"Menikahlah denganku, Oppa!": Fenomena Celebrity Worship di Kalangan Fans K-Pop

profile picture marshadinasp
Kesehatan - Mental Health

Fandom K-Pop menjadi salah satu fenomena sosial yang populer dan berkembang pesat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kecintaan dan kesetiaan para penggemar, khususnya penggemar idola K-Pop, tidak jarang menjadi bahan perbincangan di berbagai media. Bagi sebagian penggemar, bukan hanya menonton dan mendukung karier idola, tapi juga menganggap mereka sebagai pasangan hidup ideal. Dalam beberapa kasus, para penggemar bahkan membayangkan diri mereka sebagai pasangan hidup (suami atau istri) dari idola K-Pop mereka. Terkadang, obsesi ini membuat sebagian penggemar rela bertengkar dengan sesama fans hanya karena memperebutkan idola tersebut.

Selain itu, mempertimbangkan idola K-pop sebagai pasangan hidup juga bisa memicu fantasi dan harapan yang tidak realistis. Hal ini karena para penggemar hanya melihat sisi sempurna dari idola mereka, tanpa mempertimbangkan kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Tidak hanya itu, fenomena mengidolakan idola K-pop juga bisa memicu rasa cemburu dan persaingan di antara para penggemar. Hal ini dapat mengarah pada tindakan yang tidak sehat seperti cyberbullying dan penghinaan terhadap idola K-pop lain yang dianggap sebagai saingan.

Fenomena ini dikenal sebagai celebrity worship atau pengagungan selebriti, dan merupakan fenomena psikologis yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk mengembangkan hubungan emosional yang kuat dengan selebriti favoritnya. Meskipun banyak orang menganggap fenomena ini sebagai hal yang wajar, beberapa orang mengalami obsesi dan kecanduan yang berbahaya. Salah satu bentuk celebrity worship yang paling ekstrem adalah ketika seseorang mencoba untuk menjadikan idola K-pop sebagai pasangan hidup mereka, baik sebagai suami atau istri. Fenomena ini bisa sangat berbahaya dan tidak realistis, dan bisa mengarah pada konsekuensi yang serius seperti depresi, kecanduan, atau bahkan bunuh diri.

Studi tentang celebrity worship menunjukkan bahwa ada tiga tingkatan kekaguman terhadap selebriti: entertainment-social, intense-personal, dan borderline-pathological. Orang yang mengalami kekaguman entertainment-social melihat selebriti sebagai sumber hiburan dan kesenangan, sementara mereka yang mengalami intense-personal merasa terhubung secara emosional dengan selebriti dan mungkin merasa seperti mereka memiliki hubungan yang lebih dekat. Orang dengan borderline-pathological melihat selebriti sebagai obsesi dan seringkali memiliki masalah psikologis yang lebih besar.

Selain itu, menjadikan idol K-Pop sebagai pasangan hidup dapat dikategorikan sebagai bagian dari fenomena parasocial relationships atau hubungan satu arah antara penggemar dan selebriti. Penggemar sering kali merasa dekat dengan idolanya karena informasi dan konten yang mereka konsumsi, tetapi hubungan ini hanya berjalan satu arah, sehingga penggemar cenderung lebih merasakan perasaan sayang dan memiliki rasa kepemilikan terhadap idolanya.

Namun, mengidolakan seseorang tidak sama dengan menjadikannya pasangan hidup. Menjalani hubungan dengan selebriti yang diidolakan dapat memunculkan beberapa masalah, seperti ketidakseimbangan kekuasaan, perbedaan gaya hidup, serta tekanan dan ekspektasi dari penggemar yang terus-menerus mengawasi hubungan tersebut. Tak hanya itu saja, keinginan untuk menjadikan idola K-pop sebagai pasangan hidup juga bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental penggemar. Sebuah studi yang dilakukan oleh Yongjun Sung (2013) dari Universitas Kansas mengungkapkan bahwa penggemar yang mengalami tingkat pengagungan yang tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gejala depresi dan kecemasan yang parah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Babin et al. (2015) menunjukkan bahwa celebrity worship yang berlebihan dapat memicu perasaan cemburu, kesepian, dan kecemasan pada penggemar. Hal ini bisa berdampak buruk terhadap hubungan interpersonal yang sebenarnya dan membuat penggemar merasa tidak bahagia.

Namun, tidak semua penggemar K-pop memiliki niat untuk mengidolakan idola mereka sebagai pasangan hidup secara serius. Bagi sebagian penggemar, fantasinya hanya sebatas imajinasi semata dan tidak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, di mana mereka menganggap idola K-pop tersebut hanya sebagai inspirasi dan motivasi dalam hidup. Menonton para idolanya yang memiliki bakat dan usaha keras untuk mencapai kesuksesan bisa memotivasi penggemar untuk berusaha lebih keras dalam meraih impian mereka sendiri. Selain itu, beberapa idola K-pop juga terkenal dengan aktivitas sosial dan amal yang mereka lakukan, sehingga penggemar bisa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Namun, bagi yang merasa terganggu dengan perasaan mereka, penting untuk membatasi waktu dan aktivitas yang berhubungan dengan selebriti, serta mengingatkan diri sendiri bahwa idola mereka hanya manusia biasa yang memiliki kehidupan pribadi dan hak privasi.

Secara keseluruhan, mengidolakan idola K-pop sebagai pasangan hidup dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan sosial penggemar jika tidak dilakukan dengan bijak. Oleh karena itu, mengidolakan idola K-pop sebaiknya dilakukan dengan cara yang sehat dan realistis. Menyukai dan mengagumi idola K-pop adalah hal yang wajar, namun jangan sampai mengabaikan kehidupan nyata dan mengorbankan kesehatan mental kita.

Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi obsesi terhadap idola K-pop, sebaiknya mencari bantuan dari psikolog atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantumu memahami dan mengatasi perasaan yang kamu alami dengan cara yang sehat dan positif.

Sumber referensi:

  • Babin, L. A., Darden, W. R., & Griffin, M. (2015). Work and/or pleasure: a study of the motivations, behaviors and outcomes associated with following one’s favorite brands on Twitter. Journal of Interactive Marketing, 32, 17-32.
  • Knobloch-Westerwick, S., & Hastall, M. R. (2019). Celebrity worship and parasocial relationships with celebrities. The Oxford Handbook of Media Psychology, 323-341.
  • Maltby, J., Giles, D. C., Barber, L., & McCutcheon, L. E. (2005). Intense-personal celebrity worship and body image: Evidence of a link among female adolescents. British Journal of Health Psychology, 10(1), 17-32.
  • McCutcheon, L. E., & Lange, R. (2015). The psychological effects of celebrity worship and the role of personality. The Journal of Social Psychology, 155(1), 79-92.
  • Sung, Y. (2013). The effects of celebrity worship on fans’ mental health. North American Journal of Psychology, 15(2), 311-324.
0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By marshadinasp

This statement referred from