Esistensi tuhan

profile picture Naufal
Humaniora - Sosial

Saya akan menjelaskan bagi saudara yang tidak percaya atas keberadaan tuhan, saya akan menjelaskan menurut pandangan agama saya (Islam)

Pada dasarnya keyakinan akan keberadaan Allah Ta’ala merupakan hal yang bersifat naluri atau fitrah. Seseorang tidak perlu berfikir atau belajar untuk menunjukan keberadaan Allah Ta’ala. Karena pengetahuan tersebut sudah ada sejak dia diciptakan. Sama hal nya dengan pengetahuan seseorang bahwa kue yang telah di potong lebih sedikit dari kue yang masih utuh. Atau pengetahuan bahwasanya suatu perbuatan pasti ada pelakunya.

Seorang anak kecil pun ketika dia dipukul dari belakang misalnya, dengan nalurinya dia akan menengok, dan mencari siapa pelakunya. Kalau kemudian dikatakan kepadanya bahwa tidak ada seorang pun yang memukulnya, dia tidak akan percaya. Bahkan mungkin dia akan menangis hingga mengetahui siapa yang memukulnya untuk kemudian bisa membalasnya.

Begitu juga tentang pengetahuan seseorang adanya Allah sebagai Tuhan pencipta. Tanpa berpikir dan belajar pun hal tersebut sudah ada, tertanam dalam setiap jiwa manusia.

Karena hal ini lah para Nabi pun heran ketika musuh-musuh Allah menolak risalah yang dibawa oleh para Nabi dan mengatakan, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya” [QS. Ibrahim : 9].

Maka para Nabi pun menjawab, “Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?” [QS. Ibrohim : 10].

Maksudnya, apakah keberadaan Allah pantas untuk diragukan? Sedangkan fitrah dan naluri menusia menyaksikan akan keberadaan Nya? Ini sesuatu yang tidak mungkin untuk diingkari, sama halnya dengan seseorang yang mengingkari bahwasanya di atas lebih tinggi daripada di bawah. Atau mengingkari bahwasanya satu lebih sedikit daripada dua. Semuanya merupakan fitrah, naluri yang telah Allah tanamkan dalam jiwa setiap orang.

Namun jika kita melihat sejarah kehidupan manusia, bahkan hingga saat ini, kita melihat adanya orang-orang yang menyangkal keberadaan Allah Ta’ala. Adanya orang-orang yang berkeyakinan bahwasanya alam semesta ini ada dengan sendirinya. Bahwa manusia muncul semata-mata karena faktor alam. Bahkan lebih daripada itu, di antara mereka ada yang mengaku dirinya sebagai tuhan pencipta!!

Meskipun begitu pada hakekatnya hati kecil mereka tidak akan pernah bisa menyangkal keberadaan Allah. Apa yang mereka lakukan hanyalah sebuah bentuk keangkuhan dan kesombongan dalam diri mereka [Maarijul Qobul (1/128)]. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya”[QS. An Naml : 14].

Namun begitulah adanya, fitrah seringkali mengalami keraguan dan kebingungan ketika diiringi dengan keangkuhan dan kesombongan. Sehingga perlu untuk menunjukan dalil atau bukti lain kepada mereka akan keberadaan Allah ta’ala. Salah satunya adalah dengan akal. Menggunakan akal fikiran untuk menetapkan keberadaan Allah merupakan salah satu metode Al Qur’an yang sering di gunakan oleh para ulama sejak dahulu.

Dalil akal yang menunjukan akan keberadaan Allah sebagai tuhan pencipta sangat banyak dan bermacam macam bentuknya, namun dalam tulisan ini hanya akan dicukupkan dengan dua dalil saja, yang mana kedua dalil ini termasuk dalil akal yang paling kuat untuk menetapkan keberadaan Allah ta’ala.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Naufal

This statement referred from