Saat fandom bertindak di luar batas
Saat Fandom di luar batas
Saya adalah seorang fans kpop. Awalnya sebetulnya tidak terlalu tertarik, namun Abang saya sering menonton Kpop sehingga lama-lama menjadi tertarik. Saya adalah seorang ARMY (sebutan untuk fans BTS). Sebagai fans, saya sering mengikuti perkembangan idol Kpop melalui sosmed, khususnya Instagram. Grup lain yang saya sukai adalah Ateez dan Twice.
Nah pernah ada satu kejadian di mana saya sedikit menyudutkan personal grup NCT di akun entertainment. Saya menyebut Taeyong seorang bullier. Pasalnya beberapa tahun lalu dia memang disebut membully teman sekelasnya. Ternyata kasusnya sudah selesai, Taeyong terbukti tidak bersalah. Saya tidak tahu karena tidak mengetahui hal itu. Namun fansnya langsung memaki2 dan menghina saya. Sejak saat itu saya tidak tertarik mengikuti akun infotainment, yang saya ikuti hanya akun fans BTS dan Ateez.
umber: google foto
Sebetulnya saya bingung, mengapa sebagian orang memuja idolnya seakan sang idol adalah dewa, yang tidak ada cacat dan tidak mungkin salah. Ada pula bahkan yang mengatakan ingin menjual orangtuanya demi bertemu sang idol. Benar-benar sudah gila! Apakah karena fansnya masih bocil, sehingga tidak bisa membedakan kenyataan dan halu?Lalu adapula musisi yang mendapatkan caci maki karena tidak mengetahui tentang BTS. Ya, betul. Musisi itu adalah Nial Horan? Saya sebagai seorang Army begitu terkejut dan malu ketika membaca berita itu.
Beberapa kasus di atas adalah contoh #fenomenafandom yang saya lihat/alami sendiri. Tentu ada banyak kasus lain. Memang sih, banyak idol grup yang memberikan fans service sehingga sang fans merasa benar-benar dekat dengan sang idol. Misalnya live chat bareng, fans bisa ngobrol dengan idol dan mendengarkan langsung tentang keseharian sang idol. Atau misalnya, sang idol membuat video seakan melamar penggemar menjadi istri, sehingga fans merasa seakan menjadi istri idol sesaat. Namun di luar hal yang ditawarkan sang idol maupun pihak manajemen, tentunya akan mengganggu privasi sang idol. Misal menjemput sang idol di bandara. Ada banyak kasus terjadi kerusuhan saat fans ‘menjemput’ idol di bandara. Kadang sampai menarik baju idol. Fans-fans seperti itu sangat berbahaya, bahkan beberapa idol ketakutan jika ada fans seperti itu, meskipun sudah dilindungi pengawal.
Kemudian bulan ini ada konser Blackpink. Fansnya (dikenal dengan sebutan Blink) tentu sangat senang dan tidak ingin melewatkan momen ini. Namun saat ada selegram membagikan momen saat menonton konser, ada fans yang kurang senang dengan selegram tersebut. Rachel Venya diserang (dibilang menonton konser karena ‘FOMO’) karena menonton konser Blackpink. Hahaha? lucu sekali bukan? Memang apa salahnya non fans ikut menonton? Justru bagus kan kalau banyak yang menjadi tertarik. Terakhir yang marak dari konser Blackpink adalah Ketika Jenny, salah satu anggota Blackpink, terlihat kurang bersemangat saat menari sehingga mendapat kritik dari beberapa intertainer Indonesia misalnya Boy William dan komedian Kiky Saputri. Boy dan Kiky mengutarakan pendapatnya dengan menyebut Jenny terlihat malas. Fansnya langsung marah dan membabi buta, mencaci maki sana-sini, membela Jenny. Padahal fenomena “Jenny lazy dance” ini sudah cukup lama ada.
Mengapa sih hal ini terjadi? Dan kenapa Kpop begitu digemari? Dikutip dari Salamkorea.com, musik Kpop mulai dikenal berkat kesuksesan drama Korea. Drama yang mengharukan, dengan soundtrack yang kadang dinyanyikan oleh sang actor/aktris. “Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang banyak sehingga penggemar lebih variatif memilih idolanya, dance yang kompak dipadu dengan wardrobe yang berkonsep pun menjadikan K-Pop suatu suguhan musik yang tidak pernah membosankan.”
Seperti tren lainnya, ada hal baik yang ditawarkan tetapi ada hal buruk juga yang menyertainya. Misal seorang anak belanja item merchandise dalam jumlah besar menggunakan kartu kredit orang tuanya. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan, orangtua pun harus ikut mengawasi. Atau penggunaan tata rias atau baju ala kpop juga harus diawasi orangtua, agar anak berpakaian sesuai umurnya. Terakhir, ingatlah bahwa idol hanyalah manusia biasa, bukan manusia dengan kekuatan super, bukan juga Dewa ataupun Tuhan sehingga tidak perlu mendewakan mereka dan menyembah idol. Toh fans hanyalah fans bagi mereka, yang tidak mungkin diingat mereka secara khusus.