6 Standar Ganda Para Orang Tua, Bukti Bahwa Manusia Egois
Kita semua pernah mendengar ungkapan "orang tua selalu benar," tapi benarkah demikian? Kadang, tanpa disadari, orang tua menerapkan standar ganda yang bikin kita, sebagai anak, bingung dan merasa diperlakukan tidak adil.
Berikut ini beberapa contoh standar ganda yang sering dilakukan oleh orang tua, yang secara tidak langsung membuktikan bahwa manusia memang egois.
1. Anak Boleh Dipukul Supaya Taat, Tapi Anak Memukul Orang Tua Adalah Durhaka
Orang tua sering kali merasa berhak menggunakan kekerasan fisik untuk "mendidik" anak agar patuh. Namun, ketika situasinya dibalik—misalnya anak menunjukkan perilaku yang sama kepada mereka—itu dianggap sebagai tindakan durhaka yang tidak bisa diterima. Padahal, anak adalah cerminan didikan orang tua. Jika orang tua menggunakan kekerasan sebagai alat mendidik, jangan heran jika anak tumbuh dengan pola perilaku yang serupa.
2. Memaksa Anak Tinggal Diluar Rumah dengan Alasan Pendidikan, Tapi Menaruh Orang Tua di Panti Jompo Durhaka
Orang tua sering memaksa anak untuk tinggal jauh dari rumah demi pendidikan, meski si anak mungkin tidak mau. Tapi ketika anak memutuskan untuk menempatkan orang tua di panti jompo karena berbagai alasan, mereka langsung dicap durhaka. Ada perbedaan besar antara memaksa dan memberikan pilihan. Orang tua yang memaksa anaknya pergi jauh demi pendidikan sering kali lupa bahwa ketika mereka sendiri sudah tua, mereka juga tidak ingin dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
3. Bebas Membuat Keputusan Dengan Alasan "Saya Tahu yang Terbaik Buat Anak" Tanpa Diskusi ke Anak
Orang tua sering merasa bahwa mereka tahu apa yang terbaik untuk anak-anak mereka, dan karenanya merasa bebas membuat keputusan besar tanpa melibatkan anak dalam diskusi. Sayangnya, keputusan yang diambil orang tua tidak selalu sesuai dengan apa yang diinginkan atau dibutuhkan anak. Biasakan diskusi agar anak terbiasa membuat keputusan untuk masa depannya sendiri. Orang tua tidak akan selalu ada, dan yang terbaik menurut orang tua belum tentu yang terbaik untuk anak.
4. Disuruh Menurut Tanpa Boleh Tanya Kenapa, Namun Anak Dilarang Otoriter
Kita sering disuruh menurut tanpa banyak bertanya, karena "orang tua pasti tahu yang terbaik." Tapi ketika kita mulai bersikap otoriter atau memerintah tanpa penjelasan, langsung dianggap tidak sopan atau durhaka. Lucu, ya? Orang tua sering lupa bahwa menghargai pendapat dan pertanyaan anak adalah bagian penting dari mendidik mereka untuk berpikir kritis dan mandiri.
5. Ingin Dihormati, Tapi Tidak Menghormati Anak
Orang tua sering kali menuntut penghormatan dari anak-anak mereka dengan alasan usia yang lebih tua. Namun, sayangnya, tidak semua orang tua merasa perlu menghormati anak mereka sebagai individu yang juga punya perasaan dan pendapat. Padahal, hubungan yang sehat antara orang tua dan anak seharusnya dibangun di atas dasar saling menghormati, bukan hanya tuntutan sepihak.
6. "Mau Bagaimanapun Kami Ini Orang Tua Kamu"
Ini adalah kalimat pamungkas yang sering digunakan orang tua untuk membenarkan berbagai tindakan dan keputusan mereka, bahkan yang tidak adil sekalipun. Mereka merasa bisa melakukan apapun dengan dalih "Kami ini orang tua kamu," dan kemudian berharap anak-anak mereka akan membalas budi tanpa banyak protes. Padahal, hubungan yang sehat seharusnya tidak dibangun di atas rasa bersalah atau kewajiban, melainkan saling pengertian dan kasih sayang.
Kesimpulannya, standar ganda seperti ini bisa membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat. Saling memahami dan menghormati adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih baik, di mana baik orang tua maupun anak bisa tumbuh dan berkembang sebagai individu yang saling mendukung.