Kontroversi Film Animasi Garapan Walt Disney

profile picture ApriliaPranata97
Humaniora - Other

Semakin tinggi suatu pohon maka semakin besar pula angin yang bertiup. Peribahasa itu nampaknya cocok disandingkan dengan Walt Disney, perusahaan hiburan yang namanya tak habis dimakan waktu. Dibalik kesuksesannya, selalu ada kontroversi yang timbul pada setiap karyanya. Tidak ada yang tau apakah kontroversi itu dibuat secara sengaja oleh pihak animator, atau hasil temuan dari kritikus film, dan para penonton. 

Mungkin sebagian dari pembaca masih ada yang belum tau, mungkin bahkan tidak tertarik dengan kontroversi-kontroversi tersebut karena lebih memilih untuk menikmati saja. Namun tidak ada salahnya kan untuk sekedar mengetahui kontroversi apa saja yang ada dalam film garapan Walt Disney? 

Snow White and the Seven Dwarfs (1937)

Tidak terlihat ada yang salah dari animasi pertama Walt Disney yang menceritakan tentang romansa putri dan pangeran ini. Adegan demi adegan seperti cerita pada umumnya, pembuka, inti masalah, penyelesaian, penutup, dan tamat. 

Namun rupanya kontroversi muncul dari para penonton Disney sendiri. Adegan pangeran Florian saat mencium Snow White mendapat kritikan pedas, sebab kala itu Snow White tidak dalam keadaan sadar diri. TIndakan ini dianggap sebagai pelecehan seksual, dan tidak layak ditonton terutama oleh anak-anak.

Pinnochio (1940)

Pinnochio sebenarnya merupakan animasi sukses karena memiliki hal positif yang bisa diambil dalam kehidupan, yaitu ajaran untuk berkata jujur, dan akan selalu ada dampak buruk dari setiap kebohongan yang diucapkan.

Namun dibalik pesan baik yang disisipkan oleh Walt Disney, penikmat film menyayangkan adegan saat pinokio dan teman-temannya dibujuk untuk pergi ke sebuah pulau asing. Pelaku ini rupanya "dibayar" dan dipaksa oleh pihak lain. Dari scene inilah Pinnochio mendapatkan kritikan habis-habisan.

Adegan itu tampak seperti mengisahkan perdagangan anak, dan mempekerjakan anak-anak dibawah umur. Tetapi, tidak semua orang menganggap buruk hal ini, ada yang membela Walt Disney dengan mengatakan, setidaknya anak-anak bisa belajar untuk tidak mengikuti orang asing.

Dumbo (1941)

Walt Disney kembali menjadi sorotan saat merilis animasi dengan judul Dumbo pada tahun 1941. Entah apa yang ada dipikiran sang animator, penulis skenario, dan editornya saat itu. Penonton dibuat terheran-heran mengapa dalam animasi yang diperuntukan untuk anak-anak ini memuat adegan sang toko utama, Dumbo mengalami mabuk.

Tentunya siapapun juga tau jika adegan si gajah mabuk tidak baik untuk dilihat anak kecil. Menyadari kesalahannya yang sudah terlanjur terekspose di media, Walt Disney memilih memperbaikinya dengan cara menghilangkan adegan tersebut pada versi live action. 

Bambi (1942) 

Animasi dengan tokoh utama berupa hewan rusa ternyata tidak luput dari kontroversi. Film yang diangkat dari sebuah novel tulisan Felix Salten rupanya mengandung adegan yang sempat membuat anak-anak menjadi trauma.

Para penonton menyayangkan adanya adegan kematian induk rusa yang diakibatkan dari tembakan seorang pemburu. Untuk ukuran animasi dengan target semua umur, kisah ini dianggap terlalu keras untuk diketahui anak-anak. Namun disini Walt Disney menerima kritikan, dan berjanji akan memperbaiki cerita animasi mereka selanjutnya, khususnya untuk film dengan pasar anak-anak.

Lady and the Tramp (1955)

Kontroversi dalam film ini masih terkesan mengambang. Lady and the Tramp sempat ramai diperbincangkan karena adanya dugaan rasis pada warga Negara China. Dalam ceritanya, terdapat adegan saat kedua kucing peliharaan tokoh utama, bibi Sarah akan memulai menyanyikan 1 judul lagu, yaitu The Siamese Cat Song. Awal dari lagu ini terdapat ciri khas musik khas China, seperti suara gong.

Sesaat suara gong itu di daungkan, tiba-tiba kedua kucing kurus bermata lebar tersebut langsung merubah mimik mukanya menjadi streotip orang China. Ya, mereka segera menyipitkan mata dan mengeluarkan taring. Penonton yang tidak setuju menanggap adegan ini tidak ada unsur rasis, karena tidak mengolok suatu ras, hanya menampilkan ciri khas ras tersebut.

The Little Mermaid (1989)

Menceritakan tentang kehidupan putri duyung (mermaid) yang ingin berubah menjadi manusia seutuhnya karena jatuh cinta dengan seorang pangeran, sukses membuat anak-anak percaya bahwa putri duyung itu nyata.

Kontroversi yang timbul dari film yang dibuat live actionnya pada tahun 2023 ini adalah rasa tidak bersyukur Ariel akan dirinya yang sebenarnya posisinya banyak diinginkan makhluk laut. Ia juga dianggap tidak menghormati Ayahnya yang merupakan raja laut. Puncaknya yaitu, saat usia Ariel saat menikah adalah 16 tahun ketika ia menikah dengan pria pujaan hatinya. Dimana usia itu dianggap ilegal untuk menikah. 

Lightyear (2022)

Salah satu karakter dalam serial animasi Toys Story, Lightyear juga merilisi filmnya sendiri pada tahun 2022. Dengan konsepnya yang seolah-olah mainan itu hidup, serta melakukan akting selayaknya manusia, membuat anak-anak makin memiliki imajinasi tak terbatas.

Namun sayangya, film garapan Walt Disney ini mengundang kontroversi karena mengandung unsur LGBT. Bukan tanpa bukti, tetapi penonton menemukan adegan dimana tokoh astronout wanita yang bernama Alisha mencium teman dekat atau pacarnya yang juga merupakan seorang wanita. 

Walau saat ini beberapa negara melegalkan LGBT, dan sebagian masyarakat menerima atau tidak mau ikut camput, namun menayangkan hal ini dalam film animasi yang menjadi tontonan anak-anak bukanlah hal yang pantas. Akibatnya, beberapa negara terpaksa memblokir film ini untuk tayang.

KESIMPULAN

Walt Disney seharusnya menyadari visi misinya, bahwa menciptakan film animasi yang layak ditonton untuk keluarga. Orang dewasa mungkin masih bisa dengan mudah menyaring mana yang baik dan tidak, tapi belum tentu dengan anak-anak, apalagi remaja yang masih mencari jati diri. 

Sisi preventif dari orang tua, mereka sebaiknya menanamkan akar-akar moral sejak dini, mendampingi anak saat menonton dan mengajak berdiskusi mana hal baik dan buruk, serta berikan pula dampak apa yang akan diterima jika melakukan hal buruk tersebut.

Walt Disney juga sering mendapatkan kritikan pedas saat meluncurkan animasi yang mengangkat suku atau ras tertentu. Tampaknya bukan suatu kesengajaan, hanya tim kurang melakukan penelitian. Apalagi isu ini sangat sensitif, salah sedikit penyampaian tentu akan menyinggung masyarakatnya. 

Terkahir, ada baiknya Walt Disney tidak terlalu mengikuti perkembangan zaman, khususnya pada bagian LGBT. Sebab dilihat dari sudut pandang manapun LGBT tidak bisa dibenarkan, walau beberapa Negara melegalkan hal itu. Tapi janganlah memberikan tontonan pada anak-anak yang membenarkan kesalahan.

Walau bagaimanapun kontroversi memang akan terus ada disetiap peluncuran filmnya, sebab kita tidak bisa menuntut semua orang memiliki pemikiran yang sama. Ada kontroversi yang memang sengaja dibuat untuk menjatuhkan popularitas film Disney, namun adapula yang memang akibat dari Walt Disney sendiri. Sebanyak apapun kontroversi yang mencuat, tidak dapat dipungkiri, hasil karya mereka hingga saat ini masih meninggalkan kenangan indah di hati penggemarnya.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By ApriliaPranata97

Suka sejarah, tetapi bukan sejarah Negara.

This statement referred from