IUD adalah alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter atau profesional kesehatan dan bisa bertahan bertahun-tahun. Ada dua jenis utama IUD: hormonal dan non-hormonal. Memilih jenis yang tepat dan memahami efek sampingnya adalah langkah penting dalam perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi.

Pilihan IUD: Hormonal vs. Non-Hormonal
1.    Hormonal IUD:
•    Cara Kerja: Hormonal IUD mengandung hormon progestin yang dilepas secara perlahan ke dalam rahim. Progestin membuat lendir serviks lebih tebal, menghambat gerakan sperma, dan menebalkan lapisan rahim, mencegah implantasi telur yang telah dibuahi.
•    Merek Dagang: Beberapa merek hormonal IUD yang populer termasuk Mirena, Kyleena, dan Skyla. Setiap merek mungkin memiliki dosis hormon yang berbeda, mempengaruhi efek samping yang mungkin dialami pengguna.
2.    Non-Hormonal IUD (Tembaga):
•    Cara Kerja: Non-hormonal IUD, seperti yang terbuat dari tembaga, menciptakan lingkungan rahim yang tidak ramah bagi sperma, mencegah pembuahan telur. Mereka tidak mengandung hormon dan biasanya disebut dengan nama merek seperti Paragard.
•    Kelebihan: Non-hormonal IUD cocok bagi wanita yang sensitif terhadap hormon atau yang ingin menghindari efek samping hormonal.

Efek Samping yang Mungkin Terjadi
1.    Hormonal IUD:
•    Perubahan Periode: Beberapa pengguna hormonal IUD mungkin mengalami perubahan dalam siklus menstruasi mereka, termasuk menstruasi yang lebih ringan atau bahkan berhenti sama sekali.
•    Nyeri Perut dan Kram: Terutama pada awal penggunaan, sebagian wanita mungkin mengalami nyeri perut atau kram ringan.

2.    Non-Hormonal IUD:
•    Periode yang Lebih Berat: Beberapa pengguna non-hormonal IUD melaporkan bahwa mereka mengalami menstruasi yang lebih berat dan nyeri lebih intens.
•    Pendarahan yang Tidak Teratur: Pendarahan yang tidak teratur atau spotting dapat terjadi sebagai efek samping sementara.

Benang pada IUD memiliki beberapa fungsi penting dan pengaruhnya pada aktivitas seksual dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu. Berikut penjelasan lebih detailnya:

Fungsi Benang pada IUD:
1.    Pengamatan Lokasi: Benang pada ujung IUD berfungsi sebagai penanda atau petunjuk bagi pengguna dan dokter tentang posisi IUD di dalam rahim. Dokter dapat melacak benang ini selama pemeriksaan rutin untuk memastikan IUD tetap terletak dengan baik.
2.    Penghapusan IUD: Benang IUD memungkinkan untuk penghapusan yang mudah jika pengguna memutuskan untuk menghentikan penggunaannya atau jika IUD perlu diganti setelah periode waktu tertentu.

Pengaruh pada Aktivitas Seksual:
1.    Sensasi Tidak Nyaman: Beberapa pasangan melaporkan bahwa mereka bisa merasakan benang IUD selama hubungan seksual, terutama jika benang itu terasa menusuk atau mengganggu. Hal ini dapat mempengaruhi kenikmatan dan kenyamanan selama aktivitas seksual.
2.    Penyesuaian: Sebagian besar pasangan dapat menyesuaikan diri dengan keberadaan benang IUD dan menemukan cara untuk mengurangi ketidaknyamanan selama hubungan seksual. Ini bisa melibatkan mencari posisi yang nyaman atau mengkomunikasikan perasaan dengan pasangan.
3.    Perubahan dalam Sensasi: Meskipun beberapa pasangan mungkin merasa benang IUD selama hubungan seksual, bagi yang lain, hal itu mungkin tidak terasa atau tidak mengganggu sama sekali. Sensasi ini dapat bervariasi tergantung pada posisi, ukuran benang, dan sensitivitas individu.

Kapan Menghubungi Dokter Anda
Meskipun efek samping IUD biasanya ringan dan bersifat sementara, penting untuk menghubungi dokter Anda jika Anda mengalami gejala yang mengganggu atau tidak biasa. Gejala yang perlu diperhatikan termasuk nyeri yang parah, pendarahan berat, atau perubahan yang signifikan dalam siklus menstruasi.

Memilih jenis IUD yang tepat dan memahami efek sampingnya adalah langkah penting dalam merencanakan keluarga dan menjaga kesehatan reproduksi Anda. Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan Anda untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan Anda sebelum memutuskan jenis IUD yang akan dipilih.