Menjadi Bijak Di Tengah Fenomena Fandom
Menjadi Bijak Di Tengah Fenomena Fandom
Fandom adalah budaya baru yang terbentuk atas dasar kumpulan penggemar yang memiliki minat sama. Fandom mulai muncul sejak The Beatles salah satu band musik terkenal merajai dunia. Kemudian seiring berkembangnya teknologi komunikasi, fandom sendiri pun semakin maju dan juga meluas hingga ke berbagai negara termasuk Indonesia. Siapapun tentu bisa saja masuk ke dalam sebuah grup fandom tapi pada umumnya kebanyakan yang tergabung dalam sebuah fandom adalah mereka yang sudah remaja atau dewasa. Mengapa demikian? Karena di masa-masa itu seseorang perlu perhatian dan pengakuan dari orang lain juga bebas mengekspresikan diri sepuasnya.
Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) melakukan riset terhadap data fandom yang ada di Indonesia sebagai berikut tercatat bahwa fandom yang paling besar saat ini berasal dari bidang memasak tercatat 9,3% responden, posisi kedua yaitu bidang gim dengan 8,3% responden, posisi ketiga fandom K-pop 6,9% responden. Survei ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang dilakukan melalui survei daring kepada 4.900 responden yang berusia 20-49 tahun. Kemudian penelitian kualitatif dilakukan dengan mewawancarai 36 responden secara daring. Ini dilakukan sejak September 2021 - Januari 2022. Dari data itu menunjukkan betapa orang-orang Indonesia sekarang sangat cepat mengikuti perkembangan zaman.
Apa yang harus dilakukan di tengah maraknya fenomena fandom? Tentu yang harus dilakukanialah menjadi bijak di tengah maraknya fenomena fandom tersebut. Filsafat adalah cabang ilmu yang berusaha untuk mengajarkan seseorang menjadi bijak dalam menjalani kehidupan. Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Philosophia dibagi menjadi dua kata yaitu philos yang berarti cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan. Sedangkan menurut KBBI filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.
Menjadi bijak di tengah fenomena fandom itu sendiri tentu tidak mudah karena orang yang tergabung dalam fandom tertentu misalnya fandom K-pop harus bisa mengikuti apapun yang ada dalam fandom tersebut. Hal semacam ini perlu untuk dikritisi secara mendalam. Keterkaitan seseorang pada suatu yang mereka senangi tentu itu adalah hak mereka. Akan tetapi ketertarikan ini tidak boleh sampai melanggar hak orang lain. Karena fandom itu sendiri banyak mulai muncul pribadi yang ingin tampil beda dan memutuskan untuk mengikuti budaya global agar dinilai orang yang up to date. Di sisi lain tidak semua budaya baru sesuai dan layak untuk diikuti tanpa terlebih dahulu dipelajari dengan sungguh-sungguh apakah memang berguna atau justru merugikan. Beberapa kasus di Indonesia yang terjadi berkenaan dengan fenomena fandom cukup mudah untuk ditemui. Tidak jarang juga fenomena ini memicu konflik, contohnya pergelaran konser Black Pink di GBK. Sempat terjadi keributan dan penolakan dari fandom sepakbola karena kesebelasan Persib batal melawan tim Persija hal itu tampak dalam komentar-komentar dari video atau postingan yang beredar di media sosial.
Kondisi di atas menunjukkan bahwa sebagai generasi muda dan tentu nya penerus bangsa orang harus bijak menyaring hal-hal baru yang masuk ke Indonesia. Fenomena fandom tentu saja tidak bisa ditolak kehadirannya apalagi dengan banyaknya para pecinta K-pop, drama-drama Korea dan lain sebagainya. Tetapi bagaimana caranya agar hal tersebut tidak membuat seseorang kecanduan seperti narkoba, orang harus bijak membatasi diri dengan hal-hal baru. Tidak semua yang dari luar itu baik adanya harus disaring dulu. Filsafat mengajak orang untuk bisa menjadi pribadi yang kritis logis dan mencari kebenaran dari segala sesuatunya. Orang harus berani kritis terhadap hal-hal baru berusaha mencari apakah hal ini baik atau tidak untuk dilakukan. Orang juga perlu berpikir logis apakah apa yang disenangi sungguh memberi kebahagiaan sejati atau hanya kebahagiaan semu. Menjadi fandom yang bijak tentu bukan hal yang mudah, kebijaksanaan menuntut seseorang untuk rendah hati mau mendengarkan orang lain, tidak merasa benar sendiri, pada akhirnya mau dimusuhi oleh fandom yang lain karena kebenaran yang dibela.