Apakah Alam Semesta Mengalami Briefing?
Mendengar atau membaca kata Tuhan kerapkali membawa seseorang pada sesuatu yang menimbulkan pro dan kontra eksistensinya. Sebagaimana rongga-rongga udara bergerak, seseorang yakin jika tidak akan pernah ada gerakan apabila tidak ada yang menggerakkan.
Secanggih mobil listrik pun harus memiliki pengendara atau setidaknya baterai untuk dapat tetap berjalan dan menapaki setiap jengkal tanah.
Sebagian lagi meyakini bahwa alam semesta tercipta dari titik nol. Titik yang bukan titik. Titik yang sebenarnya tidak ada. Sangat yakin mereka sepenuhnya sadar bahwasanya mobil listrik yang mempunyai massa, wujud, dan kekuatan lebih kecil dari alam semesta pun membutuhkan pencipta serta proses penciptaan. Apalagi alam semesta yang jauh lebih canggih dari benda buatan manusia manapun.
Sebagaimana kesepakatan para ilmuwan yang menyatakan jika Bumi yang memiliki massa 5,972E24 kg berputar pada porosnya dan dengan tekun juga berputar pada garis edarnya. Banyak hal yang memengaruhi proses ini sehingga sampai sekarang belum diketahui pasti titik akhir dari penelitian tersebut.
Maka belum bisa ditarik kesimpulan apa pun. Untuk itu, mari berpikir mengenai keseimbangan. Gravitasi, udara, gaya, juga beragam materi yang ada di alam semesta lainnya begitu kompleks. Memengaruhi antara satu sama lain, menyeimbangkan setiap ketidakseimbangan. Lalu, bagaimana keberagaman itu bisa terhubung dan berjalan sebagaimana mestinya? Apakah sebelum mereka tercipta, ada briefing yang melibatkan seluruh kalangan material alam?
Ketika ingin membuat artikel ada banyak huruf yang perlu dirangkai menjadi kata, kata yang harus disusun menjadi kalimat, dan kalimat yang membutuhkan struktur agar dapat berwujud paragraf utuh. Semua mesti diatur sedemikian rupa oleh penulis agar tidak meninggalkan plot hole.
Lalu, apakah alam semesta yang luasnya belum diketahui pasti saking luasnya ini hadir tanpa diadakan? Sebagai manusia berketuhanan, tentu dengan gamblang seseorang akan menerima fakta itu. Akan tetapi, bagi orang-orang di golongan lain, fakta yang disebutkan mengacu pada fatamorgana. Di mana kata 'fatamorgana' itu ada, tetapi objeknya semu.
Dilihat dari kerapian dan keteraturan alam semesta, tidak mungkin rasanya bila tidak ada sesuatu seperti mesin atau bahkan yang lebih kuat, cerdas, dan perkasa yang menguasai juga mengendalikan sistem di seluruh alam semesta.
Manusia menyebutnya sebagai Tuhan. Zat yang mengatur berbagai peristiwa di alam semesta.