KEKECEWAAN PADA KEJAHATAN MEMBUAT PINTU HATI TERKUNCI DAN BERANGGAPAN BAHWA TUHAN TIDAK ADA
Siapakah Tuhan itu? Tuhan yang terus diperbincangkan bahkan jika berbicara tentang-Nya tak pernah kunjung selesai, apakah dia melebihi artis atau sosok berjasa sampai membuat manusia tidak pernah untuk tidak mempersoalkan Tuhan?
Tuhan adalah Dzat yang maha tinggi, dan hanya Dialah yang mampu menciptakan kehidupan alam dan isinya, namun masih dipertanyakan di kalangan manusia bahkan sampai sebagian manusia tidak memercayainya karena tak seorangpun yang dapat membuktikan sosok diri-Nya atau bahkan tampak oleh mata. terkadang semakin kita menggunakan logika untuk mencerna adanya eksistensi Tuhan atau keberadaan Tuhan maka semakin kita menjauh dari Tuhan bahkan hingga berakibat fatal (tidak percaya).
Pernahkah kalian berpikir tentang bagaimana cara janin dapat bertahan hidup di dalam rahim seorang ibu? sosok makhluk yang berada dalam ruang sempit dan terbatas bahkan masih belum memiliki kekuatan dalam bertahan hidup, namun walaupun begitu dia masih sangat kuat dan memiliki kehidupan yang berkecukupan.
Andai hati kita tidak keras seperti batu, kita akan mengetahui betapa hebatnya Tuhan, yang menciptakan kehidupan tanpa celah sedikitpun bahkan semut kecil itupun dicukupkan kehidupannya. Salah satu bukti akan adanya Tuhan selain alam semesta adalah janin dalam kandungan ibu. Janin hidup dengan mengandalkan nutrisi yang didapatkan oleh asupan ibunya kemudian makanan yang dimakan oleh sang ibu berubah menjadi nutrisi dan masuk melalui plasenta sehingga bisa mencukupkan nutrisi gizi pada janin. Nutrisi yang didapakan janin adalah sebuah rezeki untuknya yang menjadi persoalan adalah, apakah rezeki itu mendatangi janin tersebut atau janin yang pergi mencarinya? Bahkan burung yang terbangkanpun Tuhan cukupkan rezekinya. Lantas apakah masih belum cukup bukti adanya eksistensi Tuhan?
Alam yang begitu sempurna di ciptakan, tidak mungkin terbentuk sendiri jika bukan karena Tuhan yang melakukannya, namun masih banyak yang tidak percaya tentang eksistensi Tuhan sebab masih belum ada yang menunjukan bagaimana rupa Tuhan itu, akan tetapi mereka yang tidak percaya tentang eksistensi Tuhan tidak dapat memberikan bukti bahwa Tuhan itu tidak ada. Kita bisa merenungi dalam diri kita, bagaimana bentuk sistem tubuh manusia yang begitu sempurna, organ-orang dalam tubuh manusia telah memiliki fungsi masing-masing bahkan tidak pernah salah fungsi, kemudian bagaimana manusia dapat bernapas, jika seandainya alam semesta dan seisinya terbentuk dengan sendirinya, bukankah rantai kehidupan manusia akan terputus? Bahkan alam ini akan ikut hancur, sebab tidak ada yang bisa mengontrol jalan kehidupan ini tanpa seorang pencipta
Jika benar Tuhan tidak ada, manusia akan mati sia-sia, manusia yang terzholimi di muka Bumi, tanpa adanya keadilan sedikitpun bukankah itu semua adalah lelucon? Bagaimana dengan orang-orang jahat yang tidak mendapat hukuman atas perbuatan mereka, bukankah kehidupan ini sangat kejam? Sangat tidak adil bagi manusia-manusia lainnya yang mendapat siksaan tanpa adanya tanggung jawab. Sudah sangat banyak bukti akan eksistensi Tuhan, namun masih banyak pula manusia tidak mau menggunakan nalarnya untuk berpikir tentang keberadaannya, bahkan sampai menentang eksistensi-Nya.
Mereka yang tidak percaya adalah salah bentuk ujian yang diberikan Tuhan bahkan jauh sebelum dicipakannya alam semesta dan seisinya Tuhan telah mengetahui akan permasalahn ini, akan tetapi Tuhan tetap menciptakan manusia dengan dibekali akal untuk berpikir akan keberadaan-nya namun mereka malah menganggap Tuhan tidak ada, mereka yang tidak percaya adalah ujian yang telah Tuhan atur, kehidupan ini adalah sebuah ajang lomba untuk mengetahui siapa saja di antara jutaan manusia yang taat dan ingkar padanya.
Terkadang ketidakmampuan akal kita dalam menalar adanya eksistensi Tuhan dikarenakan kekecewaan pada Tuhan yang membiarkan para sebagian manusia kelaparan, kehidupan kacau, kejahatan, ketidakadilan sehingga memicu kebencian dalam hati hingga menutup pintu hatinya akan adanya Tuhan padahal nyatanya hal tersebut adalah salah satu bentuk daripada ujian manusia. Kejahatan, penyakit atau bahkan kelaparan yang terjadi bukan dasar dari kesalahan Tuhan, melainkan para manusia yang tidak bertanggung jawab dalam tugasnya, kejahatan yang dilahirkan dari sebab akibat manusia yang tidak pernah merasa cukup atau puas hingga menalar Tuhan pun tidak sanggup sebab sempitnya akal pikiran mereka.