WUJUDKAN GIGI SEHAT UNTUK HIDUP SEHAT SEPANJANG HAYAT

profile picture syifa_rahima
Kesehatan - Other

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan  modal setiap  warga  negara dan  setiap  bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak.

Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa dekade, pengertian sehat masih dipertentangkan para ahli dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keselutuhan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut penting dilakukan. Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulutadalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan   berkesinambungan   untuk memelihara  dan  meningkatkan derajat  kesehatan  gigi dan mulut   masyarakat   dalam  bentuk   peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. 

Status kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat atau derajat kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat/diobati dapat menjadi semakin parah karena adanya sifat progresif. Status kesehatan gigi meliputi pemeriksaan karies dan kebersihan gigi dan mulut oleh karena kedua keadaan ini diderita oleh masyarakat Indonesia.

Kesehatan gigi dan mulut  di Indonesia masih menjadi permasalahan yang besar. Data-data hasil riset Nasional (Data SKRT/ Surkesnas 2004, Riskesdas 2007, Riskesdas 2013, Profil Kesehatan Nasional 2011 -2013 ) trend kesehatan gigi dan mulut cenderung masih jauh dari target yang ditetapkan oleh WHO. Angka kerusakan gigi di Indonesia mencapai 4-5 gigi per orang. data ini merujuk pada Riskesdas sebelumnya, yakni tahun 2007, 2010, dan 2013. Padahal, dunia sudah menyatakan bahwa standar internasional 2.5 gigi per orang.

     Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dengan rongga mulut, yang memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, dan ketidaknyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

  1. Jenis-jenis Penyakit Gigi dan Mulut

Gigi dan mulut adalah dari bagian tubuh kita yang sangat vital karena di sanalah tempat masuknya makanan dan gigilah yang akan menghancurkan makanan sehingga sari-sarinya dapat kita terima. Sayangnya, tak hanya penyakit jantung, otak, ginjal, hati dan paru-paru saja yang bisa membahayakan hidup manusia, tapi ada sejumlah penyakit gigi dan mulut yang bisa mengancam jiwa. Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut apa saja yang kiranya harus diwaspadai betul supaya tak berakhir dengan kondisi yang lebih serius atau bahkan kematian.

Jenis jenis penyakit gigi dan mulut :

  1. Gingivitis

Radang gusi atau gusi bengkak ini adalah sebuah kondisi yang biasanya terjadi karena mulut kurang terjaga kebersihannya dan akhirnya dan akhirnya ada karang-karang gigi atau plak yang menumpuk dan berbatasan dengan tepi gusi. Infeksi akan terjadi di bagian gusi disebabkan oleh banyak bakteri di bagian plak dan karang gigi. Kondisi akan makin parah dan serius jika gingivitis tak segera ditangani dengan benar sehingga bisa berkembang menjadi penyakit lainnya.

Penyebab

  • Punya kebiasaan merokok.
  • Gosok gigi terlalu kuat.
  • Penyakit stroke.
  • Penyakit jantung.
  • Kurang asupan vitamin di dalam tubuh.
  • Jarang membersihkan gigi.
  • Menggunakan sikat gigi yang kurang sesuai dengan kontur mulut.
  • Adanya kondisi diabetes melitus.
  • Memakai gigi palsu.
  • Siklus hormon yang tak normal.
  • Penggunaan obat tertentu.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang.

Proses

Untuk orang yang menderita penyakit HIV AIDS dan diabetes, orang tersebut akan mengalami gangguan di bagian sistem daya tahan tubuhnya sehingga tubuh tak memiliki kemampuan untuk membasmi segala bakteri dan infeksi yang ada di gusi. Gusi yang terkena infeksi atau peradangan kemudian akan mengalami pengembangan atau yang disebut dengan pembengkakan. Warna gusi pun lebih merah dari biasanya disertai dengan sensitivitas yang meningkat sehingga saat tergores sewaktu gosok gigi bisa terluka maupun  berdarah. Waspadalah karena bau mulut bisa keluar karena adanya gangguan gusi ini.

  1. Glositis

Kondisi yang dinamakan glositis ini bisa dikatakan sebagai penyakit radang pada lidah di mana ini adalah sebuah keadaan di dalam mulut yang bisa ditunjukkan dengan adanya pembengkakan di lidah. Jika pada kasus yang lebih parah, glositis mampu memicu penyumbatan pernapasan saat lidah membengkak sangat parah.

Penyebab

  • Reaksi alergi terhadap iritan tertentu, termasuk juga makanan maupun pengobatan tertentu.
  • Trauma mulut yang biasanya disebabkan oleh luka.
  • Mulut kering.
  • Kekurangan zat besi.
  • Penyakit tertentu.

Proses

Lidah akan berubah menjadi kelihatan lebih licin ketika terjadi pembengkakan, bahkan terjadi juga perubahan warna pada lidah. Lidah akan tampak pucat jika memang yang menjadi pemicunya adalah anemia pernisiosa, namun lidah akan kelihatan memerah seperti terbakar jika faktor pemicunya adalah defisiensi vitamin B. Kondisi penyakit ini tidaklah sampai pada level mengancam jiwa karena obat-obat yang diberikan oleh dokter bisa menyembuhkannya.

  1. Gigi Hipersensitif

Hipersensitivitas bisa saja muncul pada bagian gigi Anda dan biasanya hal ini akan ditandai dengan ngilu pada gigi. Kondisi yang bisa disebut juga dengan istilah hipersensitivitas dentin ini juga bisa dialami oleh para orang tua secara alamiah dikarenakan memang resesi gingiva atau penurunan gusi. Tentu kondisi gusi yang demikian juga terdukung oleh adanya faktor pertambahan usia.  Penyebab

  • Sering makan dan minum yang dingin, manis dan asam.
  • Prosedur dental bleaching alias pemutihan gigi.
  • Penumpukan karang gigi yang kemudian menjadi pemicu penurunan gusi.
  • Penambahan usia atau faktor bertambah tua.

Proses

Dentin Hipersensitif atau DH ini merupakan sebuah keadaan yang dianggap sebagai respon tak wajar yang dikeluarkan oleh dentin gigi terhadap segala bentuk rangsangan, seperti rangsangan osmotik yang berasal dari defek gigi atau patologis, bahan-bahan kimia, sentuhan, serta rasa dingin dan juga panas. Dapat terjadi pada wanita dan pria, kondisi ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri yang begitu tajam terlokalisasi dengan durasi yang pendek.

Teori proses DH sendiri salah satunya adalah hidrodinamik oleh Brannstrom di mana terjadi transmisi nyeri yang dilakukan oleh pergerakan cairan cepat pada tubulus dentin. Karena kepekaan pada tubulus terhadap tekanan dan sentuhan, transmisi nyeri bisa muncul oleh karena perubahan suhu dentin, pergerakan osmotik, perubahan tekanan, pengeringan serta akibat adanya pemotongan dan inilah yang membuat sensitivitas gigi meningkat.

  1. Abses Gusi

Kondisi satu ini adalah salah satu penyakit gigi dan mulut di mana gusi dapat bernanah. Nanah yang keluar di bagian gusi tampak cairan kental yang warnanya kuning, putih agak kuning atau bisa juga kuning agak coklat. Nanah dapat muncul apabila terjadi inflamasi pada gusi ketika bagian gusi terinfeksi.

Penyebab

  • Bakteri berkembang biak.
  • Terjadi penyebaran infeksi.
  • Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung tinggi karbohidrat.

Proses

Bakteri yang ada di dalam mulut bila diabaikan maka akan memicu pembentukan abses di gigi dan akhirnya muncul juga infeksi dengan penyebarannya ke seluruh area gusi. Tak sampai di situ, sebagai efeknya akan ada pengumpulan nanah yang terjadi pada gusi di mana abses ini tak akan sembuh bila dibiarkan. Nanah perlu dikeringan oleh ahli medis atau kalau tidak, gigi yang sudah kena infeksi perlu dicabut.

Obat pereda rasa nyeri akan sangat dibutuhkan ketika rasa sakit yang ada sudah tidak bisa Anda tahan lagi, namun sebenarnya ketika dokter telah mengeluarkan nanah tersebut, keluhan gejala dipastikan hilang. Sementara itu, ada juga kondisi di mana abses bisa pecah tepat sebelum Anda mendapat penanganan medis. Jangan khawatir karena mengumurinya dengan air hangat justru akan sangat membantu agar nanah cepat keluar.

  1. Sariawan/Stomatitis

Keadaan satu ini sudah jelas pasti hampir semua orang pernah mengalaminya, apalagi ketika bibir bagian dalam tergigit ketika sedang makan yang akhirnya menjadi sariawan. Jamur Candida albicans merupakan penyebab dari sariawan ini dan meski tak menular, tentu kondisi ini memberikan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Sariawan juga dikatakan sebagai bentuk kelainan yang terjadi di selaput lendir mulut yang tampak seperti luka dengan rupa bercak yang warnanya agak putih kekuningan dan bertekstur cekung.

Penyebab

  • Memakai gigi palsu.
  • Luka tergigit.
  • Konsumsi air panas atau air dingin.
  • Penggunaan obat kumur di mana di dalamnya terkandung bahan-bahan pengering seperti gliserin/lemon dan alkohol.
  • Pemakaian obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan antibiotik.
  • Menurunnya sistem daya tahan tubuh.
  • Kekurangan asupan vitamin B, zat besi dan vitamin C.
  • Kelainan atau gangguan pencernaan.
  • Kesehatan dan kebersihan mulut yang tak terjaga dengan sempurna.

Proses

Seperti yang telah disebutkan, munculnya sariawan adalah karena adanya jamur candida, namun kandida ini akan memiliki peluang untuk semakin tumbuh tak terkendali jika sisten daya tahan tubuh menurun. Gejala yang akan dirasakan oleh penderitanya adalah ketidaknyamanan di dalam mulut, akan terasa sakit sewaktu dibuat menelan makanan maupun minuman, lidah merasakan adanya sensasi terbakar, serta timbul adanya warna putih pada lika yang bisa terjadi di dinding mulut atau lidah.

  1. Karies Gigi

Nama lain dari penyakit ini adalah dental caries dan penyakit ini merupakan jenis infeksi yang bisa memicu kerusakan struktur gigi. Adanya karies gigi akan mampu memicu gigi berlubang. Penyakit satu ini jika dibiarkan atau tidak mendapatkan penanganan benar bisa menyebabkan rasa nyeri, terjadinya infeksi, gigi tanggal, kasus bahaya lainnya dan bahkan membawa kematian.

Penyebab

  • Gangguan tertentu yang terjadi di area gigi.
  • Anatomi gigi yang bisa menaikkan risiko terbentuknya karies.
  • Bakteri yang berkembang bia di daerah mulut.
  • Gangguan produksi air liur.
  • Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan antihistamin.
  • Pemakaian tembakau.
  • Fermentasi karbohidrat.

Proses

Terjadinya karies bisa ditandai dengan warna hitam atau coklat pada lubang di bagian jaringan keras gigi. Biasanya, gigi yang berlubang tak akan terasa sakit hingga lubang tersebut ukurannya membesar. Rasa ngilu pun akhirnya dialami oleh penderita terutama saat makanan/minuman manis, dingin dan panas mengenai giginya. Karies yang bertambah besar bisa sampai ke kamar pulpa; kamar pulpa ini diketahui memiliki jaringan saraf serta pembuluh darah dan kamar pulpa ini merupakan sebuah rongga di dalam gigi.

Peradangan akan terjadi saat karies sudah berada di kamar pulpa sehingga denyutan rasa nyeri bisa dirasakan oleh penderita. Infeksi dari bakteri ini lama-lama jika tak diatasi akan memicu kematian jaringan pada kamar pulpa. Tak sampai di situ, ada lagi proses penjalaran infeksi ke jaringan tulang penyangga gigi; inilah yang kemudian memicu adanya abses gigi.

  1. Tumor Gigi

Penyakit tumor gigi adalah penyakit yang bukan main bahayanya karena bisa berujung pada kematian sama seriusnya dengan kasus tumor lainnya. Pada tumor gigi, kondisi ini dikenal sebagai keadaan di mana terdapat pertumbuhan daging yang seperti parasit dan bisa membuat jaringan hidup area gigi dan mulut menjadi rusak.

Penyebab

  • Mencabut gigi secara sembarangan atau bukan dengan alat yang tepat.
  • Bakteri yang berkembang terlalu banyak dan cepat di jaringan sekitar gigi.
  • Kurang terjaganya kebersihan mulut.

Proses

Ketika memasukkan alat atau bahkan tangan sendiri ke dalam mulut dan menyentuh gigi, ada berbagai virus yang bisa dibawa. Virus inilah yang kemudian bisa bersarang dan berkembang biak dan menimbulkan tumor gigi. Virus akan dapat berkembang dengan mudah apabila kondisi mulut tidak dalam keadaan yang sehat dan bersih, seperti halnya tubuh yang tidak fit akan mudah terinfeksi virus atau bakteri.

Jika kanker atau tumor gigi ada muncul di bagian sebelah kiri, maka bagian kiri wajah juga akan mengalami kerusakan berat, sementara bila tumor gigi ada di bagian kanan, wajah bagian kananlah yang akan mengalami kerusakan. Rasa sakit bisa begitu mengerikan dan tidak nyaman dan bisa terus bertambah sakit karena tumor akan mengalami pertumbuhan.

     Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut di Tanah Air dinilai belum efektif. Jumlah kasus sakit gigi dan mulut tinggi serta cenderung meningkat, terutama pada anak-anak. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut harus lebih ditingkatkan, mulai dari pencegahan, penyembuhan  penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkulitas

     Pengaturan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut bertujuan memberikan pedoman dan acuan bagi penyelenggara Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut untuk:

  1. Mewujudkan Pelayanan KesehatanGigi dan Mulut secara profesional, komprehensif dan terpadu sesuai standar;
  2. Meningkatkan   manajemen   dan  informasi   Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang efisien dan efektif;
  3. Meningkatkan jumlah,kualitas dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan gigi dan mulut; dan
  4. Meningkatkan  peran  serta  daerah  dalam  pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan.
  • Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut pada Setiap Fase Tumbuh Kembang Individu Melalui Pendekatan Siklus Hidup.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut secara komprehensif terdiri atas pelayanan:

  1. Kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
  2. Kesehatan gigi dan mulut anak dan remaja
  3. Kesehatan gigi dan mulut lanjut usia
  • Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut pada ibu hamil

Keadaan rongga mulut ibu hamil dapat mempengaruhi kondisi bayi yang dikandungnya. Jika seorang ibu menderita infeksi periodontal, pada saat ibu tersebut hamil akan memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan mengalami  kelahiran prematur.  Penelitian  di  RS  Hasan Sadikin, Jabar (Komara, 2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara penderita periodontitis marginalis kronis dengan kejadian BBLR. Ibu hamil penderita periodontitis kronis beresiko 10,9 kali lebih besar memiliki bayi BBLR, bahkan ibu hamil yang menderita infeksi periodontal, memiliki resiko terhadap terjadinya Bayi BBLR sebanyak 19,2 kalidibanding yang normal. Sementara Dr. Steven Offenbacher, Direktur Center of Oral and Systemic Diseases di University of North Carolina menjelaskan bahwa risiko  tersebut sama  kuatnya  dengan risiko akibat merokokatau pemakaian alkohol.

Perawatan   gigi  dan   mulut  dapat  dilakukan   pada   masa kehamilan dengan aman, tetapi tenaga pelayanan kesehatan gigi harus  tetap mempertimbangkan  perlindungan terhadap  ibu  hamil dan janin yang sedang berkembang. Keadaan ini menjadikan perhatian yang cukup serius bagi tenaga pelayanan kesehatan gigi dalam melakukan perawatan gigi dan mulut. Tenaga pelayanan kesehatan gigi juga harus menyadari bahwa pasien yang dihadapi bukanlah pasien yang selalu dalam kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu kadang-kadang perlu bagi tenaga pelayanan kesehatan gigi untuk menunda perawatan gigi dan mulut terutamapada trimester I dan diakhir trimester III dengan alasan pertimbangan riwayat medis pasien. Konsultasi dengan dokter ahli kandungan ada baiknya dilakukan bila ibu hamil memiliki faktor risiko terhadap perawatan yang akan dilakukan.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil diberikan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dalam rangka membantu mengoptimalkan kesehatan ibu secara keseluruhan demi tumbuh kembang janin yang baik. Perawatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil berupa perawatan/tindakan, harus tetap mempertimbangkan perlindungan pada ibu dan janin yang dikandung, yang meliputi :

  1. Konseling kesehatan berupa pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan gigi dan mulut.
  2. Pemeriksaan deteksi dini kelainan / penyakit gigi dan mulut.
  3. Merujuk ibu hamil dalam hal kondisi gigi dan mulut ibu hamil memerlukan pendekatan kuratif
  • Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut pada anak dan remaja

      Pelayanan kesehatan dilakukan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak dan remaja meliputi:

  • Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada bayi;

Pelayanan   Kesehatan   Gigi  dan  Mulut  dilakukan  dengan cara memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada orang tua dan/atau anggota keluarga lain dalam bentuk:

  1. Konseling / penyuluhan tentang    fase  pertumbuhan gigi sulung dan keadaan yang menyertai proses tumbuh gigi serta kelainan/penyakit yang sering terjadi pada bayi
  2. Mengajarkan  cara  memelihara  kesehatan  rongga mulut bayi sebelum tumbuh gigi hingga gigi seri tumbuh lengkap.
  • Pelayanan  Kesehatan  Gigi  dan  Mulut  pada  anak balita dan usia pra sekolah

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulutpada anak balita dan anak usia pra sekolah dilakukan dalam rentang usia 12 (dua belas) sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan.

Pelayanan   Kesehatan   Gigi  dan  Mulut  dilakukan  dengan  memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada orang tua dan/atau anggota keluarga lain. Keterlibatanorang tua dan/atauanggota keluarga lain harus dilakukan secara aktif  agar  pembentukan  perilaku  sehat  dan kemandirian anak  balita  dan  anak  usia  prasekolah optimal dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gigi dan mulutnya.

  • Pelayanan  Kesehatan  Gigi  dan  Mulut  pada  anak sekolah tingkat dasar dan tingkat menengah

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak usia sekolah tingkat dasar dan anak usia sekolah tingkat menengah berupa  Usaha  Kesehatan  Gigi  Sekolah (UKGS)               dan  Usaha  Kesehatan  Gigi  Sekolah  (UKGS) tingkat lanjut yang dilakukan secara terpadu dengan program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).

Usaha   Kesehatan   Gigi  Sekolah  (UKGS)   dan  Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) tingkat lanjut dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:

  1. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut
  2. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
  3. Pemeriksaan   kesehatan   gigi  dan  mulut  secara berkala
  4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut lanjutan.

Penjaringan  kesehatan  gigi  dan  mulut  dilaksanakan di sekolah oleh tenaga kesehatan.

Pendidikan   kesehatan   gigi  dan  mulut   dilaksanakan di sekolah oleh tenaga kesehatan, guru, dan/atau Kader kesehatan sekolah yang terlatih.

Pemeriksaan  kesehatan  gigi dan  mulut  secara berkala dilaksanakan di sekolah oleh tenaga kesehatan untuk pencegahan dan deteksi dini gangguan pengunyahan.

Pelayanan    Kesehatan   Gigi   dan   Mulut   lanjutan dilaksanakan               di   fasilitas   pelayanan   kesehatan   oleh tenaga kesehatan dalam rangka menindaklanjuti hasil penjaringan kesehatan dan/atau pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan pendekatan kuratif.

  • Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Lanjut Usia

Pelayanan  Kesehatan  Gigi  dan  Mulut    lanjut  usia diutamakan pada pelayanan dengan pendekatan kuratif rehabilitatif    dalam    bentuk   pengobatan    dan pemulihan fungsi  pengunyahan  sesuai  permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada  lanjut usia.

Pelayanan   Kesehatan   Gigi  dan  Mulut  dilakukan secara komprehensif tanpa mengabaikan pendekatan promotifdan preventif, dengan tetap mempertimbangkan riwayat penyakit dan kondisi umum lanjut usia.

  1. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut pada Setiap Fase Tumbuh Kembang Individu Melalui Pendekatan Siklus Hidup.
  2. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Ibu Hamil

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat  dan  sempurna, serta  mencegah  terjadinya kelahiran  bayi dengan berat badan tidak normal atau kelahiran prematur. Selama kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga fungsi pengunyahantetap baik dan asupan gizi tetap baik dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut menjadi lebih parah.

Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan ialah makanan yang banyak mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran. Selain baik untuk pencernaan, makanan yang berserat juga secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengket dan menempel pada gigi.

Untuk mencegah timbulnya ganguan di rongga mulut selama masa kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya karies gigi dan peradangan gusi akibat iritasi lokal.

Ada  beberapa hal  yang  perlu ditekankan  kepada  ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu:

  1. Bila  ibu  hamil  mengalami  muntah-muntah,  segera  bersihkan mulut dengan berkumur-kumurdengan secangkur air ditambah1 sendok teh soda kue (sodiumbicarbonat) dan menyikat gigi 1 jam setelah muntah.
  2. Mengatur pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang atau angka kecukupan gizi dan membatasi makanan yang mengandung gula.
  3. Menyikat gigi secara teraturdan benar minimal2x sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
  4. Memeriksakan  keadaan  rongga  mulut  ke  dokter  gigi  karena kunjungan       ke  dokter  gigi  pada  masa  kehamilan  bukanlah merupakan hal yang kontra indikasi.

Diet yang seimbang sangat diperlukan untuk menjamin asupan nutrisi  bagi  ibu  hamil  dan  bayi  didalam  kandungan.  Apa  yang dikonsumsi oleh ibu hamil selama 9bulan sangat mempengaruhi perkembangan bayi di dalam kandungan, termasuk gigi. Gigi mulai terbentuk pada usia kehamilan 3-6 bulan. Sangat penting bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, protein, fosfor dan vitamin A, C dan D.

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil dalam perawatan kesehatan, antara lain:

  • Pencabutan  gigi  pada  ibu  hamil  apabila  sangat  diperlukan  dapat dilakukan pada umur kehamilan trimester II (4-6 bulan), sedangkan penambalan dan pembersihan karang gigi dapat dilakukan selama masa kehamilan.
  • Ibu  hamil  tidak  boleh  makan/minum  obat  sembarangan  tanpa resep/nasehat/pengawasan dari dokter/dokter gigi, karena beberapa jenis obat dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan janin. Obat tersebut antara lain:
    • Antibiotik  golongan  tetracyclin  dapat  menyebabkan  pewarnaan pada bagian dalam gigi janin dan lain-lain.
    • Sebaiknya tidak melakukan prosedurdental x-ray jika tidak dalam keadaan darurat. Walaupun menurutAmerican College of Radiology, dosis    radiasi    tunggal    x-ray   tidak   cukup   signifikan    untuk menyebabkan  efek buruk  pada perkembangan embrioatau janin, tetapi  lebih baik untuk menghindar dari segala risiko.
  1. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi anak dan remaja
  2. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi bayi
  3. Anak Usia 0 – 6 bulan

Erupsi  gigi  sulung  umumnya  dimulai  pada  usia  5-6  bulan  dan lengkap kira-kira pada usia 2,5 – 3 tahun.

Beberapa   hal  yang   harus  dilakukan   oleh   tenaga  pelayanan kesehatan:

  • Memberikan  informasi  tentang  masa  pertumbuhan  dan  erupsi gigi pada orang tua.
  • Menilai risiko untuk penyakitgigi dan mulutpada anak dengan mengidentifikasi indikator risiko sebagai berikut:
    • Adanya riwayat penyakit gigi berlubang/karies pada anggota keluarga.
    • Pemberian susubotol pada anak sebelum tidur.
    • Pembersihan gigi dan mulut yang tidak rutin dan tidak benar.
  • Menganjurkan cara pembersihan gigi yang tepat dan benar secara teratur. Pada gigi yang baru erupsi dapat digunakankain yang lembut dan lembab
  • Menganjurkan untuk tidak memberikan susu botol pada anak pada waktu tidur.
  • Menganjurkan  untuk  tidak  menambah  rasa  manis  pada  susu botol.
  • Menganjurkan penggunaan gelas sebagai pengganti botol setelah anak dapat minum dari gelas pada usia kira-kira 12 bulan.
  1. Anak usia 7 -12 bulan

Pada usia 7 – 12 bulan gigi seri atas dan bawah telah tumbuh. Beberapa   hal   yang   harus  dilakukan   oleh  tenaga   pelayanan kesehatan:

  • Memberikan informasi anak usia 0 - 6 bulan seperti diatas.
  • Menilai risiko untuk penyakitgigi dan mulut pada anak dengan mengidentifikasi indikator risiko sebagai berikut:
  • Adanya   riwayat  penyakit   gigi  berlubang   pada  anggota keluarga
  • Pemberian susu botol pada anak sebelum tidur.
  • Sering mengonsumsi makanan manis dan lengket.
  • Pembersihan gigi dan mulut yang tidak rutin dan tidak benar
  • Pemberian fluor yang tidak adekuat.
  • Adanya white spot pada gigi.
  • Menganjurkan penggunaan gelas sebagai pengganti botol setelah anak dapat minum dari gelas pada usia kira-kira 12 bulan.
  • Menganjurkan   kepada   ibu  atau  pengasuh   untuk  mulai membersihkan gigi anak segera setelah gigi mulai erupsi.
  • Menganjurkan   pemberian   makanan  bergizi  dan  membatasi pemberian makanan manis pada anak di antara dua waktu makan
  1. Anak usia 12 – 24 bulan

Gigi geraham erupsi pada usia kurang lebih 16 bulan sedangkan gigi taring pada usia 20 bulan. Masa kritis pembentukan email gigi seri permanen adalah usia 18 – 24 bulan.

Beberapa   hal  yang   harus  dilakukan   oleh  tenaga   pelayanan kesehatan:

  • Memberikan  informasi  mengenai  nutrisi  yang  baik,  pemberian suplemen    fluor   jika  diperlukan  (pada  daerah  tertentu)  dan penggunaan sikat gigi lembut.
  • Menganjurkan   penggunaan  pasta  gigi   sesuai  dengan  usia, seukuran sebutir kacang hijau atau selapis tipis
  • Menganjurkan sikat gigi minimal dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari) dibantu oleh orang tua
  • Membiasakan anak untuk makan makanan ringan yang sehat, seperti  buah  dan  sayuran segar  dan  menghindari makanan ringan yang mengandung gula.
  • Menganjurkan   orang   tua  untuk  menjadi  teladan  dengan mempraktekkan     kebiasaan  menjaga  kesehatan   mulut   dan melakukan            pemeriksaan  rutin  setiap  3-6  bulan  ke  fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki tenaga kesehatangigi (dokter gigi, perawat gigi).
  1. Anak usia 24 – 36 bulan

Pada  usia ini  anak  sudah mampu  menyikat  gigi sendiri,  namun masih tetap harus dibimbing dan diawasi oleh orang tua, minimal 2 kali sehari dengan cara yang benar.Cara menyikatgigi untuk anak usia tersebut yaitu dengan menyikat semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek, selama 2 menit dan paling sedikit 8 kali gerakan untuk setiap  permukaan gigi

  1. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi anak balita dan usia pra sekolah

Masa lima tahun awal dalam tahap perkembangan anak adalah masa golden age, ialah suatu masa emas dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini segala hal yang tercurah dan terserap pada diri anak akan menjadi dasar dan memori yang tajam pada diri anak tersebut. Hal terkait dengan kesehatan gigi, jika pada masa emas anak ini telah terbentuk memori, perilaku, kebiasaan dan sikap tentang cara merawat gigi dan mulut, maka sikap hidup ini akan terbawa nantinya kelak dewasa, sehingga pengetahuan tentang cara hidup bersih dan sehat, termasuk  pemeliharaan  kesehatan gigi  perlu ditanamkan  pada masa balita, dan usia prasekolah. Orang tua dapat menjadi contoh bagi anak.Bagaimana anak mau menyikat gigi di malam menjelang tidur, kalau orang tuanya juga tidak pernah memberikan contoh. Untuk itu pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut anak perlu ditingkatkan antara lain tentangpertumbuhan gigi anak serta kelainan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak.

Diatas  usia  3  tahun  terjadi  pertumbuhan  tulang  rahang  untuk menyediakan tempat bagi gigi permanen yang akan tumbuh.

Beberapa   hal  yang   harus  dilakukan   oleh   tenaga  pelayanan kesehatan:

  • Memberikan informasi bahwagigi geraham permanenpertama tumbuh         pada   usia   5  –  6  tahun  dibelakang   gigi  sulung terakhirkarena sebagian besar orang tua tidak mengetahui bahwa gigi tersebut tidak akan berganti lagi.
  • Menganjurkan anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor sebesar biji kacang polong,terutama pagi setelahsarapan dan malam sebelum tidur di bawah pengawasan orang tua.
  • Menganjurkan agar tidak berkumur setelahmenyikat gigi, cukup diludahkan.
  • Menganjurkan   untuk   mengurangi   konsumsi   makanan  dan minuman yang mengandung gula.
  • Menganjurkan pemberian obat-obatan yang bebas gula.
  • Menganjurkan untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu perkembangan oklusi dan rahang seperti menghisap ibu jari, bernafas melalui mulut, mendorong lidah, menggigit bibir bawah. Akibat kebiasaan buruk tersebut dapat menyebabkan gigitan terbuka, gigi mendongos dan gigitan silang.
  • Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi anak sekolah tingkat dasar
    1. Intervensi perilaku yaitu:

Pelayanan kesehatangigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan  melalui  kegiatan  pokok  kesehatan  gigi  danmulut  di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta.

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

Upaya Kesehatan Masyarakat pada UKGS berupa kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan.

  • Penggerakan  guru,  dokter  kecil,  orang  tua  murid  melalui lokakarya/pelatihan.
  • Pendidikan  kesehatan  gigi  oleh  guru,  sikat  gigi  bersama, penilaian kebersihan mulut oleh guru/dokter kecil.
  • Pembinaan oleh tenaga kesehatan.
  •  
  • 2. Intervensi lingkungan
  • Fluoridasi air minum (bila diperlukan)
  • Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sektor melalui TP UKS.

Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu pada peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut meliputi kegiatan skeling, penambalan, pencabutan, fissure sealent/fissure protective,aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa dilaksanakan di sekolah, di klinik gigi Puskesmas atau di praktek dokter gigi perorangan/dokter gigi keluarga.

UKGS Inovatif adalah penerapan IPTEKS terkini yaitu teknologi motivasi untuk membangkitkan peran serta masyarakat dan teknologi pencegahan dan perlindungan gigi untuk memotong mata rantai karies. Teknologi pencegahan dan perlindungan utamanya adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian demineralisasi versus reminerasisai, dan “Minimum Intervention”, khususnya dalam rangka proteksi gigi yang rawan karies. Pada dasarnya prinsipperawatan “Minimum Intervention” dan intervensi seawal mungkin terbukti memiliki nilai tambah, dalam arti lebih efektif dan terukur.

  1. Donut Irene
  2. Program “Donut Irene

Program Interaktif Simulator Risiko Karies “Donut Irene” sebagai pengejawatahan teknik motivasi-wawancara (Motivational interviewing - Miller and Rollnick 1991) dalam bentuk singkatan FRAMES sebagai unsur konseling sederhana (Brief Counseling Element) yaitu:

1)    Feedback-Responsibility -Advice –Menu

2)    Empathy

3)    Self-efficacy

Program  ini  dimaksud menyadarkan  orang tua  murid  atau murid tentang faktor risikokaries; memberikan menu tentang cara mengatasi penyakit karies. Dengan demikian diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk mandiri.

  1. Terapi Remineralisasi (CPP-ACP)

Suatu  cara  terapi pencegahan  karies  dengan  mengoleskan Casein PhosphoPeptide – Amorphous Calcium Phosphate (CPP- ACP) pada gigi dalam kondisi awal karies yang bermanivestasi sebagai “White Spot”. IPTEKS terkini menunjukkan bahwa KARIES GIGI bukan sekedar gigi berlubang, tetapi adalah proses Demineralisasi   versus   Remineralisasi   yang  terjadi   dalam struktur gigi. “White spot” (bercak putihpada gigi) adalah proses karies masih reversibel dan dapat disembuhkan dengan memasukkan kembali ion Calcium dan ion Phosphate ke dalam struktur gigi yang telah hilang, melalui sediaan CPP-ACP.

  1. Surface Protection (Pre Fissure Sealant / Fissure Protection)

Melapisi gigi molar baru tumbuh / fisur hitam dengan bahan GIC* kaya Fluor. Gigi molar baru tumbuh struktur emailnya belum matang, karena masih banyaknya ikatan karbonat -CO3 yang  menyebabkan  email mudah  larut  sehingga gigi menjadi rawan karies, GIC* mengganti -CO3 menbentuk ikatan Fluorapatite yang lebih tahan asam sehingga mempunyai daya melindungi Gigi dari karies.( *Glassionomer Protection & Stabilization Material)

  1. Paket  Pelayanan  Kesehatan  Dasar  Pada  Anak–Anak  Di Sekolah (Upaya Integrasi Program Sikat Gigi Bersama Dengan Program Cuci Tangan Dan Pemberian Obat Cacing Di Sekolah). Upaya  promotif dan  preventif yang  berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan harus diperkenalkan kepada anak- anak sejak usia dini. Penyakit yang saat ini memilikitingkat prevalensi tertinggi pada anak usia sekolah di Indonesia adalah penyakit gigi dan mulut 74,4%, penyakit cacingan 60-80%, penyakit pernapasan dan diare 30%.

Penyakit diakibatkan karena kurangnya kebersihan:

  1. Hampir seluruh anak mengalami karies gigi yang tidak dirawat
  2. Infeksi  cacingan  yang  ditularkan  melalui  tanah  memiliki prevalensi tinggi pada anak usia sekolah dan pra-sekolah
  3. Diare  serta  infeksi  pernapasan  merupakan  salah  satu penyakit terbanyak yang terjadi pada anak usia sekolah dan pra-sekolah.
  • Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Lanjut Usia

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang kerap terjadi pada lansia adalah penyakit jaringan penyangga gigidan kasus kehilangan gigi. Dimana para lansia banyak yang mengalami permasalahan kehilangan gigi karena diperparah oleh kelainan sistemik yang dideritanya sehingga mempengaruhi kemampuan pengunyahan yang berakibat terjadinya gangguan nutrisi dan menurunnya kualitas kesehatan lansia.

Melihat  hal tersebut  diatas, maka  kesehatan  gigi  dan  mulut pada lansia perlu mendapat perhatian yang cukup, karena secara tidak  langsung kesehatan  gigi  dan mulut pada lanjutusia dapat mendukung   usia  harapan   hidup.   

Menua sehat menjadi tua dalam keadaan sehat secara fisik mental dan sosial yang mencakup memelihara kehidupan spiritual, keseimbangan emosi, berpikiran positif, menjaga kesehatan dan pemeriksaan berkala pola makan sehat, olah raga teratur,   istirahat  cukup,   silaturahmi   dan  mandiri   secara ekonomi.

Perawatan gigi dan mulut lansia memerlukan perawatan menyeluruh yaitu perencanaan matang dengan memperhatikan riwayat kesehatan lansia tersebut. Program  pencegahan terhadap penyakit  gigi dan mulut  lansia meliputi pendidikan kesehatan gigi, kontrol plak, konseling, pemeriksaan gigi berkala dan  perawatan sederhana.  Hal hal  yang  perlu  diperhatikan lansia antara lain penyikatan gigi secara teratur sesudah makan dan sebelum tidur, pada penyikatan gigi hindari terjadinya luka pada jaringan lunak,pemilihan bulu sikat  tidak terlalu keras sehingga tidak mengiritasi jaringanlunak,hindari pemakaian tusuk gigi karena dapat merusak jaringan periodontal. Kontrol plak dan aplikasi fluor secara topikal perlu dilakukan  sebagai upaya  pencegahan terhadap  karies  gigi. Selain itu dapat pula dianjurkan berkumur dengan khlorheksidin  untuk kontrol bakteri.Perawatan gangguangigi dan mulut   lansia  merupakan bagian dari perawatan pasien secara utuh. Dalam hal ini  kerjasama antara dokter gigi dan tim medis lainnya harus dibina dengan baik. Anggota keluarga melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai  instruksi dokter gigi. Dokter gigi perlu melakukan konsultasi  dalam pemberian obat agar tidak terjadi polifarmasi. Dokter ahli Geriatri dan tim medis lainnya perlu melakukan konsultasi kepada dokter gigi bila menemui masalah gigi mulut yang menjadi kewenangan dokter gigi.

Hilangnya gigi geligi pada rahang atas atau rahang bawah sebagian atau seluruhnya, karena karies gigi dan kelainan jaringan penyangga gigi sering terjadi pada usia lanjut, berikut tata laksana Penggantian gigi yang hilang.

  1. Gigi  tiruan  berfungsi  untuk  mengembalikan    fungsi  gigi geligi asli yang telah hilang yaitu   fungsi pengunyahan, bicara               dan    estetik.    Pada   umumnya    lansia   sering mengeluhkan kesulitan mengunyah akibat hilangnya gigi sehingga memerlukan  waktu  makan  lebih  lama     dan menurunnya nafsu    makan,   gangguan    pencernaan,  konstipasi serta gizi. Gigi tiruan   diharapkan dapat menggantikan fungsi gigi asli yaitu dapat mengembalikan fungsi mengunyah,fungsi bicara,estetik dan biologik. Kehilangan gigi gigi anterior selain mengganggu estetik juga menyebabkan proses bicara menjadi kurang jelas. Faktor biologik    yangdimaksud disini adalah   gigi tiruan dapat menjaga kesatuan seluruh komponen sistem stomatognatik. Pemakaian gigi tiruan akan mencegah pergeseran dan pergerakan  gigi yang tersisa.
  2. Pilihan jenis gigi tiruan  dapatberupa gigi tiruan lepas,gigi tiruan cekat dan implan gigi. Pemilihan jenis gigi tiruan sangat tergantung dari kondisi sistemikdan oral pasien. Gigi tiruan sebagian lepas masih merupakan perawatan pilihan bagi sebagian besar kasus kehilangan gigi pada lansia karena  mudah  dimodifikasi,ekonomis  dan  tidak invasif.
  3. Pasca perawatan dengan menggunakan gigi tiruan, penting dipesankan agar pasien melepas gigi tiruan lepasan saat tidur  dan kembali melakukanpemeriksaan periodik setiap 6  bulan  sekali. Bahkan  pada pasien  yang menderita kelainan sistemik  seperti diabetes melitus dan osteoporosis maka pemeriksaan periodik perlu dilakukan setiap 3 bulan. Salah satu yang diperiksa saat kontrol periodik adalah besarnya resorbsi tulang alveolar/penyusutan tulang alveolar penyangga gigi tiruan,apabila sudah terjadi penyusutan   tulang alveolar maka dapat   dilakukan perbaikan gigi tiruannya.
  4. Penting  untuk  diinstruksikan  ke  pasien  atau  care  giver bahwa gigi  tiruan  lepasan  harus  dilepas  tiap  malam sebelum        tidur, dibersihkan   dan   direndam   dalam  air larutan chlorhexidine. Pembersihan gigi tiruan   sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya denture stomatitis selain itu  pembersihan gigi mulut pasien juga penting diinstruksikan untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa makanan pada gigi geligi penyangga gigi tiruan.
  5. Pada pasien pengguna gigi tiruan cekat,  pembersihan gigi dan mulut dilakukan dengan  sikatinterdental selain sikat gigi tujuannya untuk mencegah penumpukan sisa makanan diantara gigi tiruan dengan gigi asli.

SUMBER REFERENSI :

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
  2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
  3. https://www.academia.edu/9995778/Kajian_Riskesdas_2007_dan_2013_Kesehatan_Gig_dan_Mulut
  4. http://dedejunardy.blogspot.com/2012/02/keadaan-dan-masalah-kesehatan-gigi-dan.html
  5. https://halosehat.com/penyakit/penyakit-gigi-dan-mulut/jenis-jenis-penyakit-gigi-dan-mulut
0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0

This statement referred from