MENGUJI EKSISTENSI TUHAN
Keberadaan Tuhan memang telah diperdebatkan bukan hanya dimasa modern saat teknologi berada disetiap sendi kehidupan kita. Manusia mulai ragu keberadaan Tuhan. Manusia sudah memikirkan adanya alam, kekuatan lain diluar mereka sejak manusia belum mengenal tulisan/zaman praaksara dibuktikan dengan adanya penemuan artefak zaman neolitikum yang erat kaitannya dengan kepercayaan manusia purba dizamannya. Ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang telah terjadi diperjalanan sejarah manusia.
Tidak mengherankan jika muncul pertanyaan mengapa Tuhan tidak menurunkan nabi dizaman purba? atau mengapa didalam kitab suci tidak menceritakan manusia purba atau yang lebih ekstrim lagi mengapa Tuhan tidak menampakkan diriNya dan mengatakan “Aku adalah TUHAN”
Mari kita mulai dengan bagaimana bumi yang kita diami terbentuk, kita pasti sudah terbiasa mendengar teori Big Bang yang dikemukakan George Limaetre tahun 1920an yang mengemukakan bahwa bumi terbentuk karena ledakan dahsyat yang berasal dari satu titik homogen dengan rapatan energi,temperature,tekanan yang tinggi, teori ini kemudian berkembang bukan tanpa pertentangan, kritik, penolakan tetapi bukti empiris memperkuat teori ini dan diterima dan menjadi sandaran ilmuan secara luas dari sudut ilmu kosmologi sampai saat ini. Tahukah kalian diperkirakan sekitar 14 abad yang lalu dimana tidak ada listrik, tidak ada sekolah, tidak ada teknologi informasi, seorang buta huruf mendapat firman “ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air maka mereka tidak beriman”(QS.Al-Anbiya 21:30). Ayat tersebut juga menyebutkan kehidupan bumi berasal dari air, hal ini sejalan dengan teori asal mula kehidupan pertama dimuka bumi adalah organisme bersel tunggal prokariotik yang hidup di air. Dibeberapa kitab suci lain juga menyebutkan bagaimana bumi tercipta terkhusus agama abrahamik/samawi.
Meyakini sesuatu yang tidak terlihat memang sulit bagi sebagian golongan manusia, bagi Sebagian yang lain meyakini Tuhan tidak perlu melalui proses berpikir mendalam. Bagi seorang yang beragama Islam proses berpikir (tafakkarun) telah ditekankan didalam firman Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi orang yang berakal yaitu orang yang mengingat Allah saat keadaan berdiri, duduk dan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami tidaklah engkau menciptakakan semua ini sia-sia;Maha suci engkau lindungilah kami dari siksa neraka. (QS.Ali Imran 190-191). Sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada contohnya oksigen yang sedang kita hirup, tak terlihat tetapi esensial bagi kehidupan semua makhluk hidup.
Meyakini Tuhan tidak harus melihat secara kasat mata, tetapi dapat dengan memikirkan ciptaanNya. Mustahil sesuatu ada jika tidak ada yang menciptakan, mustahil ada handphone yang anda pegang dan anda dapat membaca tulisan ini jika handphone anda tidak ada yang membuat. Mustahil ada bumi dan manusia jika tidak ada yang menciptakan.
Mengapa Tuhan tidak menurunkan nabi di zaman purba? Manusia purba adalah entitas yang digambarkan oleh teori evolusi Darwin/darwinisme kemampuan berpikir manusia zaman purba sangatlah rendah, tidak ada tanda bahwa mereka bisa berhitung dan menulis. Kitab suci agama abrahamik/samawi dengan tegas menyebutkan bahwa manusia pertama adalah Adam yang memiliki kemampuan berpikir koheren,rasional sehingga nabi hanya dikirim pada masa manusia memiliki akal budi sehingga manusia berpikir rasional dan memiliki perasaan.
Jika kitab suci dari Tuhan, mengapa didalam kitab suci tidak menceritakan manusia purba? pada dasarnya kitab suci khususnya agama abrahamik/samawi menceritakan adanya kehidupan sebelum Adam diciptakan walaupun tidak secara eksplisit menggambarkannya, namun sangat jelas tertulis misalnya firman Dan ingatlah Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:’Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”.mereka berkata:’Mengapa engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan dimuka bumi dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan engkau?”Dia berfirman:’Sesunggguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.(QS.Al-baqarah 30)
Mengapa Tuhan tidak menampakkan diriNya dan mengatakan “Aku adalah TUHAN”? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang terlontar oleh orang yang awam terhadap ilmu agama, pada dasarnya zat Tuhan telah hadir disekitar kita seperti firmannya Dan apabila hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahku dan beriman kepadaKu agar mereka memperoleh kebenaran (QS.Al-baqarah 186). Lihatlah sekeliling kita begitu teratur dan berkesinambungan, bagaimana detak jantung yang berirama mengalirkan darah sejak dalam janin sampai sekarang, Tuhan memberikan rizki yang berbeda pada setiap orang. Sebagian orang memiliki jantung yang sehat dan sebagian yang lain harus menjalani pengobatan agar jantungnnya tetap berdenyut dan semua itu terjadi untuk semua manusia dibumi. Bumi berputar, siang dan malam silih berganti, angin berhembus sehingga pesawat bisa terbang, gravitasi yang menyebabkan kita dapat berdiri dibumi yang bulat, dan masih banyak keteraturan yang lain kita menyebutnya hukum fisika, namun pada hakekatnya adalah zat Tuhan yang Maha Mengatur. Jika kita tidak dapat melihat kebesaran Tuhan melalui ciptaannya maka ada hijab besar yang menutupi mata kita sehingga kita tidak dapat berpikir dan percaya. Maka ingatlah beberapa kisah nabi walaupun sudah menampakkan mukjizat didepan penentangnya, Sebagian kaumnya tetap menjadi khianat/tidak percaya. Jadi walupun Tuhan menampakkan diri sekalipun akan ada manusia yang ingkar.
Mari kita renungkan bagaimana mungkin kitab suci yang diturunkan 14 abad yang lalu dapat menceritakan sains dengan tepat, saat itu manusia masih diliputi kegelapan ilmu pengetahuan namun berita kebenaran sains telah begitu jelas disebutkan dari penciptaan bumi, bagaimana manusia diciptakan dan disimpan di dalam Rahim termaktup dalam QS.Al Mu’minun 12-14. Cobalah keluar saat malam hari dan lihatlah saat langit cerah bintang-bintang bertebaran tersusun rapi bahkan dapat menjadi petunjuk arah bagi nelayan dan pelaut, puluhan bahkan ratusan planet diluar angkasa tersusun rapi dengan bentuk bulat seperti dibuat dengan sengaja. Dalil akal pasti akan mengatakan mustahil semua tercipta dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan. Terlalu banyak kebetulan yang terjadi di kitab suci, jika 80% adalah kebenaran maka 20% sisanya adalah sesuatu yang belum ditemukan manusia, lalu apakah kita tidak yakin Tuhan itu ada.
Tahukah anda begitu kerasnya manusia menentang Tuhan, Al-Quran sebagai kitab terakhir menmberikan isyarat melalui firmannya “Tidak ada paksaan dalam menganut agama,sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dan jalan yang sesat,barang siapa yang ingkar terhadap tagut dan beriman kepada Allah maka sungguh dia berpegang teguh pada tali yang sangat kuat dan tidak akan putus. Allah Maha mendengar dan mengetahui (QS.Al-baqarah 256-257)
Kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran hendaknya berhati-hati Ketika mempertanyakan sesuatu tentang Tuhan, karena tanpa bekal keilmuan rentan untuk jatuh kedalam kecelakaan berpikir, kerangka berpikir yang tidak jelas tidak akan membuat jelas dan terang tetapi sebaliknya dapat membuat sesat pikir.