Solusi Sampah Plastik, Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Makan yang Bisa Dimakan

profile picture muhammad_azhar_adi_mas_ud
Sains - Penemuan

Mahasiswa UNESA ini ciptakan peralatan makan (tableware) yang bisa dimakan (edible) dan ramah lingkungan (biodegradable) berbahan baku pelepah pisang dan ampas tahu.

Menumpuknya sampah plastik yang mencemari lingkungan, dan memiliki andil dalam krisis iklim menjadi perhatian khusus tim mahasiswa UNESA ini. Daerah Sidoarjo yang memiliki produksi pisang cukup tinggi dan memiliki banyak pabrik tahu menjadi peluang untuk menjadi bahan baku utama yakni tepung pelepah pisang dan tepung ampas tahu yang belum dimanfaatkan maksimal.  

Tim tersebut adalah tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Kewirausahaan (PKM-K) dari FBS UNESA. Tim yang dibimbing oleh Tri Edliani Lestari, S.S., M.Hum., ketua tim, Aisyah Al Khumaira, serta anggota: Nazilatul Alfi Nuri, Sabrina Mutiara Sari, Putri Wulan Septiani, dan Muhammad Azhar Adi Mas’ud.

Tim PKM-K tersebut berhasil mendapatkan pendanaan Kemdikbudristek atas judul karya “ECOBITES (Edible Eco Friendly Biodegradable Tableware Banana Stem & Tofu Dregs)” produk tersebut adalah inovasi Tableware (peralatan makan) yang bisa dimakan dan dapat didaur ulang secara alami (Edible & Biodegradable) terbuat dari tepung pelepah pisang dan tepung ampas tahu untuk menanggulangi masalah sampah plastik.

Tepung pelepah pisang dan ampas tahu sangat jarang dimanfaatkan, padahal berpotensi menjadi bahan baku olahan makanan. Hal ini menjadi ciri khas dan keunggulan tersendiri dari produk ECOBITES disamping harga jualnya yang terjangkau, zerowaste, dan memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh.

Tri Edliani Lestari, dosen pembimbing ECOBITES menuturkan, awal mula ide tersebut tercetus berkat keresahan tim bimbingannya terkait isu lingkungan dan terinspirasi membuat sendok yang bisa dimakan. Tetapi karena produk serupa banyak dijumpai maka diinovasikan dengan bahan baku tepung pelepah pisang dan ampas tahu.

“Ide ECOBITES ini menurut saya dinilai dari segi kewirausahaan sangat berpotensi ya, apalagi permasalahan krisis iklim,  tentu ide ini sangat baik ke depan. Meskipun beberapa orang kurang aware, saya salut dengan teman-teman ECOBITES bisa bergerak dengan cepat, adaptif, dan berani. Produk ECOBITES juga memiliki visi misi yang jelas dan mulia” terangnya.

Produk ECOBITES menyediakan set perlengkapan makan mulai dari sendok, garpu, piring, dan mangkuk. Produk juga memiliki visi untuk mengedukasi masyarakat melalui kartu Quotes yang terdiri dari 3 bahasa yaitu Inggris, Jerman, dan Indonesia, diharapkan kartu-kartu mampu menarik minat pelanggan dan daya tarik belajar bahasa asing.

Dari segi legalitas uji laboratorium dan kehalalan, produk ECOBITES telah memasuki proses uji laboratorium di Laboratorium Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan dinyatakan lolos uji Proksimat. Produk ini juga mengantongi 7 Serifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mulai dari merek logo hingga video iklan. Untuk urusan kehalalan produk ECOBITES telah didampingi Pendamping Produk Halal (PPH) Sidoarjo dan mengantongi surat, legalitas izin usaha juga dipastikan dengan memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha).

Ketua tim ECOBITES, Aisyah Al Khumaira menyatakan, meski terdapat tantangan SDM yang tidak berasal tata boga dan kimia, timnya dapat mengatasi dengan bekerja sama bersama mitra dari kimia dan tata boga. Dalam proses trial dan eror pembuatan produk juga membutuhkan percobaan berulang kali sampai menemukan resep yang teruji.

“dari analisis pesaing pengembangan produk ini yang pertama adalah menggencarkan pemasaran. Kedua dengan produksi dan uji coba masa simpan produk agar lebih lama. Dan ketiga adalah pengembangan quotes” ujar Aisyah.

Saat ini produk ECOBITES telah dipasarkan hingga diwilayah luar Jawa seperti Sumatera Barat, Kalimantan, Sulawesi Tenggara, dan NTT. Agar produk ECOBITES bisa dikenal luas oleh masyarakat, memberikan manfaat tidak hanya lingkungan tetapi juga kesehatan, ekonomi, pendidikan. Aisyah bertekat kedepan akan lebih banyak menggandeng mitra terutama dalam pemasaran.

“Struggle nya adalah disamping harus benar-benar menyiapkan ide yang baik sehingga akhirnya kami mampu lolos didanai oleh Kemdikbudristek. Kerja sama tim dan time management ini sangat diasah. Selain membuat ide, penerapan juga harus benar-benar dimatangkan” tambahnya.

Tim ECOBITES berhasil menjadi tim PKM-K yang pertama kali lolos didanai yang berasal dari FBS UNESA. Dosen pembimbing Tri Edliani menyampaikan harapannya agar produk ECOBITES bisa memanfaatkan nilai jual dari produk ini terutama untuk mengatasi plastik. Awareness terkait produk harus ditingkatkan agar bisa lebih mengenal terkait dengan tujuan utama produk tersebut.

“Saya ingin produk ini berkelanjutan, tidak berhenti sampai di PKM K saja tetapi nanti akan menjadi bisnis berkelanjutan bisa menjadi usaha yang sukses, pengembangan usaha dari segi harga, produksi, dan pengembangan SDM bisa menjadi kunci keberlangsungan bisnis selanjutnya, apalagi kewirausahaan pasti goals utamanya adalah keuntungan ekonomi tetapi juga sejalan dengan visi misi mulia produknya” tukas Edliani.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By muhammad_azhar_adi_mas_ud

This statement referred from