7 Fakta Sisyphus, Penipu Para Dewa
Sisyphus, tokoh penuh tipu daya dalam mitologi Yunani, dikenal sebagai penipu ulung yang berhasil mengelabui para dewa. Namun, kecerdikannya berakhir dengan hukuman abadi di dunia bawah. Berikut 7 fakta menarik tentang Sisyphus.
Sisyphus adalah salah satu tokoh paling cerdik dan penuh tipu daya dalam mitologi Yunani. Kisahnya menjadi simbol perjuangan yang sia-sia, terutama setelah ia dihukum di dunia bawah untuk selamanya. Namun, sebelum akhirnya menerima hukuman berat itu, Sisyphus dikenal sebagai penipu ulung yang berhasil mengakali bahkan para dewa. Berikut adalah 7 fakta menarik tentang Sisyphus dan bagaimana ia berhasil menipu para dewa.
Pendiri Negeri Ephyra/Korintus
Sisyphus adalah pendiri dan raja pertama dari negeri Ephyra, yang kemudian dikenal sebagai Korintus. Ia dikenal sebagai penguasa yang cerdas dan berpengaruh, serta berhasil membangun kotanya menjadi pusat kekuasaan. Meski demikian, pemerintahannya tidak terlepas dari sifat liciknya. Sebagai raja, ia menggunakan berbagai cara yang tidak jujur untuk memperkaya dan memperkuat posisinya, salah satunya dengan memanfaatkan tipu daya dan kecerdikannya untuk keuntungan pribadi.
Penemu Pertandingan Isthmia
Selain menjadi raja yang cerdik, Sisyphus juga dikenal sebagai penemu pertandingan Isthmia, yang diadakan di dekat Korintus. Pertandingan ini serupa dengan Olimpiade dan didedikasikan untuk menghormati dewa laut, Poseidon. Meski acara ini tampaknya memiliki tujuan baik, banyak yang berpendapat bahwa Sisyphus mendirikannya sebagai cara untuk memperkuat kekuasaannya dan menarik perhatian serta dukungan dari berbagai kalangan di Yunani.
Menangkap Autolycus si Pencuri Ternak
Salah satu kisah kecerdikan Sisyphus adalah ketika ia berhasil menangkap Autolycus, si pencuri ternak yang terkenal. Autolycus, yang memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk hewan yang ia curi, sering mencuri ternak dari Sisyphus dan tetangganya. Namun, Sisyphus tidak kalah licik. Ia menandai kuku hewan-hewan ternaknya, sehingga meskipun Autolycus mencoba mengubah bentuk mereka, tanda tersebut tetap ada. Dengan cara ini, Sisyphus berhasil membuktikan pencurian tersebut dan menghentikan aksi Autolycus.
Membongkar Rahasia Zeus dan Aegina

Sisyphus juga terlibat dalam salah satu skandal terbesar di Gunung Olympus. Ketika Zeus menculik Aegina, putri dewa sungai Asopus, Sisyphus melihat kejadian tersebut. Alih-alih diam, ia memberi tahu Asopus tentang keberadaan putrinya dengan syarat bahwa sang dewa akan memberikan air untuk kota Ephyra yang kekurangan air. Asopus setuju, tetapi tindakan Sisyphus ini membuat Zeus sangat marah. Sebagai pembalasan, Zeus mengirim Thanatos, dewa kematian, untuk menjemput Sisyphus ke dunia bawah.
Menipu Thanatos
Salah satu aksi penipuan terbesar Sisyphus terjadi ketika Thanatos datang untuk membawanya ke dunia bawah. Sisyphus, yang selalu memiliki rencana cerdik, berhasil menipu Thanatos. Ia berpura-pura setuju dengan takdirnya, tetapi dengan licik ia berhasil memerangkap Thanatos menggunakan rantai ajaib. Akibatnya, selama Thanatos terperangkap, tidak ada makhluk hidup yang bisa mati. Dewa-dewa pun menjadi kacau, karena dunia menjadi penuh dengan orang yang seharusnya sudah mati.
Menipu Dewi Kematian, Persephone
Setelah akhirnya dilepaskan oleh Ares, Thanatos membawa Sisyphus ke dunia bawah. Namun, ini bukan akhir dari tipu daya Sisyphus. Sebelum ia meninggal, ia meminta istrinya untuk tidak mengadakan upacara penguburan yang layak. Ketika ia tiba di dunia bawah, Sisyphus menggunakan hal ini untuk menipu Persephone, dewi dunia bawah. Ia memohon untuk kembali ke dunia atas sebentar, untuk memarahi istrinya karena tidak mempersiapkan pemakamannya dengan benar. Persephone pun setuju, namun setelah kembali ke dunia atas, Sisyphus dengan licik menolak untuk kembali ke dunia bawah dan hidup lebih lama lagi.
Neraka yang Berulang
Akhirnya, Sisyphus menerima hukuman abadi dari para dewa. Sebagai hukuman atas semua tipu daya yang telah ia lakukan, ia dipaksa untuk mendorong sebuah batu besar ke atas bukit. Setiap kali batu tersebut hampir mencapai puncak, batu itu akan tergelincir dan jatuh kembali ke bawah, memaksanya untuk memulai lagi dari awal. Hukuman ini berulang tanpa henti, mencerminkan kehidupan yang sia-sia dan tanpa tujuan, sebuah metafora yang sangat kuat dalam mitologi Yunani. Kisah Sisyphus ini kemudian diabadikan dalam berbagai karya sastra dan filsafat, termasuk oleh filsuf Prancis Albert Camus, yang menggunakan kisah ini sebagai simbol kehidupan manusia yang absurd.