Tuhan Bukan Dalang Dari Semuanya

profile picture noob_senax
Humaniora - Other

Tuhan Bukanlah Dalang Dari Semuanya

Berbicara tentang Tuhan tidak akan ada habisnya, karena bagaimanapun juga manusia memiliki kecenderungan untuk mengakui adanya transenden. Kecenderungan tersebut tidak lepas dari berbagai kelemahan yang melekat pada diri manusia. Pertanyaan menarik dari filosofi ketuhanan adalah apakah Tuhan benar-benar ada atau hanya ilusi atau proyeksi manusia. Artikel ini berupaya menggali dan merekam bukti-bukti terkait keberadaan Tuhan.

Apakah kalian pernah berpikir bahwa tidak mungkin sesuatu di dunia ini ada dengan sendiri tanpa ada yang menciptakan, Lantas siapakah yang menciptakan tuhan?

Tuhan, itulah yang sering terdengar dalam persoalan filsafat maupun agama. Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama dan filsfat. Agama tanpa kepercayaan Tuhan tidak disebut agama. Begitu juga filsafat, pembahasan dan pengertian tentang Tuhan sudah ada sejak Yunani. Dalam filsafat pembuktian eksistensi Tuhan telah dibicarakan antara lain: bukti ontologis, kosmologis, teleologis maupun bukti moral. Pada abad modern pertanyaan tentang Tuhan masih terdengar dikalangan filosof. Pertanyaan tentang Tuhan tidak datang dengan sendirinya, melainkan manusia sudah lama menyembah Tuhan. 

Filsafat mencoba untuk memikirkan “Tuhan” dari berbagai sudut baik membuktikan eksistensi Tuhan lewat argument-argumen bukti adanya Tuhan. Pada persoalan tersebut salah satu tokohnya pada filsafat modern adalah Immanuel Kant, ia mencoba membahas tentang eksistensi Tuhan melalui tentang bukti moral. Menurut Kant bukti ontologi, kosmologi, teleologi semuanya lemah tidak bisa membawa keyakinkan terhadap Tuhan. Menurut Kant manusia mempunyai perasaan moral yang tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya. 

Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban-kewajiban untuk menjahui perbuatan-perbutan yang baik. Perintah ini bersifat absolute mutlak dan universal (categorical imperative), perintah baik dilakukan karena perintah mengatakan demikian, perintah jahat dijauhkan karena perintah mengatakan demikian. Perbuatan baik dilakukan dan perintah jahat dijauhkan karena hal itu merupakan kewajiban manusia. Menurut Kant, perbuatan baik menjadi baik tidak karena akibat-akibat baik yang timbul dari perbuatan itu dan tidak pula agama mengajarkan itu baik. Persoalan baik dan buruk tidak diperoleh dari pengalaman di dunia ini, tetapi dibawa dari lahir. Kant mengakui dalil bagi kehidupan moral, dalil yang pertama tentang kebebasan, yang kedua tentang imoralias jiwa, dan yang ketiga tentang eksistensi Tuhan. Kant mengatakan bahwa kalau seseorang bertindak menurut kesusilaan, maka orang itu bertindak bebas. Kebebasan ini bukanlah karena keyakinan, tetapi apabila tindakan itu tidak bebas, berarti manusia mendapat pengaruh dari luar karena itu ia tidak bertanggung jawab atas tindakannya, sehingga ia tidak mempunyai perasaan wajib. 

Kebebasan berarti menentukan sediri perbuatannya dan bertindak demikian rupa sehingga perbuatan itu dapat berlaku umum. Oleh karena itu kehendak harus bebas tidak dapat pengaruh apapun. Jiwa harus imortal, agar jiwa mendapat kebahagiaan yang sempurna yang merupakan kebaikan tertinggi dan ini adalah Tuhan. Melalui moral kita dapat mengetahui eksistensi Tuhan. Akhirnya berujung pada kesimpulan bahwa Bukti moral ini dapat ditarik kesimpulan jika manusia dalam dirinya ada perintah mutlak untuk mengerjakan yang baik dan menjahui yang buruk dan kalau perintah ini diperoleh bukan dari pengalaman tetapi telah terdapat dalam diri manusia, maka perintah tersebut berasal dari Zat yang tuhu baik maupun buruk. Zat inilah yang disebut Tuhan.

Menurut saya pribadi Tuhan hanyalah proyeksi dari manusia yang di ciptakan untuk menghilang rasa takut dalam diri manusia itu sendiri, Bahwa sebenarnya hidup itu tidak memiliki makna, Seperti teori filsafat absurdism yang mengatakan bahwa hidup sebenarnya tidak memiliki makna, apa arti hidup ini?apa alasan aku hidup?tentu kalian pernah menanyakan pertanyaan eksistensial seperti itu karena mengalami kejadian-kejadian besar dalam hidup seperti di pecat, putus cinta, di tinggal mati oleh orang yang kita sayangi ataukah kita hanya menjalani hidup tanpa tau untuk apa kita hidup di dunia dan tidak tau makna keberadaan kita sendiri, Apakah kali pernah mendengar perkataan Albert Camus “Jika Semua Hanya Kebetulan, Kenapa Begitu Serius” maksud dari Albert Camus jelas bahwa mungkin yang kita punya sekarang seperti kekayaan, kecantikan, kekasih hanya sebuah kebetulan yang kita miliki bukan atas takdir dari Tuhan. 

Tapi apakah semua sesuatu bisa tercipta dengan sendiri tanpa ada pencipta?tidak mungkin semuanya ada dengan sendirinya dan tidak mungkin semua muncul dari ke tiadaan.

Sauce:

http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/sanjiwani/article/view/2029

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/542

3 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
3
0
profile picture

Written By noob_senax

This statement referred from