Industri musik K-pop; fandom, fans or haters.

profile picture noviaemirong
Lifestyle - Musik

Industri musik adalah salah satu industri hiburan yang selalu digandrungi, tidak hanya oleh anak muda, tetapi bagi para paruh baya pun tak jarang musik selalu menjadi penghibur mereka. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penikmat musik yang beragam, mulai dari musik pop lokal, koplo, indie, R&B hingga K-Pop. Kali ini, akan dibahas mengenai Korean Pop atau lebih dikenal dengan K-Pop. Aliran musik yang satu ini diketahui hadir sejak tahun 1950-an, ditandai dengan kemunculan grup penyanyi The Kim Sisters yang berisi tiga orang bersaudara yakni Sokja, Aija dan Minja. Mereka memulai karir musik mereka dengan menyanyikan lagu country untuk tentara Amerika yang ditempatkan di Korea. 

Selanjutnya, pada Era 90-an muncullah sebuah grup k-pop bernama Seo Taiji And Boys. Seo Taiji adalah anggota dari band heavy metal Korea bernama Sinawe, tetapi setelah keluar dari grup, dia merekrut penari Yang Hyun-suk dan Lee Juno, dan bersama mereka, dibuatlah grup musik, Seo Taiji and Boys. Lagu Seo Taiji And Boys yakni “Nan Arayo (I Know)” merupakan musik ala Amerika pertama yang diperkenalkan kepada penduduk Korea dan dicampur dengan budaya Korea sehingga menghasilkan sesuatu yang unik. Dari situlah kepopuleran K-Pop mulai terdengar ke seluruh telinga, salah satunya pendengar di Indonesia. 

Berkembangnya industri musik kpop yang tersebar hampir diseluruh dunia, diikuti oleh kemunculan berbagai penggemar yang menyebut diri mereka fandom atau fan kingdom dari beberapa idol grup tertentu, misal EXO dan fandomnya bernama EXO-L atau SEVENTEEN dengan fandom bernama Carat, dan masih banyak lagi. Terbentuknya para fandom tentunya merupakan sesuatu yang baik dan saling menguntungkan baik bagi idola, penggemar dan industri musik itu sendiri. Namun, dengan adanya fenomena global ini, tak jarang pula timbul perilaku negatif. Contohnya saja seperti bertingkah absurd merendahkan idol grup tertentu karena tak terima idol grup tersebut lebih populer dari idol grup yang dipilihnya (haters), saling menghina fandom lain hanya sebatas untuk menjadi yang terhebat (fanwar), dan yang lebih parah menjadi sasaeng fans atau fans fanatik yang obsesinya tidak tertolong dan menghalalkan segala cara agar tetap bisa melihat dan mengetahui segala hal menyangkut idolanya, perilaku ini tentu sudah masuk dalam pelanggaran pidana. 

Contoh-contoh negatif seperti di atas adalah ketika seorang atau sekelompok penggemar sudah terlalu berlebihan dalam menyukai sesuatu, hingga kehilangan cara berpikir sehat dan cara bertingkah sebagaimana saling menghargai terhadap sesama. Penggemar-penggemar ini sering dijuluki toxic fans dan dijauhi oleh penggemar lain karena tidak mau berurusan dengan mereka. Toh, tujuan utama menyukai k-pop adalah sebagai hiburan bukan ajang pertengkaran dan drama. Tentunya, jika perilaku negatif mereka diketahui oleh idola mereka sendiri, pastinya akan menjadi luka dan tak jarang pula menjadi penghambat untuk berkembang. 

Penulis juga seorang kpopers, yang sudah sangat mengagumi, hingga berhalu mendatangi konser idola hampir setiap hari. Meski masing-masing orang memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan kesukaannya terhadap sesuatu, yang jelas jangan pernah lupa akan memanusiakan manusia lain, sebab idol kalian juga manusia, fandom-fandom yang lain juga adalah manusia. Jagalah kerukunan antar penggemar, sebab penulis percaya bahwa musik ada untuk menyatukan, bukan untuk memecah-belahkan. Xoxo.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By noviaemirong

This statement referred from