Fandom Beracun
Ketika seseorang merasa terikat dengan suatu fandom, mereka dapat merasa seperti bagian dari komunitas yang luas dan saling mendukung. Namun, dengan adanya komunitas tersebut, terkadang muncul perasaan kompetisi dan kebanggaan dalam diri penggemar yang membuat mereka cenderung memandang rendah atau bahkan menyerang fandom lain.
Selain itu, beberapa penggemar mungkin merasa perlu membela atau mempertahankan fandom mereka jika ada kritik atau komentar negatif tentang fandom tersebut dari penggemar lain atau bahkan dari orang luar. Ada juga penggemar yang bersikap ofensif terhadap fandom lain sebagai cara untuk menunjukkan kebanggaan dan loyalitas terhadap fandom yang mereka dukung.
Banyak orang mungkin mengira bahwa basis penggemar hanyalah tempat untuk mengobrol santai dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Namun, pada kenyataannya, dunia basis penggemar bisa menjadi sangat beracun. Berbagai perang basis penggemar yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menjadi bukti nyata akan hal ini.
Saya teringat perkataan Ryan Boyd dalam bukunya , "Ketika fans bersikap merusak, teror, mengancam, dan melecehkan orang lain atas nama cinta terhadap sesuatu yang mereka anggap penting, mereka menghancurkan makna asli dari fandom. Sebuah fandom seharusnya menjadi tempat di mana orang dengan minat dan hobi yang sama bisa berkumpul, berdiskusi, dan merayakan kecintaan mereka dengan cara yang positif dan menyenangkan. Tapi ketika fandom berubah menjadi tempat kebencian dan kekerasan, maka itu sudah tidak lagi fandom." - Ryan Boyd, "Toxic Fandom: The Dark Side of Loving Pop Culture"
Apa yang membuat perang basis penggemar begitu beracun? Dan mengapa orang-orang terlibat dalam konflik yang seharusnya sederhana seperti itu? Saya akan memberikan beberapa opini di balik perang basis penggemar yang selama ini telah muncul menghiasai dunia hiburan saat ini.
- Identitas diri
Sebagian besar penggemar merasa identitas mereka terkait erat dengan fandom yang mereka ikuti. Ketika ada seseorang yang mengkritik atau menyerang fandom tersebut, para penggemar merasa seolah-olah identitas mereka sedang diserang. Ini bisa menjadi sangat pribadi dan membuat penggemar merasa marah dan terluka. Ketika penggemar merasa bahwa identitas mereka diserang, maka perang basis penggemar menjadi tak terelakkan.
2. Kebanggaan
Banyak penggemar merasa sangat bangga dengan fandom mereka. Mereka mungkin merasa bahwa fandom mereka adalah yang terbaik dan tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Ketika ada fandom lain yang mencoba mengalahkan fandom mereka, para penggemar merasa perlu membela kebanggaan mereka. Ini bisa menjadi sangat kompetitif dan memicu perang basis penggemar.
3. Ketidaksetaraan
Beberapa basis penggemar lebih besar dan lebih populer daripada yang lain. Ini bisa membuat penggemar yang lebih kecil merasa tidak dihargai dan merasa cemburu terhadap basis penggemar yang lebih besar. Mereka mungkin merasa bahwa basis penggemar yang lebih besar memiliki keuntungan dalam perang basis penggemar dan sulit untuk memenangkan perang tersebut.
4. Perlindungan
Ketika seseorang merasa bahwa fandom mereka diserang atau dibenci, mereka mungkin merasa perlu untuk membalas dendam dan melindungi fandom mereka. Ini bisa membuat perang basis penggemar menjadi lebih intens dan sulit untuk diakhiri.
5. Cyberbullying
Perang basis penggemar seringkali melibatkan cyberbullying. Penggemar bisa mengirimkan pesan negatif kepada penggemar lain, mengunggah meme atau gambar yang menghina, atau bahkan melakukan doxing, yaitu mengungkapkan informasi pribadi tentang seseorang secara online. Hal ini sangat tidak etis dan bisa merugikan orang secara emosional dan finansial.
6. Memperkuat hubungan sosial
Perang basis penggemar juga bisa menjadi cara untuk memperkuat hubungan sosial antara para penggemar. Para penggemar yang memiliki minat yang sama mungkin merasa lebih dekat satu sama lain ketika mereka bersatu untuk melawan basis penggemar lain. Ini bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan memperkuat hubungan sosial antara para penggemar.
Perang basis penggemar mungkin terlihat seperti hal yang tidak berarti, namun dampaknya bisa sangat merusak. Ini bisa membuat penggemar merasa terluka, menghasilkan cyberbullying, dan merusak hubungan sosial antara penggemar. Jika tidak dikelola dengan baik, perang basis penggemar bisa berlanjut dalam waktu yang lama dan merusak citra fandom tersebut di mata masyarakat.
Untuk menghindari perang basis penggemar, penggemar harus belajar untuk menghargai dan menghormati penggemar lain. Mereka harus menghindari menyerang penggemar lain secara pribadi dan menghindari menyebarkan pesan negatif tentang fandom lain. Sebaliknya, mereka harus mencoba untuk menghargai perbedaan dan memperluas pengetahuan mereka tentang fandom lain.
Selain itu, media sosial juga dapat memainkan peran penting dalam mencegah perang basis penggemar. Platform media sosial harus memantau konten yang diunggah pengguna mereka dan menindak tegas konten yang mengandung kebencian atau cyberbullying. Media sosial juga dapat menyediakan lebih banyak ruang yang aman bagi penggemar untuk berinteraksi, tanpa takut menjadi sasaran perang basis penggemar.
Ashley Poston dalam bukunya yang terkenal ,The Princess and the Fangirl, “ Sebuah fandom seharusnya merupakan tempat di mana orang bisa merasa diterima dan terhubung dengan orang lain yang memiliki minat dan hobi yang sama. Fandom seharusnya menjadi tempat di mana kita bisa mengeksplorasi kecintaan kita pada sesuatu yang kita sukai, belajar hal baru, dan saling menghargai perspektif orang lain. Dalam sebuah fandom, kita bisa merayakan kreativitas dan keunikan kita, serta membangun komunitas yang inklusif dan mendukung."
#fenomenafandom