"URAIAN MENGENAI EKSISTENSI TENTANG TUHAN BAHWA TUHAN ITU NYATA ADANYA."

profile picture janet_manullang
Humaniora - Other

“Uraian mengenai Eksistensi tentang Tuhan bahwa Tuhan nyata adanya”.

kehadiran Tuhan nyata adanya,itu dilihat dari ciptaan lainnya yang ada di dunia selain manusia yaitu tumbuhan hewan dan segala isinya,itu termasuk perwujudan bahwa ada karena campur tangan orang yang tidak memiliki kemampuan yang tidak biasa seperti ini . Siapa itu?Itu Tuhan."Maha pencipta".Tidak mungkin bukan segala yang ada di bumi ini ,tercipta begitu saja.Ibarat kue yang ada di toko kue ,kue itu tidak mungkin ada begitu saja tanpa dibuat,melainkan dibuat oleh campur tangan orang yang sanggup membuatmya,Yaitu Koki,tidak mungkin yang tidak ahlinya ,misalnya orang yang pandai memperbaiki mobil belum tentu bisa membuat kue yang mungkin tak serumit yang kita kira.Lain halnya dengan,semesta ini,,ini merupakan ciptaan yang amat mustahil di buat oleh manusia.Bahkan karena mustahil,segala yang ada di semesta ini ada belum dijangkau manusia,dan ada yang belum dipecahkan manusia.


Konsep eksistensi Tuhan 
Eksistensi Tuhan merupakan persoalan yang fundamental bagi manusia. Keyakinan adanya Tuhan adalah fitrah manusia yang tidak dapat disangkal. Iman kepada Tuhan telah tertanam dalam otak manusia Itu sendiri.Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan eksistensi adalah suatu keberadaan atau keadaan kegiatan usahanya masih ada dari dulu hingga sampai sekarang dan masih diterima oleh lingkungan masyarakat perawang, dan keadaannya tersebut lebih dikenal atau lebih eksis dikalangan masyarakat.Eksistensi adalah suatu cap bagi keberadaan manusia dan hanya manusia yang memiliki keberadaan. Eksistensi adalah kesempurnaan. Dengan kesempurnaan sesuatu menjadi eksisten. Manusia berada berarti memiliki kesadaran, manusia harus berbuat, membuat, merencanakan, mengolah, menjadi dirinya sendiri.


Apa Tuhan Itu ada?Untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) Tuhan ada tiga cara, yaitu: argumentasi fitrah (kepercayaan dan kecenderungan untuk menyembah Tuhan sudah ada pada manusia sejak lahir), argumentasi keteraturan alam semesta dan argumentasi wajibul wujud.Bagaimana membuktikan keberadaan Tuhan)dewa itu ada secara rasional dengan kelima Indra manusia ?karena sejatinya,manusia mempercayai sesuatu itu ada,ketika bisa merasakannya dengan kelima Indra mereka?Kita tidak bisa melihat Tuhan secara kasat mata,tetapi kita bisa menalar-Nya.Menalar kehadiran Tuhan dapat kita rasakan dalam indera kita.Misalnya adalah penglihatan:yaitu kita dapat melihat ciptaan Lainnya baik itu tumbuhan hewan dan lainnya,karena hal apa yang kita lihat tersebut tidak akan ada secara tiba tiba melainkan melalui campur tangan Tuhan datang pencipta Yang kedua indera manusia adalah pendengaran ,yaitu dapat dibuktikan ketika kita dapat mendengar bisikan rohani yang terkadang jarang kita sadari .Begitu juga dengan Indra lainnya,apa yang ada dalam kita,itu semua ada bukan secara langsung ada keberadaannya,melainkan campur tangan Tuhan .


Jika yang keberadaan yang diatas nyata dan maha pengampun/walah asih mengapa ada hukum karma/tabur tuai/azab?Dalam surat kejadian kitab suci para pemeluk kristen ,Umat manusia diciptakan untuk bebas dalam menggunakan ciptaan lainnya,yaitu memelihara dan menjaga ciptaan lainnya.Umat manusia pertama yaitu Adam dan hawa diuji Tuhan ,namun karena kesadaran mereka yang terbatas,Karena Adam dan Hawa telah memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Tuhan mengirim mereka keluar dari Taman Eden ke dalam dunia. Kondisi fisik mereka berubah sebagai akibat dari dimakannya buah terlarang oleh mereka. Sebagaimana yang telah Allah janjikan, mereka menjadi fana. Mereka dan anak-anak mereka akan mengalami penyakit, rasa sakit, dan kematian jasmani.  Karena pelanggaran mereka, Adam dan Hawa juga mengalami kematian rohani. Ini artinya mereka dan anak-anak mereka tidak dapat hidup dan berbicara berhadapan muka dengan Allah. Adam dan Hawa serta anak-anak mereka terpisah dari Allah baik secara jasmani maupun secara rohani.Disaat itu juga,Tuhan melepaskan setan yang menggoda mereka ke bumi.Sehingga ,karena keterbatasan itu,manusia sering kala melewati batas wewenang dari apa yang diperintahkan Tuhan ,seperti melakukan dosa baik itu membunuh,merusak,mencuri,dan melakukan dosa lainnya.


Mengapa ada kejahatan di bumi ini?jika memang Tuhan /Dewa itu ada ,mengapa seluruh kejahatan tidak dilenyapkan?sehingga manusia bisa hidup damai sejahtera.
Tuhan membiarkan manusia hidup dibumi,karena Tuhan telah menciptakan apa yang paling istimewa kepada manusia ketimbnag ciptaan lainnya yaitu akal dan budi,sehingga kejahatan yang ada di dunia ini ada atau tidak itu tergantung dengan cara manusia itu menggunakan akal dan budinya sendiri,yaitu tahu yang baik dan jahat.Melansir dari situs (psicology.acd.id)bahwa Ketika berbicara tentang kejahatan, sebenarnya banyak hal yang dapat diulas. Paling tidak dimulai dengan definisi kejahatan. Kejahatan sering diartikan sebagai perilaku pelanggaran aturan hukum akibatnya seseorang dapat dijerat hukuman. Kejahatan terjadi ketika seseorang melanggar hukum baik secara langsung maupun tidak langsung, atau bentuk kegagalan yang dapat berakibat pada hukuman. Dalam perspektif hukum ini, perilaku kejahatan terkesan aktif, manusia melakukan kejahatan. Namun sebenarnya “tidak berperilaku” pun bisa menjadi suatu bentuk kejahatan, contohnya: penelantaran anak atau tidak melapor pada pihak yang bertanggung jawab ketika terjadi mengetahui tindakan kekerasan pada anak di sekitar kita.


  Adapula perspektif moral. perilaku dapat disebut sebagai kejahatan hanya jika memiliki 2 faktor: 1) mens rea (adanya niatan melakukan perilaku), dan 2) actus reus(perilaku dilaksanakan tanpa paksaan dari orang lain). Contohnya: pembunuhan disebut kejahatan ketika pelaku telah memiliki niat menghabisi nyawa orang lain, serta ide dan melakukan perilaku pembunuhan yang dimiliki pelaku sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Jika pelaku ternyata memiliki gangguan mental yang menyebabkan niatnya terjadi di luar kesadaran, contoh: perilaku kejahatan terjadi pada saat tidur atau tidak sadar, maka faktor mens rea-nya dianggap tidak utuh, atau tidak bisa secara gamblang dinyatakan sebagai kejahatan, karena orang dengan gangguan mental tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas perilakunya (Davies, Hollind, & Bull, 2008).


Bentuk kejahatan
Selanjutnya, ketika membicarakan kejahatan kita juga perlu mengidentifikasi pelaku dan korban. Pelaku adalah orang yang melakukan tindakan melanggar hak dan kesejahteraan hidup seseorang, sedangkan korban adalah orang yang melanggar hak dan kesejahteraan hidupnya. Pada kasus pidana, bantuan akan berkaitan dengan pembuatan tuntutan dan pertanggungjwaban hukum. Walaupun begitu, terkadang tidak mudah mengidentifikasi pelaku dan korban, terutama pada kasus dimana pelaku adalah korbannya juga, contoh: pelaku prostitusi sebenarnya juga adalah korban dari perilakunya.
Kejahatan secara umum dapat dibedakan dalam beberapa macam: kejahatan pribadi (pelaku dan korban kejahatan adalah sama), interpersonal (ada pelaku yang merugikan orang lain), dan kejahatan sosial masyarakat (efek kejahatan pelaku merugikan kehidupan orang banyak di masyarakat). Dari segi pelaksanaan kejahatan juga bisa dibagi menjadi kejahatan terorganisir (sering disebut kejahatan “kerah putih” yang memiliki sistem dan perencanaan serta keahlian dalam melakukan kejahatan) dan tidak teroganisir (kejahatan yang dilakukan tanpa perencanaan dan dilakukan oleh orang yang belum memiliki keahlian khusus atau amatir) . Secara pidana, ada beberapa contoh perilaku kejahatan: pembunuhan, tindak kekerasan, penyisihan, pencurian, perampokan, perampokan, penipuan, penganiayaan, perusakan zat dan obat, dan banyak lagi yang lain.


Teori kejahatan
Begitu banyaknya bentuk dan macam kejahatan, maka menarik untuk mengetahui apa hal yang menyebabkan orang bisa melakukan tindak kejahatan. Sebenarnya sejak dulu manusia berusaha menjelaskan mengapa beberapa orang menjadi penjahat. Penjelasan paling awal adalah Model Demonologi. Dulu menganggap bahwa perilaku kriminal adalah hasil dari pengaruh roh jahat. Maka cara untuk menyembuhkan gangguan mental dan perilaku jahat adalah mengusir kejahatan roh, biasanya dilakukan dengan beberapa cara menyiksa, mengeluarkan bagian tubuh yang dianggap jahat (misalkan darah, atau bagian organ tubuh lainnya).
Namun dalam kajian Psikologi Forensik, dikenal beberapa pendekatan teori yang digunakan untuk menjelaskan perilaku kejahatan: Kriminologi awal (Cesare Lombroso), Psikoanalisa (Sigmund Freud), dan Teori Bioekologi-Sosial.
Cesare Lombroso adalah seorang kriminolog Italia yang pada tahun 1876 menjelaskan teori ‘determinisme antropologi’ yang menyatakan kriminalitas adalah ciri yang diwariskan atau dengan kata lain seseorang dapat dilahirkan sebagai “kriminal”. Ciri kriminal dapat diidentifikasi dengan ciri fisik seseorang, contohnya: rahang besar, dagu condong maju, dahi sempit, tulang pipi tinggi, hidung pipih atau lebar terbalik, dagu besar, sangat menonjol dalam penampilan, hidung bengkok atau bibir tebal, mata licik, jenggot minim atau kebotakan dan ketidakpekaan terhadap nyeri, serta memiliki lengan panjang. Ia menyimpulkan juga banyak kejahatan yang dilakukan oleh laki-laki. Perempuan yang melakukan kejahatan artinya terjadi degenarasi atau kemunduran. Ia berpandangan harusnya sikap pasif,
Sigmund Freud dalam perspektif Psikoanalisa memiliki pandangan sendiri tentang apa yang menjadikan seorang kriminal. Kesempatan hubungan antara Id, Ego dan Superego membuat manusia lemah dan akibatnya lebih mungkin melakukan perilaku menyimpang atau kejahatan. Freud menyatakan bahwa penyimpangan yang dihasilkan dari rasa bersalah yang berlebihan sebagai akibat dari superego yang berlebihan. Orang dengan superego yang berlebihan akan merasa bersalah tanpa alasan dan ingin dihukum; cara yang dilakukannya untuk mengatasi rasa bersalah justru dengan melakukan kejahatan. Kejahatan dilakukan untuk meredakan superego karena mereka secara tidak sadar sebenarnya menginginkan hukuman untuk menghilangkan rasa bersalah.
Sebenarnya pemahaman moral tentang benar dan salah yang telah ditanamkan sejak masa kanak-kanak harusnya bisa bekerja sebagai superego yang mengimbangi dan mengontrol Id. Namun jika pemahaman moral kurang dan superego tidak berkembang dengan sempurna akibatnya anak dapat tumbuh menjadi individu yang kurang mampu mengontrol dorongan Id, serta mau melakukan apa saja untuk meraih apa yang dibutuhkannya. Menurut pandangan ini, kejahatan bukanlah hasil dari kepribadian kriminal, tapi dari kelemahan ego. Ego yang tidak mampu menjembatani kebutuhan superego dan id akan lemah dan membuat manusia rentan melakukan penyimpangan.
Dari perspek Belajar Sosial, Albert Bandura menjelaskan bahwa perilaku kejahatan adalah hasil proses belajar psikologis, yang mekanismenya diperoleh melalui pemaparan pada perilaku kejahatan yang dilakukan oleh orang di sekitarnya, lalu terjadi pengulangan paparan yang disertai dengan penguatan atau reward ; sehingga semakin mendukung orang untuk mau meniru perilaku kejahatan yang mereka lihat.

10 Agree 5 opinions
0 Disagree 0 opinions
10
0
profile picture

Written By janet_manullang

This statement referred from