EKSITENSI TUHAN

profile picture sasha_cha
Sejarah - Internasional
  1. Tuhan itu beneran ada ga sih??? Tuhan itu sebenarnya ada berapa?? eksistensi Tuhan itu apa sih???dan blablabla.
  2. Eksistensi Tuhan merupakan persoalan yang fundamental bagi manusia. Keyakinan adanya Tuhan adalah fitrah manusia yang tidak dapat disangkal. Iman kepada Tuhan telah tertanam dalam otak manusia. Tidak jarang seorang yang mendaku ateis sekalipun menyebut Tuhan dalam kondisi tertentu. 
  3. Namun, seiring perjalanan hidupnya, manusia tak selamanya mampu merasakan kehadiran Tuhan. Eksistensi Tuhan pun terus dipertanyakan. Kesengsaraan. Itulah situasi yang tampaknya paling banyak membuat manusia mempertanyakan keberadaan Tuhan yang dalam ajaran berbagai agama begitu diyakini sebagai pengayom, pelindung, dan pengatur hidup manusia. 
  4. Orang akan bertanya, di mana Tuhan ketika penderitaan menimpaku? Mengapa Tuhan tidak menolong ketika bencana datang? Pertanyaan lebih kritis yang sering didiskusikan dalam pembahasan- pembahasan teologis adalah mengapa orang-orang baik harus mengalami kejahatan? Mengapa orang benar yang saleh harus tersiksa hidupnya? Ambil contoh, mengapa Tuhan tidak menyelamatkan semua penumpang yang ada dalam pesawat Garuda yang mengalami kecelakaan hebat di Yogyakarta tahun lalu. Atau, penduduk di berbagai wilayah Jawa Timur mana yang bisa memilih untuk tidak terseret arus banjir atau tertimbun tanah longsor akhir tahun lalu.
  5. Semua orang bisa terkena musibah, tidak peduli latar belakang sosial atau bagaimana kehidupannya sehari-hari. Tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, atau pemerkosaan tidak hanya menimpa orang jahat saja. Para pejuang yang punya dedikasi bagi dunianya, sebut saja Mahatma Gandhi, atau bahkan Munir, tewas dibunuh. Balasan yang rasanya tak setimpal dengan apa yang sudah mereka berikan semasa hidup. Pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Budhi Munawar Rachman berpendapat, Tuhan sama sekali tidak terlibat dalam segala kejadian buruk yang menimpa manusia. 
  6. Di sisi lain, manusia memiliki kebebasan untuk mengelola kehidupannya sendiri. Tuhan pun membebaskan manusia untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk, seperti yang diyakini Leahy sebagai kekhasan etika agama monoteistik. Hal tersebut menimbulkan dua konsekuensi, yaitu Tuhan tidak akan mencampuri kehidupan manusia agar manusia benar-benar memiliki kebebasan. Manusia pun bebas untuk memilih merusak dirinya sendiri. Sebagai makhluk yang merdeka secara moral, manusia juga bertanggung jawab atas kehidupan yang sudah diberikan kepadanya. Leahy juga percaya bahwa Tuhan selalu ada, bahkan dalam berbagai bencana alam yang menyengsarakan manusia. Tuhan prihatin dengan musibah alamiah tersebut, tetapi tidak bisa ikut campur. Ia sudah memberi kebebasan kepada hidup manusia dan memberikan hukum alam yang membuat hidup ini bisa teratur, manusia bisa terus belajar berbuat kebaikan, mengembangkan diri, dan merealisasi apa yang menjadi tujuan hidupnya, tutur Budhi mengutip pendapat Leahy. Seperti ungkapan yang diyakini banyak orang Jawa, Gusti ora sare. Tuhan tidak tidur ketika manusia menjalani semua kehidupannya. Persepsi manusialah justru yang menentukan pemaknaan keberadaan Tuhan. Psikologi rasa bersalah yang berkembang dewasa ini terkadang juga menambah penderitaan manusia. Sering kali manusia menyalahkan diri sendiri secara berlebihan atas segala musibah yang menimpanya.
  7. Tak jarang manusia menciptakan sendiri rasa bersalah, amarah, kecemburuan, iri hati, maupun dengki yang semakin menambah kesengsaraannya. Satu hal yang menarik, keberadaan Tuhan sering kali tidak dipertanyakan ketika manusia berada dalam situasi yang membahagiakan. Tuhan acap kali tak masuk hitungan ketika manusia terlalu berfokus pada kemampuan diri sendiri. Kebahagiaan yang bahkan begitu mudah ditemukan ketika ungkapan syukur dipanjatkan pun akan senantiasa terlewat.
9 Agree 1 opinion
0 Disagree 0 opinions
9
0
profile picture

Written By sasha_cha

This statement referred from