Menilik Pertanyaan dan Pernyataan Perihal Eksistensi Tuhan
Benarkah Tuhan itu ada? Begitulah pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh para atheisme. Sebab orang dengan kepercayaan tentu saja akan menentang keras pertanyaan tersebut, meskipun tak jarang umat yang beragama pun menanyakannya.
Tak sedikit dari kita semua terlahir dengan mengikuti ajaran nenek moyang kita, tanpa memahami lebih jauh arti dari kepercayaan yang dianutnya. Secara halus kita dipaksa untuk mengikuti apa yang seharusnya kita tentukan sendiri.
Menilik lebih jauh dari pertanyaan tentang eksistensi Tuhan adalah suatu hal yang tak senonoh jika dipertanyakan tanpa persiapan. Akibatnya bukan hanya segelintir orang saja yang akan tersinggung, lebih dari jutaan orang bisa tersinggung jika tiba-tiba seseorang bertanya dengan lantang pada seorang pemuka agama “apakah Tuhan benar-benar ada? Kalau benar adanya lalu bagaimana eksistensi Tuhan itu sendiri?”
Beberapa orang mungkin akan terdiam, marah dan bahkan mulai melontarkan cacian. Menyebut kita ini bodoh dan tak mempunyai pendirian. Padahal mereka tidak tahu siapa yang mereka sebut bodoh dan tak berpendirian, karena bisa saja orang yang bertanya itulah orang yang paling mempunyai pendirian dan konsistensi terhadap Tuhan yang nenek moyangnya wariskan.
Sambil mencela dan mencaci makinya, mereka berharap sang pemuka agama dapat memberikan penjelasan tentang eksistensi Tuhan tersebut.
Hingga kemudian sang pemuka agama pun menjawab pertanyaannya, “Tuhan memang benar adanya namun Tuhan tak bereksistensi. Kalau ia bereksistensi di dunia lalu untuk apa kita mempercayainya? Tuhan adalah yang Mahakuasa, bukan eksistensi yang bisa dilihat oleh mata manusia,”
Tuhan memang tak bereksistensi dan hal itu sudah pasti. Namun Tuhan benar adanya karena ialah yang menciptakan eksistensi tersebut, Bumi sendiri adalah eksistensi yang cukup nyata dan jelas untuk menyatakan keberadaan Tuhan sebagai yang Mahakuasa.
Coba pikirkan saja dari hal yang sangat sederhana, apakah sebuah robot akan tercipta dengan sendirinya jika tanpa bantuan manusia? Jika bukan karena otak manusia? Lalu cobalah sandingkan dengan alam semesta yang begitu luasnya dengan edarannya yang telah diatur sebaik mungkin. Menurutku agak mustahil jika sesuatu seluar biasa alam semesta tercipta sendirinya jika tanpa bantuan tangan sang Tuhan dan Pikiran sang Tuhan yang Mahakuasa.
Mau bagaimana pun wajar saja jika seseorang bertanya dengan Eksistensi Tuhan, janganlah atheisme orang beragama pun kadang bertanya tentang hal tersebut. Yang pada dasarnya pertanyaan itu timbul karena ia hanya mengikuti ajaran orangtuanya tanpa penjelasan tentang Tuhan itu sendiri dengan baik, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan di kemudian hari. Tak sedikit orang yang mempunyai kepercayaan tanpa mengetahui makna dari kepercayaan tersebut.
Saya sendiri mempunyai kepercayaan tentang Tuhan dan bahkan juga pernah mengalami rasanya bagaimana bertanya tentang eksistensi Tuhan tersebut. Hal yang sebenernya tak perlu ditanyakan oleh seseorang yang beragama karena akan dianggap sebagai bentuk atheisme, akan tetapi tetap saya tanyakan daripada mengganjal di hati dan mengganggu kepercayaan saya.
Dari usaha itu saya mendapatkan jawaban yang memuaskan terhadap apa yang saya pertanyakan, apa yang saya yakini selama ini, saya pun mendapat jawaban dari mengapa saya harus meneruskan ajaran orang tua saya tentang kepercayaan tersebut.
Eksistensi Tuhan adalah suatu hal yang tak bisa dijelaskan namun bisa digambarkan dengan berbagai macam ciptaannya yang terpampang jelas bisa kita saksikan. Lagipula yang paling penting dari Tuhan bukanlah tentang eksistensinya, melainkan tentang keberadaannya yang memang nyata adanya. Karena tanpanya maka kehidupan pun takkan pernah ada.
Tuhan bukanlah kehidupan karena ia tak mengalami kematian, ia adalah keabadian yang takkan pernah hilang. Keagungan yang Ia miliki bukanlah sesuatu yang bisa kita para manusia lihat dengan telanjang mata, Keagungannya itulah yang membuat kita takkan pernah sanggup ataupun mampu untuk dapat memandangnya. Ia adalah Maha yang paling kuasa, Maha yang paling adil dan Maha yang paling bijaksana.
Cukup sampai sini saja tentang Menilik Pertanyaan dan Pernyataan Perihal Eksistensi Tuhan. Tulisan ini hanya berdasarkan pada opini dan pendapat pribadi saya tentang eksistensi Tuhan, bukan maksud untuk memojokkan suatu kaum ataupun golongan. Jika ada hal yang mungkin mengganggu, saya sebagai manusia biasa memohon maaf untuk yang sebesar-besarnya.