yang dikembangkan oleh suku Maya, peradaban kuno yang berkembang di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Meksiko, Guatemala, Honduras, dan Belize. Kalender ini tidak seperti kalender Gregorian yang kita gunakan sehari-hari; ia dirancang untuk menghitung waktu dalam siklus yang sangat panjang. Sistem ini dimulai dari tanggal awal yang dikenal sebagai "Era Maya," yang dimulai pada 11 Agustus 3114 SM menurut kalender Gregorian.

Kalender Long Count Suku Maya

Sistem Kalender Long Count mencakup beberapa unit waktu:

  • Baktun: Setara dengan 144.000 hari (sekitar 394,26 tahun)
  • Katun: 7.200 hari (sekitar 19,71 tahun)
  • Tun: 360 hari (sekitar 0,985 tahun)
  • Winal: 20 hari
  • K'in: 1 hari

Menurut perhitungan Kalender Long Count, siklus panjang yang dikenal sebagai "13 Baktun" akan berakhir pada 21 Desember 2012.

Kesalahpahaman tentang Ramalan Kiamat

Banyak orang di seluruh dunia percaya bahwa akhir siklus 13 Baktun ini menandakan akhir dari segala sesuatu, atau kiamat. Namun, para ahli arkeologi dan sejarawan yang mempelajari budaya Maya menjelaskan bahwa ini adalah kesalahpahaman. Suku Maya tidak meramalkan kiamat; mereka hanya menganggap akhir dari siklus kalender mereka sebagai akhir dari sebuah era dan awal dari yang baru. Seperti kita merayakan akhir tahun dan menyambut tahun baru, suku Maya juga merayakan akhir dari siklus panjang ini.

Antisipasi dan Respon Masyarakat

Ketika mendekati tanggal 21 Desember 2012, berbagai bentuk antisipasi dan respon muncul di berbagai belahan dunia, mencerminkan ketakutan, kreativitas, skeptisisme, dan spiritualitas mereka. Berikut adalah beberapa bentuk antisipasi dan respon tersebut:

Panic Buying dan Persiapan Bertahan Hidup 

Beberapa orang yang mempercayai ramalan kiamat mempersiapkan diri dengan membeli persediaan makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya dalam jumlah besar. Mereka mendirikan bunker atau tempat perlindungan di rumah mereka atau bahkan membeli tempat perlindungan khusus yang dirancang untuk bertahan dari bencana global. Ruangan bunker bawah tanah, lengkap dengan persediaan makanan dan air, menjadi populer di kalangan mereka yang sangat khawatir akan kiamat.

Perjalanan ke Tempat 'Aman' 

Desa Bugarach di Peta Dunia

Ada beberapa lokasi yang dianggap sebagai tempat yang aman dari kiamat. Misalnya, desa Bugarach di Perancis menjadi terkenal karena dianggap akan selamat dari kehancuran. Banyak orang melakukan perjalanan ke tempat-tempat seperti ini dengan harapan dapat menyelamatkan diri mereka.

Acara dan Festival 

Sebaliknya, beberapa komunitas memilih untuk merayakan akhir siklus Kalender Long Count dengan acara dan festival. Di wilayah-wilayah yang memiliki warisan budaya Maya, seperti Meksiko dan Guatemala, diadakan upacara-upacara tradisional, perayaan budaya, dan festival yang merayakan warisan Maya dan menyambut awal siklus baru.

Pengaruh Media dan Komersialisasi 

Media memainkan peran besar dalam membentuk respon masyarakat terhadap ramalan kiamat. Buku, film, dan program televisi tentang kiamat 2012 meraih popularitas besar, sering kali menggambarkan skenario yang dramatis dan menakutkan. Industri hiburan dan komersial memanfaatkan ketakutan dan minat publik dengan merilis produk-produk terkait kiamat, mulai dari novel hingga alat bertahan hidup.

Respon Skeptis dan Ilmiah 

Banyak ilmuwan, sejarawan, dan skeptis berusaha meredakan ketakutan publik dengan memberikan penjelasan ilmiah dan rasional. Mereka menjelaskan bahwa kalender Maya tidak meramalkan kiamat, melainkan akhir dari sebuah siklus waktu. Beberapa institusi akademis dan museum mengadakan seminar dan pameran yang bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang kalender Maya dan kebudayaan mereka.

Gerakan Spiritual dan Kesadaran Baru 

Bagi sebagian orang, ramalan kiamat 2012 menjadi pemicu untuk refleksi spiritual dan introspeksi. Mereka melihat tanggal tersebut sebagai kesempatan untuk memulai hidup baru, melakukan perubahan positif dalam kehidupan pribadi, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Beberapa komunitas mengadakan meditasi massal, doa bersama, dan ritual penyembuhan.

Respon masyarakat terhadap ramalan kiamat tahun 2012 mencerminkan beragamnya cara manusia merespons ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan. Dari persiapan bertahan hidup di ruangan bunker bawah tanah hingga perayaan budaya, dari skeptisisme hingga pencarian spiritual, setiap respon menawarkan wawasan tentang bagaimana manusia menghadapi kemungkinan perubahan besar. Pada akhirnya, meskipun kiamat tidak terjadi, pengalaman ini meninggalkan pelajaran berharga tentang kekuatan keyakinan, pengaruh media, dan pentingnya pemahaman budaya yang mendalam.

Refleksi

Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi ramalan atau prediksi, penting untuk mendekati informasi dengan sikap kritis dan terbuka. Memahami konteks sejarah dan budaya di balik sebuah ramalan dapat membantu kita menghindari kesalahpahaman dan mengembangkan penghargaan yang lebih dalam terhadap peradaban kuno seperti suku Maya.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By PutriTiana

This statement referred from