Apakah Anies Baswedan Masih Memakai Politik Identias Tahun 2024?

profile picture yusufnurohmann
Politik - Dalam Negeri

Tokoh capres Anies Baswedan tengah menjadi sorotan apakah strategi politik identitasnya terjadi lagi di pesta demokrasi lima tahunan ini. Pasalnya politik identitas ini kerap menimbulkan polarisasi dan ketegangan konflik. Bagaimana sepak terjangnya? Simak ulasannya! 

Politik Identitas – Perhelatan politik selalu menjadi pembahasan menarik. Bagaimana tidak, pada titik inilah nasib bangsa Indonesia lima tahun kedepan akan ditentukan melalui ajang yang dinamakan pemilu. Pemilu akan menjadi ajang saling memperebutkan suara rakyat dan mencari dukungan rakyat. Berbagai strategi dan kampanye digencarkan untuk memenangkan pertarungan ini.

Salah satu pasangan calon presiden 2024 mendatang adalah bapak Anies Baswedan. Beliau merupakan tokoh hebat, cerdas dan memiliki pengaruh kuat dalam perpolitikan Indonesia. Sepak terjang beliau sebagai pemimpin sudah tidak diragukan lagi. Beliau adalah Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2017 hingga saat ini. Selama masa jabatannya, ia mengambil berbagai kebijakan, termasuk dalam bidang pendidikan, infrastruktur, dan penanganan bencana. Kepemimpinannya juga dikenal karena berfokus pada nilai-nilai dan budaya serta memahami kepentingan masyarakat Jakarta. 

Namun yang menjadi concern pembahasan menarik adalah apakah beliau memakai politik Idenitas dalam strategi politiknya? Sebelum pembahasan mendalam, mari kita ketahui dahulu apa itu politik identitas. Politik identitas adalah strategi atau pendekatan politik yang berfokus pada aspek-aspek identitas individu atau kelompok dalam masyarakat, seperti agama, etnisitas, gender, orientasi seksual, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan identitas sosial. 

Dalam politik identitas, para pemimpin politik atau kelompok tertentu menggunakan isu-isu yang terkait dengan identitas untuk menggalang dukungan dari individu atau kelompok yang mengidentifikasi diri mereka dengan aspek-aspek identitas tersebut. 

Pendekatan ini seringkali digunakan untuk memperkuat ikatan emosional antara pemimpin politik dan pemilihnya, sehingga memungkinkan pemimpin tersebut untuk memenangkan pemilihan atau mendapatkan dukungan untuk tujuan-tujuan politik tertentu.

Lalu bagaimana dengan Anies Baswedan? Anies Baswedan pertama kali mencuri perhatian publik secara luas ketika ia mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. Kampanye tersebut menjadi sangat sengit dan kontroversial, dengan isu-isu seperti agama dan identitas etnis menjadi perbincangan utama. 

Anies, yang berlatar belakang akademik dan pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tampil sebagai kandidat yang menekankan nilai-nilai kultural dan agama dalam visinya untuk Jakarta. Dalam pemilihan tersebut, Anies berhasil memenangkan dukungan sebagian besar pemilih yang identik dengan kelompok agama tertentu dan mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok yang merasa terpinggirkan. Kampanyenya dipandang berhasil dalam memanfaatkan politik identitas untuk memenangkan pemilihan.

Bagaimana dengan sekarang? Menjawab pertanyaan tersebut cukuplah sulit. Akan tetapi dalam analisis saya beliau sebagai seorang politikus yang telah membangun reputasi dengan strategi ini, ia memiliki pemilih setia yang dapat dipengaruhi oleh pesan-pesan yang menekankan identitas.

Pendekatan politik identitas yang digunakan oleh Anies Baswedan berhasil dalam hal memobilisasi dukungan dari kelompok-kelompok yang mengidentifikasi diri mereka dengan isu-isu identitas yang diangkat dalam kampanye tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa politik identitas juga memiliki risiko. Strategi ini dapat memicu polarisasi dan konflik sosial jika tidak dikelola dengan bijak. Selain itu, pemilih juga semakin cerdas dan kritis, dan mereka menginginkan pemimpin yang mampu mengatasi berbagai isu kompleks yang dihadapi oleh negara.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Tantangan terbesar bagi Anies Baswedan adalah bagaimana ia akan menavigasi dinamika politik Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Apakah ia akan tetap memanfaatkan politik identitas atau akan berusaha untuk merangkul agenda-agenda yang lebih inklusif dan berfokus pada solusi bagi berbagai isu yang dihadapi masyarakat Indonesia?

Keputusan politik Anies Baswedan dalam menjalani karier politiknya akan memiliki dampak besar pada perjalanan politik Indonesia. Dalam era di mana politik identitas sering kali memecah belah masyarakat, pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dengan berfokus pada kepentingan bersama mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik.

Politik identitas juga dapat memicu polarisasi dalam masyarakat dan konflik antar kelompok, terutama jika tidak dikelola dengan bijak. Beberapa kritikus menganggap politik identitas sebagai strategi yang memecah belah dan mengalihkan perhatian dari isu-isu substansial yang dihadapi oleh masyarakat.

Penutup

Politik identitas telah memainkan peran penting dalam karier politik Anies Baswedan. Namun, masa depannya sebagai seorang pemimpin politik akan sangat ditentukan oleh pilihan-pilihan strategisnya dalam beberapa tahun mendatang. Apakah ia akan terus menggunakan politik identitas atau akan mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan berfokus pada permasalahan yang mendesak adalah pertanyaan yang akan dijawab dalam perjalanan politiknya menuju pemilihan presiden tahun 2024. 

Hanya waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini, dan kita semua akan terus mengamatinya dengan cermat dalam dinamika politik Indonesia yang selalu menarik perhatian. Usaha yang dapat kita lakukan adalah dengan tetap memperkuat persatuan dan tidak mudah terpecah belah karena perbedaan dukungan. Mari kita dukung pesta demokrasi dengan sehat dan menggunakan akal sehat kita untuk membangun terciptanya pemilu dengan jujur adil dan bersatu. Jaya Indonesiaku!

2 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
2
0
profile picture

Written By yusufnurohmann

This statement referred from