Pertolongan Pertama Kejang Pada Anak dan Orang Tua
Kejang adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang tua, dan sering kali memerlukan penanganan cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Memahami penyebab kejang serta langkah-langkah pertolongan pertama yang benar sangat penting untuk memastikan keselamatan penderita. Artikel ini memberikan panduan lengkap tentang cara menangani kejang pada anak-anak dan orang tua, termasuk tindakan yang harus diambil dan hal-hal yang harus dihindari.
Kejang adalah kondisi yang terjadi ketika ada aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, perasaan, dan tingkat kesadaran seseorang. Pada anak-anak dan orang tua, penyebab kejang bisa bervariasi, termasuk:
- Demam Tinggi: Terutama pada anak-anak, demam tinggi dapat memicu kejang demam.
- Infeksi: Infeksi pada otak atau selaput otak seperti meningitis atau ensefalitis.
- Kondisi Medis: Epilepsi, stroke, atau tumor otak.
- Trauma Kepala: Cedera pada kepala dapat menyebabkan kejang.
- Kondisi Metabolik: Ketidakseimbangan elektrolit atau gula darah rendah.
- Obat dan Racun: Efek samping obat tertentu atau paparan racun.
Pertolongan Pertama Kejang Pada Orang Tua
Menangani kejang pada orang tua memerlukan ketenangan dan tindakan yang tepat untuk mencegah cedera lebih lanjut. Hal pertama yang harus diperhatikan, sebelum memberikan pertolongan pertama pada penderita kejang, pastikan dulu pantangan dalam penanganan kejang:
- Jangan menahan kejang
- Jangan memasukan apapun ke mulut penderita, baik untuk tujuan menghindari lidah tergigit atau makanan dan minuman 3.
- Jangan dipindah-pindah
- Jangan melakukan CPR selama kejang berlangsung.
Setelahnya baru kita melakukan langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan:
Membaringkan Penderita di Tempat Datar Dalam Posisi Miring
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membaringkan penderita di tempat yang datar dan nyaman. Posisikan tubuh penderita miring untuk mencegah aspirasi (masuknya cairan atau muntah ke dalam saluran pernapasan) yang dapat menyebabkan tersedak. Posisi miring juga membantu menjaga jalan napas tetap terbuka.
Berikan Bantal atau Sejenisnya Pada Bagian Kepala
Letakkan bantal atau benda lembut di bawah kepala penderita untuk mengurangi risiko cedera akibat benturan kepala dengan permukaan keras. Jika tidak ada bantal, gunakan tangan atau benda lembut lainnya.
Jauhkan Dari Barang-Barang
Pastikan area di sekitar penderita bebas dari barang-barang yang dapat membahayakan, seperti furnitur atau benda tajam. Ini penting untuk mencegah cedera selama kejang berlangsung.
Melonggarkan Pakaian Terutama di Area Leher atau Ketiak
Longgarkan pakaian penderita, terutama di area leher dan ketiak, untuk memastikan pernapasan tidak terhalang. Ini juga membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada penderita.
Lap Penderita Dengan Air Suhu Ruang
Jika kejang terjadi akibat demam, lap tubuh penderita dengan air suhu ruang. Hindari menggunakan air dingin karena dapat menyebabkan tubuh menggigil dan memperburuk kondisi.
Hubungi Ambulance Bila Perlu
Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau terjadi secara berulang, segera hubungi layanan darurat medis atau ambulance. Ini juga berlaku jika penderita mengalami kesulitan bernapas, cedera serius, atau jika kejang terjadi pada orang yang tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
Pantau Hingga Penderita Selesai Kejang
Pantau penderita hingga kejang selesai dan pastikan mereka dalam kondisi aman. Setelah kejang berakhir, biarkan penderita beristirahat dan pulih. Jangan memberikan makanan atau minuman hingga mereka benar-benar sadar dan dapat menelan dengan baik.
Menangani kejang dengan benar dapat mengurangi risiko cedera dan komplikasi. Pastikan untuk selalu mencari bantuan medis jika kejang terjadi secara berkepanjangan atau berulang.