ADHD: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Menanganinya

profile picture Vanillee
Lifestyle - Parenting

Apa Itu ADHD ?
ADHD, atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah kondisi neurodevelopmental yang umum ditemui pada anak-anak dan sering berlanjut hingga dewasa.

ADHD ditandai dengan kombinasi masalah yang mencakup kesulitan dalam mempertahankan perhatian, hiperaktivitas, dan perilaku impulsif. Kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja akademis, hubungan sosial, dan kehidupan sehari-hari individu yang mengalaminya.

Faktor Penyebab Anak ADHD
Meskipun penyebab pasti ADHD belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor diduga berkontribusi pada perkembangan kondisi ini. Faktor genetik memainkan peran penting, karena ADHD sering terjadi dalam keluarga. Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan terhadap zat beracun selama kehamilan (misalnya alkohol atau nikotin), kelahiran prematur, dan rendahnya berat badan saat lahir juga dapat meningkatkan risiko ADHD. Perubahan atau ketidakseimbangan dalam kimia otak, khususnya neurotransmitter, juga dianggap berperan dalam perkembangan ADHD.

Ciri-Ciri Anak ADHD
Gejala ADHD dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Beberapa ciri-ciri yang umum meliputi:
1.    Kurangnya Perhatian:
o    Mudah teralihkan dan sering melupakan tugas.
o    Sulit untuk tetap fokus pada satu aktivitas untuk waktu yang lama.
o    Menghindari atau tidak menyukai tugas yang memerlukan usaha mental yang panjang.

2.    Hiperaktivitas:
o    Sering bergerak atau tidak bisa diam, seperti sering menggerakkan tangan atau kaki.
o    Kesulitan untuk duduk diam saat diminta.
o    Berbicara berlebihan atau sering merasa gelisah.

3.    Impulsivitas:
o    Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diajukan.
o    Sulit menunggu giliran.
o    Sering menginterupsi atau mengganggu orang lain.

Cara Diagnosis Anak ADHD
Diagnosis ADHD biasanya dilakukan oleh seorang profesional kesehatan seperti dokter anak, psikolog, atau psikiater. Proses diagnosis melibatkan:
1.    Evaluasi Klinis:
o    Wawancara mendalam dengan orang tua dan guru untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang perilaku anak di berbagai lingkungan.
o    Penggunaan kuesioner atau skala penilaian yang standar.

2.    Pemeriksaan Fisik:
o    Pemeriksaan medis untuk menyingkirkan kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gejala serupa.

3.    Pengamatan Langsung:
o    Observasi langsung terhadap perilaku anak di berbagai situasi.

4.    Riwayat Perkembangan:
o    Evaluasi riwayat perkembangan anak sejak lahir hingga saat ini.

Cara Menangani Anak ADHD
Penanganan ADHD biasanya melibatkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, termasuk:
1.    Terapi Medikasi:
o    Penggunaan obat-obatan stimulan (seperti methylphenidate) atau non-stimulan (seperti atomoxetine) yang dapat membantu mengurangi gejala ADHD.
2.    Terapi Perilaku:
o    Intervensi perilaku yang difokuskan pada pengembangan keterampilan sosial, pengelolaan waktu, dan strategi belajar yang efektif.
o    Pelatihan orang tua untuk mengelola perilaku anak dengan cara yang positif dan konsisten.
3.    Pendidikan Khusus:
o    Penyesuaian dalam lingkungan belajar anak untuk mendukung kebutuhan khusus mereka, seperti pemberian waktu tambahan untuk tugas atau ujian, dan penyediaan lingkungan belajar yang minim gangguan.
4.    Dukungan Psikososial:
o    Konseling individu atau kelompok untuk membantu anak memahami dan mengelola emosinya.
o    Dukungan untuk keluarga dalam bentuk kelompok dukungan atau konseling keluarga.

Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif, anak dengan ADHD dapat mencapai potensinya dan menjalani kehidupan yang produktif serta memuaskan. Dukungan dari keluarga, sekolah, dan komunitas sangat penting dalam membantu anak mengatasi tantangan yang dihadapi akibat ADHD.
 

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Vanillee

This statement referred from