Fandom Idol K-pop: Penggemar atau Penyembah?

profile picture ridha_fadhila
Lifestyle - Musik

Popularitas musik K-pop berkembang pesat saat ini. Indonesia menjadi salah satu negara dengan masyarakat penggemar K-pop yang cukup banyak dari berbagai kalangan. Bahkan dalam dua tahun terakhir tidak sedikit idol K-pop telah mengadakan konser atau pun fanmeet dengan penggemar mereka di Indonesia.

Fenomena ini tentu memberikan perubahan dalam budaya masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan remaja penggemar K-pop. Tidak hanya menikmati musik saja, banyak dari penggemar juga meniru atau mengikuti bagaimana gaya idol mereka. Mulai dari cara berpakaian, cara berdandan, mengikuti pola makan, cara berolahraga, membeli barang yang dimiliki idola mereka dan masih banyak hal lainnya. 

Penggemar juga menunjukkan dukungan, rasa kagum, rasa suka dan rasa cinta mereka terhadap idola dengan berbagai macam cara. Mulai dari memberikan komentar dukungan melalui sosial media, membuat postingan mengenai idola mereka, mengirim dan memberi idola mereka hadiah, membuat project atas nama idol mereka. Namun dalam beberapa kasus, banyak yang menunjukkan rasa cinta mereka secara berlebihan atau diluar batas wajar.

Dalam memandang sesuatu tentu saja kita akan selalu melihat sisi positif dan sisi negatif dari hal tersebut. Sama halnya pada penggemar idol K-pop atau yang lebih akrab kita sebut fandom. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fandom berarti kumpulan atau basis penggemar. Dilansir dari liputan6.com, fandom dapat digunakan pada kelompok apa saja, namun saat ini lebih popular digunakan untuk menyebut para penggemar dari grup idol K-pop tertentu. Beberapa fandom dalam dunia K-pop diantaranya ada NCTzen, Army, Blink, MOA, Carat, Once, SONE, Buddy dan masih banyak lainnya.

Jika sebelumnya dikatakan bahwa memberikan dukungan terhadap idola menjadi salah satu hal positif pada penggemar, hal ini juga terkadang dapat memberikan dampak negatif. Sebagai contoh kasus, seorang penggemar yang ingin memberikan dukungan terhadap idol kesukaannya namun tanpa sadar menyinggung atau menjelekkan idol grup lainnya. Hal tersebut tentu saja mengundang atensi penggemar idol grup lainnya dan menimbulkan keributan atau lebih dikenal dengan istilah war antar fandom. 

Sebagai penggemar, merupakan sebuah hal wajar jika muncul keinginan untuk membela ketika idola mereka dihina atau dijelekkan oleh orang lain. Rasa kagum, rasa suka dan rasa cinta memunculkan dorongan untuk melindungi orang yang mereka sayang yaitu idola mereka. Namun jika perasaan tersebut muncul secara berlebihan dalam diri seorang penggemar, biasanya disebut dengan istilah fanatisme. 

Dilansir dari Gramedia.com, fanatisme idola merupakan perilaku mengidolakan sesuatu diluar batas wajar seperti mengganggu privasi idola dapat menyakiti orang yang diidolakan dan menjadi boomerang untuk diri sendiri. Salah satu bentuk fanatisme dapat kita lihat dari mereka yang senang mengganggu privasi idol seperti menguntit hingga hotel atau apartemen idola mereka tinggal, melakukan panggilan telepon secara terus-menerus, merasa bahwa idola mereka tidak boleh dimiliki orang lain, melemparkan hinaan kepada idol lain dan membela idol mereka dengan menjatuhkan idola lainnya. Hal tersebut tentu saja menunjukkan cara menyukai idol secara tidak sehat. Fenomena ini dapat kita sebut dengan istilah Celebrity Worship. 

Apa sih Celebrity Worship itu?

Dilansir dari kajianpustaka.com Celebrity Worship merupakan kondisi senang terhadap idola yang memengaruhi kehidupan penggemar atau dapat disebut sebagai kondisi obsesif terhadap sesuatu. Digambarkan sebagai hubungan satu sisi dimana seseorang tahu yang lain, tapi yang lainnya tidak (Maltby, 2004). Lebih lanjut dikatakan terdapat 3 dimensi dalam menjelaskan celebrity worship, yaitu:

  1. Entertainment Social: pada dimensi ini, penggemar menyukai idola mereka karena merasa terhibur dan senang membicarakan idola mereka dengan orang lain yang juga memiliki idola yang sama.
  2. Intense Personal: pada dimensi ini, penggemar memiliki rasa empati tinggi terhadap idola mereka. Sebagai contoh, ketika idola mereka terluka maka mereka akan merasa sedih juga serta sebaliknya, jika idola mereka sedang bahagia maka penggemar juga merasakan kebahagiaan tersebut.
  3. Borderline Pathological: dimensi ini menunjukkan perilaku penggemar yang tidak terkontrol. Mereka yang berada pada tahap ini akan rela melakukan apa saja untuk idolanya meski harus melanggar aturan/hukum. Sebutan untuk penggemar seperti ini yang akrab kita dengar adalah sasaeng.

Kesimpulannya, celebrity worship dapat mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya adalah para penggemar yang merasa lebih bahagia, terhibur dan lebih percaya diri. Sementara dampak negatifnya adalah rasa suka yang tidak wajar yang dapat berdampak pada privasi idol serta kesehatan mental penggemar itu sendiri.

Maka dapat dikatakan bahwa fandom idol K-pop tentu saja merupakan penggemar. Penggemar itu sendiri terdiri dari berbagai macam karakter dan sifat, ada yang mencintai idola mereka secara wajar dan ada yang melewati batas wajar. Mereka tidak menyembah idola mereka, namun sebuah kondisi membuat mereka terlalu mencintai sang idola hingga tidak dapat berpikir secara sehat dan melakukan segala cara untuk dapat masuk ke dalam kehidupan sang idola.

Pesan untuk kita semua sebagai penggemar, mari cintai idola kita sewajarnya. Seperti yang dikatakan oleh Matlby (2004) bahwa kondisi celebrity worship merupakan hubungan satu sisi, dimana kita mengetahui siapa idol kita tapi mereka tidak mengetahui siapa kita. Hehehe.

Terima kasih.

Sumber:

Maltby, dkk. 2004. Personality and Coping: A Context For Examining Celebrity Worship and Mentalhealth. British Journal of Psychology.

https://www.gramedia.com/literasi/fanatisme/#2_Fanatisme_Idola

https://www.liputan6.com/hot/read/4852086/fandom-adalah-komunitas-fans-berat-pahami-makna-dan-perannya-di-dunia-hiburan

https://www.kajianpustaka.com/2021/03/celebrity-worship.html

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By ridha_fadhila

This statement referred from