Heboh Cuitan Netizen, Kontroversi Disney dan Pedofilia
Walt Disney, salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia, baru-baru ini menjadi ramai diperbincangkan. Sumber kontroversi ini dimulai dari cuitan seorang netizen di Twitter. Pemilik akun dengan username @VincentCrypt46, mengunggah sebuah foto diapers yang sedang bekerjasama dengan Disney, dan menandai beberapa gambar yang tercetak dengan lingkaran merah. Disinyalir, simbol yang mirip dengan bentuk segitiga dan matahari tersebut merupakan logo dari pedofilia. Ia juga menuliskan kata-kata "Once you truly awake you ain't going back to sleep." , yang artinya "Sekali kamu terbangun, kamu tidak akan kembali tidur".
Hingga saat ini, tweet dari Vincent Kennedy mendapatkan like hingga 32.500 dan sekitar 3.000 tanggapan. Tidak ada tanggapan apapun dari Disney, namun brand diapers itu memberikan jawaban dalam akun twitternya, bahwa mereka sangat mementingkan keamanan anak-anak dan akan memperlakukan mereka sebaik mungkin. Mereka menganggap gambar yang ada pada diapers murni hanyalah untuk hiburan dan tidak memiliki tujuan negatif apapun.
Sebenarnya, kontroversi Walt Disney dengan kasus kekerasan seksual pada anak dibawah umur tidak hanya kali ini ramai diperbincangkan. Entah sejak kapan, kata pedofil menjadi sebuah kontroversi yang akan melekat dalam Walt Disney. Bukan tanpa sebab, ternyata selain karena unggahan Vincent Kennedy, ada beberapa alasan yang menjadi penyebab munculnya konspirasi Walt Disney mendukung tindakan pedofilia.
1.Snow White and the Seven Dwarfs
Film garapan Disney ini menceritakan tentang seorang putri berparas cantik dan berkulit putih yang hendak dibunuh oleh ibu tirinya melalui tangan pemburu, karena rasa iri akan kecantikan yang dimiliki Snow White. Pemburu yang tidak tega, memutuskan membuang Snow White kedalam hutan. Disana Ia tinggal disebuah rumah tua bersama dengan 7 kurcaci.
Singkat cerita, ratu jahat ini mengetahui anak tirinya masih hidup, dan memutuskan membunuhnya sendiri, dengan memberikan apel beracun. Saat kurcaci sudah putus asa karena tidak bisa menyelamatkannya, tiba-tiba datanglah pangeran berkuda, yang mencium Snow White. Ciuman itu membuat sang putri bangun dan kembali sehat. Seperti cerita putri kerjaan pada umumnya, akhirnya mereka memutuskan menikah, dan hidup bahagia selamanya.
Awalnya tidak ada yang salah dengan cerita fantasi ini. Namun ternyata, diketahui saat itu Snow White masih berusia 14 tahun. Usia yang masih bisa dibilang dibawah umur itu diceritakan hidup satu atap bersama 7 pria tua. Siapapun tentu akan memandang aneh, takut, dan negatif ketika mengetahui adegan ini.
Terlebih lagi, pada bagian akhir cerita, seorang pangeran dengan tanpa izin mencium Snow White karena melihat kecantikan yang dimilikinya saat sedang tidak sadarkan diri. Ia bahkan memutuskan menikahi Snow White, sesaat sang putri kecil itu terbangun. Adegan ini tentu mengundang kontroversi dan membuat Walt Disney diduga mendukung pedofilia.
Cerita ini seperti mewajarkan laki-laki dewasa atau tua untuk memiliki hubungan, melakukan aktivitas seksual dan menikah dengan anak perempuan yang masih dibawah umur. Disinyalir, secara tidak langsung, juga menanamkan pada anak-anak perempuan bahwa hal tersebut wajar, dan bahkan hal yang romantis.
2.Karyawan Walt Disney Terlibat Kasus Pedofilia
Pada September 2022 lalu, polisi berhasil menangkap 13 pelaku kekerasan seksual pada anak di Polk Country. Salah satu dari pelaku ternyata merupakan karyawan Walt Disney. Mereka meluncurkan aksinya melalui media online, meminta anak-anak dibawah umur untuk berpose sensual, ada yang menyamar mengajarkan pengenalan seks dini, ada pula yang sampai mendatangi lokasi korban untuk melakukan aksinya.
Di waktu dan tempat yang lain, 4 orang karyawan Walt Disney juga ditangkap oleh kepolisian Florida, dalam kasus human trafficking dan predator anak. Pelaku pertama adalah Xavier Jackson, penjaga pantai Polynesian Resort, dengan kasus mengirimkan foto tidak senonoh pada salah satu detektif yang menyamar sebagai anak berusia 14 tahun.
Sedangkan 3 pelaku lainnya adalah Wilkason Fidele yang bekerja di Cosmic Restaurant Walt Disney World's Tomorrow Land, Shubham Malave warga negara India yang bekerja sebagai software developer Walt Disney, dan Ralph Leese yang berprofesi sebagai IT di Walt Disney. 3 Sekawan ini menjalankan bisnis prostitusi anak-anak dibawah umur, dan mengeksploitasi mereka untuk manghasilkan pundi-pundi uang. Uniknya, Judd salah seorang deputi Florida mengatakan, "Saya yakin Disney tidak akan senang. Saya juga bertaruh, istrinya (Ralph Leese) juga tidak akan senang. Tapi kami senang karena berhasil menangkap mereka."
Pada 2019 Vice President Disney Michael Laney (73), ditangkap oleh pihak berwenang atas keterlibatannya dalam kasus kekerasan seksual pada anak perempuan berusia 7 tahun. Setelah beritanya tersebar, banyak laporan dari orang-orang yang mengaku sebagai korban dari Michael Laney. Namun sayang, kasus tersebut tidak bisa ditindak lebih lanjut, karena kekurangan bukti.
Pemain film Disney, Stormy Westmoreland ditangkap pada tahun 2018, dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun, atas kasus pedofilianya juga. Ia terbukti mengirimkan foto yang memiliki indikasi pornografi pada anak laki-laki berusia 13 tahun. Tidak hanya itu, Stromy juga berusaha membujuk korban untuk mau pergi dan menginap di hotel bersamanya.
Sejak 2006 hingga 2014 tercatat sekitar 34 pekerja Disney terlibat dalam kasus pedofilia, atau kekerasan seksual pada anak, dengan berbagai macam aksi. Hal ini membuktikan, adanya kemungkinan kesengajaan pelaku, untuk bisa bekerja di Disney, demi menyalurkan aksi bejatnya, mengingat Disney dianggap sebagai tempat impian anak-anak. Oleh karena itu, banyak dugaan-dugaan adanya simbol pedofilia yang dimuat dalam cerita dan karakter Disney, juga diperngaruhi karena hal ini.
3. Film Elena of Avalor
Film yang dirilis pada tanggal 20 Juni 2016 ini menceritakan tentang petualangan seorang putri latin bernama Elena Castillo Flores dalam menyelamatkan kerajaannya dari tangan penyihir jahat. Putri berusia 16 tahun ini juga sedang dalam masa belajar menjadi putri mahkota. Dalam film ini, ada 2 toko pembantu berbentuk hewan mitologi kuno bernama Chief Zephyr dan Ciela.
Jika diperhatikan, pada area wajah Chief Zephyr dan Ciela, memiliki guratan berbentuk seperti segitiga dan lingkaran. Seperti pada cuitan Vincent diatas, simbol ini diketahui sebagai tanda pedofilia, yaitu "Boy Love" dan "Little Boy Lover". Jika ada yang menyangka itu hanya kebetulan, anehnya simbol ini hanya ada 1 dari 3 bentuk logo lainnya yang terdapat di wajah Ciela. Seperti senga disisipkan agar tidak ada yang menyadari, namun tujuan mereka tersampaikan.
4. Film The Mighty Ducks
Mengusung genre komedi yang dibalut dalam tema olahraga, film ini sukses mendapatkan perhatian masyarakat kala itu. Selain cocok untuk tontonan keluarga, cast dalam film The Mighty Ducks juga menggaet aktor-aktor terkenal.
Menceritakan kisah seorang pengacara bernama Emilio Esteves yang sedang melakukan kerja sosial sebagai pelatih tim hockey, dikarenakan pelanggaran lalu lintas yang Ia buat saat berkendara. Tim yang dilatihnya rupanya tidak memiliki harapan menang, karena tidak memiliki fasilitas dan alat yang memadai selayaknya tim pada umumnya. Setelah mengalami kekalahan pertamanya, ceritapun dimulai. Ia mulai berkonsultasi pada pelatihnya dahulu dan singkat cerita tim hockey yang dilatihnyapun menang.
Dibalik keseruan cerita awal perjalanan karier tim hockey ini, rupanya juga mengundang konspirasi yang mengundang kontroversi Disney. Helm hockey yang digunakan para anak laki-laki ini terdapat simbol "litte boy lover", sama persis yang ada pada kepala Ciela dalam film Elena of Avalor. Pada anak laki-laki lain yang memakain helm yang sama, juga terdapat simbol "boy lover". Seperti disengaja, sebab jika memang itu dikatakan sebagai simbol tim hockey, atau logo brand helm tersebut, mengapa dalam 1 tim memiliki dua logo yang berbeda? Dan apakah benar ini merupakan kebetulan, karena keduanya merupakan simbol dari pelaku pedofilia?
5. Film Flight of The Navigator
Film rilisan Walt Disney di tahun 1986 menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang tiba-tiba pingsan saat berada di dalam hutan. Selang beberapa waktu, anak ini tiba-tiba terbangun dan pulang kembali ke rumahnya. Orang tuanya kaget akan kepulangan anaknya, karena ternyata mereka sudah melaporkan kehilangan anaknya dan tidak mendapat kabar selama sekitar 4 tahun. Ya, anak ini pingsan selama 4 tahun. Singkat cerita, rupanya anak yang seharusnya telah berusia 12 tahun ini telah diculik oleh alien dan UFO dan memiliki waktu yang tidak sama dengan di bumi. Ia pun menceritakan pengalamannya pada NASA.
Dalam cuplikan saat anak laki-laki ini berada di dalam UFO, nampak ia sedang naik turun tangga. Bentuk dari tangga itu sendiri menjadi buah bibir, karena menggunakan simbol yang berbentuk seperti segitiga, yang mengandung arti "boy lover". Bertepatan dengan cast utama dalam film ini adalah seorang anak laki-laki yang masih dibawah umur, tentu hal ini mengundang kontroversi. Entah sebuah kesengajaan atau tidak, namun jika diperhatikan memang simbol ini sering digunakan Walt Disney dalam beberapa film mereka.
6. Film Pinokio
Menceritakan tentang seorang pria tua yang berprofesi sebagai tukang kayu dan merasa kesepian karena tinggal sendirian. Menggunakan keahliannya, Ia membuat boneka kayu berbentuk anak laki-laki untuk menemani kesendiriannya. Keajaiban datang, boneka ini kemudian hidup selayaknya manusia. Film ini menjadi khas karena hidung pinokio yang bisa memanjang ketika ia berkata bohong. Cuplikan ini kemudian sering digunakan para orang tua, untuk mewanti-wanti anaknya agar tidak berbohong.
Beberapa hal yang membuat film ini kemudian juga dicurigai disisipkan pesan dari pelaku pedofilia adalah adegan saat tokoh rubah kecil bernama John disuruh seorang pria mengumpulkan anak laki-laki yang polos untuk diajak ke sebuah pulau bernama "Pleasure Island". Saat itu John mengatakan dengan gugup dan kaget, bahwa mengajak sekumpulan anak laki-laki kesana merupakan pelanggaran hukum, dan John sudah mencurigai sesuatu. Namun pria itu meyakinkan John dan berakata semua akan baik-baik saja dan mereka tidak akan pernah kembali sebagai anak-anak lagi.
Sesampainya di pulau tersebut, pria ini ternyata mengurung mereka di sebuah kandang, dan memberi mereka sesuatu seperti alkohol atau obat-obatan terlarang. Adegan ini seperti menggambarkan perdagangan manusia yang melibatkan anak-anak. Mereka mengalami pengurungan di kandang, dan juga diberi alkohol atau narkoba supaya tidak banyak bergerak dan bicara. Pleasure Island juga rupanya memiliki simbol "little boy lover". Tentunya adegan ini bukan seperti cocoklogi, tapi sangat pas dan dikemas dengan apik agar pesan mereka tersampaikan, namun tidak banyak disadari oleh anak-anak.
7. Buku dan CD
Tidak hanya dalam film, rupanya kecurigaan masyarakat terhadap kontroversi ini juga bertambah, lantaran mereka menemukan simbol-simbol "boy lover" dan "little boy lover" pada buku dan CD keluaran Walt Disney. Beberapa diantaranya adalah buku anak berjudul Adventures of Pan yang menceritakan petualangan panda, dan cover dari CD Jungle Book.
KESIMPULAN
Bukti-bukti diatas sepertinya bukan merupakan suatu ketidaksengajaan. Sebab banyak dijumpai di film-film, buku, dan bahkan CD keluaran Walt Disney simbol-simbol "boy lover" dan "little boy lover". Tidak hanya simbol, bahkan beberapa cerita mereka juga mengarah ke kasus pedofilia. Jika simbol itu hanyalah kebetulan, lantas mengapa ada lebih dari 1 cerita milik Walt Disney yang memiliki simbol tersebut?
Ada 2 kemungkinan yang bisa di dapat dari bukti-bukti diatas, pertama Walt Disney memang mendukung pedofilia, atau yang kedua, karena banyaknya pelaku pedofilia yang bekerja di Walt Disney, mereka sencara sengaja menampilkan pesan tersebut untuk membuktikan keberadaan mereka, mencari mangsa, atau mencuci pikiran anak-anak bahwa hal tersebut adalah hal biasa.
Jika memang kontroversi ini disebabkan olah alasan kedua, maka Walt Disney harus mencari cara agar merekrut pekerja yang tidak mendukung pedofilia, serta tidak pernah terlibat pedofilia. Sebab jika kasus ini msih terus terjadi, keselamatan anak-anak dunia terancam, sebab mereka masih polos dan tidak tau apapun mengenai pelecehan seksual.