Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Yunani, terkenal dengan pesonanya yang memikat para dewa dan manusia. Namun, di balik kecantikan dan daya tariknya, ia juga dikenal sebagai sosok yang sering kali melanggar janji kesetiaan. Pernikahannya dengan Hephaestus tidak pernah menjadi kisah cinta yang bahagia, dan Aphrodite terlibat dalam berbagai hubungan romantis dengan dewa-dewa lain.

Pernikahan Paksa Hephaestus dan Aphrodite

Aphrodite menikah dengan Hephaestus, dewa api dan pandai besi, bukan karena cinta, melainkan perintah dari Zeus. Hephaestus, meskipun sangat berbakat dalam pekerjaannya, digambarkan sebagai dewa yang kurang menarik secara fisik. Pernikahan ini dianggap lebih sebagai kompromi politik di antara para dewa, karena Aphrodite terlalu memikat dan dianggap bisa menimbulkan persaingan di antara dewa-dewa lainnya.

Namun, pernikahan ini tidak pernah harmonis. Aphrodite merasa tidak puas dengan Hephaestus, yang lebih sering sibuk di bengkel kerjanya. Ini membuatnya mencari cinta dan kesenangan di luar pernikahan, memulai serangkaian hubungan gelap dengan dewa-dewa lain.

Aphrodite dan Ares

Dari semua hubungan luar Aphrodite, kisah cinta paling terkenal adalah dengan Ares, dewa perang. Hubungan mereka sangat menggairahkan, tetapi juga penuh bahaya. Hephaestus, yang akhirnya mengetahui perselingkuhan ini, membuat perangkap jaring tak terlihat untuk memergoki mereka. Suatu kali, ia menjebak Ares dan Aphrodite di tempat tidur mereka, lalu memanggil para dewa untuk menyaksikan mereka sebagai bahan ejekan.

Namun, meski dipermalukan, hubungan antara Aphrodite dan Ares terus berlangsung. Mereka memiliki beberapa anak bersama, termasuk Eros (dewa cinta) dan Harmonia.

Aphrodite dan Poseidon

Aphrodite juga terlibat dalam hubungan dengan Poseidon, dewa laut. Meskipun hubungan ini tidak sepopuler dengan Ares, kisah cinta mereka menunjukkan bahwa pesona Aphrodite bahkan bisa menaklukkan penguasa laut. Poseidon, yang memiliki kekuatan tak terbatas di lautan, terpesona oleh kecantikan Aphrodite, dan hubungan mereka menghasilkan beberapa keturunan.

Poseidon, meskipun lebih kuat dari Hephaestus, tidak mampu mempertahankan hubungan eksklusif dengan Aphrodite, karena ia tetap tertarik pada dewa-dewa lain.

Aphrodite dan Hermes

Selain para dewa besar seperti Ares dan Poseidon, Aphrodite juga terlibat dengan Hermes, dewa utusan dan kecepatan. Hubungan mereka menggambarkan sisi yang lebih ringan dari Aphrodite, karena Hermes adalah dewa yang cerdik dan licik, serta tidak terlalu serius seperti dewa-dewa lainnya.

Dari hubungan mereka, lahir seorang anak bernama Hermaphroditus, yang terkenal dalam mitologi Yunani karena memiliki gabungan karakteristik pria dan wanita. Hermaphroditus menjadi simbol ambiguitas gender dalam mitologi.

Aphrodite dan Adonis

Salah satu kisah cinta Aphrodite yang paling tragis adalah dengan Adonis, seorang manusia yang sangat tampan. Aphrodite jatuh cinta padanya meskipun dia hanyalah seorang manusia fana. Hubungan ini penuh gairah, tetapi juga ditakdirkan untuk berakhir tragis.

Adonis meninggal akibat serangan babi hutan saat berburu, dan Aphrodite sangat berduka atas kehilangannya. Menurut beberapa versi mitos, darah Adonis berubah menjadi bunga mawar merah, yang menjadi simbol cinta dan kecantikan abadi.

Aphrodite dan Zeus

Zeus, raja para dewa, juga pernah tertarik pada Aphrodite, meskipun hubungan mereka tidak terlalu mendalam seperti dengan dewa-dewa lainnya. Menariknya, Zeus sebenarnya yang mengatur pernikahan Aphrodite dengan Hephaestus, mungkin untuk meredam konflik yang bisa terjadi karena persaingan antar dewa yang ingin memiliki Aphrodite.

Namun, Zeus, dengan semua kekuasaannya, tetap tidak bisa mengendalikan keinginan Aphrodite untuk mencari cinta dan hubungan di luar pernikahan resminya.