Idol Our Support System : Idol Senang, Fandompun Senang
Fandom atau perkumpulan fans suatu idol yang sering juga disebut fangirl atau fanboy sangat terkenal karena kefanatikannya. Bahkan tak sedikit orang yang terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya terhadap fangirl atau fanboy. Bukan hal yang asing bagi kita semua jika mendengar kalimat, “Halahh, korea alay!”, “Apaan suka kok sama plastik!”, bahkan ada yang mengatakan, “Suka kok sama cowok cantik gemulai kaya gitu!”, dan masih banyak komentar-komentar lain yang sudah tidak asing didengar oleh fanboy maupun fangirl.
Namun, di balik itu semua, apakah mereka akan menanggung hidup kita? Apakah mereka bisa menjamin kebahagiaan kita? Sebenarnya wajar jika sesorang menyukai sesuatu bahkan sampai mencintainya tanpa bertatap muka sekalipun. Ayolah, bukankah kutu buku terkadang mencintai tokoh dalam novel? Bukankah movie lovers tak jarang mencintai artisnya? Bahkan penonton anime terkadang berpikiran untuk hidup sebagai anime agar bisa satu dunia dengan tokoh favoritnya?
Lalu, mengapa seorang kpopers seolah mendapatkan perlakuan yang lain di masyarakat?
Dalam drama korea yang berjudul “The Heavenly Idol” yang baru-baru ini tayang, seorang tokoh bernama Kim Dal mengatakan jika, “Banyak orang melihat foto dan video penyanyi idol terfavorit mereka untuk menghibur diri setelah hari yang panjang dan menyedihkan. Itu memberi mereka energi untuk melanjutkan kehidupan. Itu menyembuhkan mereka”.
Kalimat itu pasti akan disetujui oleh mayoritas fandom. Setiap diri dari mereka memiliki waktu sulitnya masing-masing dan idol mereka adalah pelampiasan terbaik bagi mereka. Melihat video-video idol yang lucu, mendengarkan lagunya, bahkan meresapi setiap kalimat motivasi yang diberikan oleh idol seringkali memberikan dampak yang berbeda. Itulah mengapa seseorang bisa sangat mencintai idol mereka dan berharap idol mereka selalu bahagia.
Fandom biasanya akan mengusahakan yang terbaik untuk idol mereka seperti melakukan streaming video dan musik, melakukan voting untuk acara penghargaan, membeli berbagai merchandise, album, bahkan tiket konser yang harganya tidak terbilang murah. Bahkan biasanya fandom akan berlomba-lomba membeli barang yang idolnya gunakan ataupun brand yang sedang bekerjasama dengan idolnya. Semua itu mereka lakukan untuk membesarkan nama idol mereka.
Lalu apa yang mereka dapat? Bukankah itu hanya membuang-buang waktu dan uang?
Ya, kalian tidak akan tahu jika kalian belum merasakan masuk ke dalam suatu fandom. Apa yang didapat setelah melakukan semua itu? Jawabannya adalah kebahagiaan.
Mungkin terdengar aneh, namun bagaimana fandom bahagia saat melihat idolnya bahagia itu benar adanya. Anggaplah jika fandom menggantungkan kebahagiaan mereka pada idol. Saat lingkungan memberikan tekanan pada seorang fanboy atau fangirl, idolnya akan memberikan senyumnya walau tidak langsung. Itulah yang mereka dapatkan dari semua yang mereka perjuangkan.
Lalu, bagaimana dengan fandom yang mengatakan “Tidak apa, kita bagi prestasi dengan yang lain”? Bukankah itu hal yang wajar?
Fandom yang telah berjuang untuk membahagiakan idolnya dalam suatu ajang perhargaan tiba-tiba dihadapkan dengan kenyataan jika idol mereka tidak bisa memenangkan penghargaan itu, mereka akan merasa sedih. Bukan hanya fandom, idol juga akan merasa sedih walau mereka tidak bisa mengungkapkannya secara gamblang.
Lalu untuk kalimat di atas yang fandom ungkapkan, itu hanyalah penenang untuk diri mereka. Tak jarang juga fandom yang akan melanjutkannya dengan kalimat, “Kita berjuang lagi nanti” yang menggambarkan ungkapan penyemangat untuk fandom dan idolnya.
Mungkin akan ada yang berpikiran kalimat itu seolah menghina idol lain atau hanya akan menambah haters. Namun, bagaimana bisa menjadi hinaan jika kalimat itu juga sering digunakan oleh fandom lain untuk menghibur diri. Apalagi fandom lain yang pasti sibuk dengan idolnya masing-masing.
Bukankah fandom yang dewasa itu yang tidak merecoki fandom lain? Biarlah suatu fandom menikmati kemenangannya dan fandom lain saling menenangkan karena kekalahannya.
Kebahagiaan itu datangnya dari setiap diri. Fandom yang merupakan kumpulan dari banyak diri seringkali memiliki waktu dimana mereka perlu saling merangkul untuk menguatkan. Tak jarang saat itu akan muncul kalimat yang bisa saja nyeleneh namun hanya untuk penghiburan diri. Asalkan tidak secara gamblang menghina fandom atau idol lain, biasa suatu fandom tidak akan merecoki fandom tersebut karena mereka juga merasakan bagaimana mereka memerlukan humor saat berada dalam masa sulit.
Sebagai oknum ketiga di antara fandom, tak etis jika kita menjudge suatu fandom seolah mereka mengejek fandom lain padahal fandom lain tenang-tenang saja. Tak jarang jika oknum ketigalah yang menjadi sumber kebencian antar fandom karena kalimatnya. Lebih baik, jadilah oknum ketiga yang dapat memberikan fandom celah untuk menikmati kebahagiaannya.