Standar Ganda (Double Standard) Industri K-Pop, Normalisasi Seksis dan Misoginis?

profile picture febirmb
Lifestyle - Musik

“I’m so sick of running as fast as I can, wondering if’d get there quicker if I was a man.” – Taylor Swift.

    Realitas kehidupan dunia terbagi menjadi gender laki – laki dan perempuan, dimana gender itulah yang akan memengaruhi bagaimana seseorang mendapatkan perlakuan di kehidupan sosial. Salah satunya dalam Industri K-Pop, sub-genre musik yang berasal dari Negeri Gingseng ini diwarnai oleh kehadiran berbagai Boy Group dan Girl Group yang mendunia seperti BTS, EXO, NCT, Twice, Blackpink, dan masih banyak lagi. Namun dibalik gemerlap K-Pop terdapat fakta gelap yang menyelimuti, yakni standar ganda (double standard) antara Idol K-Pop laki – laki dan perempuan. Dominated Boy Group era memengaruhi penggemar (fandom) dalam memperlakukan artisnya, idol pria lebih banyak menerima cinta dan dukungan dari fansnya dibanding dengan wanita. Mereka “mendewakan” idol seakan – akan tidak boleh ada yang melebihi kesuksesannya. Contohnya saja BTS yang dipuji kesuksesannya karena kerja keras, bakat, dan talenta, perlakuan itu berbanding terbalik dengan girl group yang sama suksesnya dengan BTS. Mereka akan dihina bahkan dicaci maki, tak sedikit pula fans mengatakan bahwa salah satu dari mereka pasti menjual tubuhnya kepada petinggi agensi.

Tindakan inilah yang mengacu kepada perlakuan seksis dan misoginis terhadap Idol wanita, Apa itu? Seksis merupakan prasangka buruk yang didasari oleh gender, sedangkan misoginis ialah sebuah pemikiran yang bertujuan untuk membenci wanita, contoh perlakuan seksis dan misoginis terjadi apabila ada skandal dating Idol pria dan wanita. Anehnya hanya Idol wanita yang mendapat lebih banyak hujatan dibanding pria, skandal dating Baekhyun EXO dan Taeyeon SNSD 2014 silam adalah salah satunya, Taeyeon mendapat banyak cacian dan makian, bahkan ia meminta maaf karena hubungannya mencuat ke publik padahal hatters lah yang harus meminta maaf karena perlakuan terhadap Taeyeon. Fenomena standar ganda di dunia entertainment terasa sangat kontras, kegiatan positif yang dilakukan oleh Idol pria selalu mendapatkan pujian sebaliknya Idol perempuan akan dicap munafik dan pencitraan. Hal kecil seperti sikap saat makan pun bisa menjadi hujatan, Wonyoung I’VE sempat menjadi hujatan karena cara makannya yang dinilai sok imut dan pick me oleh netizen padahal itu adalah kebiasaan sejak kecil. Idol pria yang memiliki skandal negatif mendapatkan semangat dan dukungan dari fans seperti “semangat oppa, kamu gak bersalah kok”, “jangan sedih-sedih ya,” padahal kasusnya parah seperti bullying dan pelecehan seharusnya fans memberi simpati kepada korban, berbanding terbalik dengan Idol wanita yang notabene skandal tersebut belum terbukti kebenarannya langsung mendapat kecaman dari netizen seperti “oh dia emang keliatan problematic dari dulu,” “Dasar *****,” serta berbondong – bondong untuk memboikot artis bersangkutan

Pepatah “perempuan selalu benar” tidak berlaku di Industri K-Pop, kehadiran Idol perempuan sebatas objek kebencian bagi fandom fanatik. Stigma “laki – laki lebih tinggi derajatnya dibanding perempuan” masih melekat, ketika group perempuan lebih sukses baik dari segi penghargaan yang diraih maupun penjualan album akan mendapat kebencian dari fans. Sangat disayangkan, mengingat zaman sudah semakin canggih, tetapi tidak membawa penggemar kepada pemikiran yang matang. Ini sudah bukan masanya Siti Nurbaya atau era dimana kesetaraan gender masih angin lalu, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan harus membuat kita menjadi penggemar yang bijak. Girl support girl, sesama wanita mendukung wanita (dalam hal positif) gerakan itulah yang harus kita terapkan dalam menjalani kehidupan sebagai penggemar K-Pop, bukan berarti dengan hal itu kita malah jadi berbalik menghujat Idol pria. Pemikiran cerdas dan terbuka mengenai kesetaraan gender akan membuat kita memposisikan diri sebagai fans yang baik. Idol pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dilihat dari kerja keras, bakat, dan talenta bukan dari faktor x tambahan. Penggemar K-Pop yang berkualitas adalah mereka yang mendukung idolanya tanpa menjadikan artis lain sebagai objek kebencian demi menaikkan pamor idola. Oleh karena itu, marilah kita menjadi fans bijak demi meruntuhkan stigma double standard yang masih terjadi dalam Industri K-Pop.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By febirmb

This statement referred from