Eksistensi Tuhan: Teori terciptanya manusia
Eksistensi Tuhan merupakan percaya dengan adanya keberadaan tuhan, percaya dengan adanya keberadaan Tuhan sudah menjadi fitrah manusia. Akan tetapi masih ada yang mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan, karena keberadaannya yang tidak memiliki bukti yang jelas serta karena keberadaannya yang tidak bisa di rasakan dan di perlihatkan. Jadi apakah Tuhan itu memang benar ada? Lalu apa yang bisa menjadi bukti bahwa Tuhan itu ada?.
Jadi, keberadaan Tuhan itu sendiri memang benar apa adanya, hal tersebut dapat di buktikan dengan terciptanya alam semesta dengan segala isinya termasuk manusia. Tuhan menciptakan alam semesta selama enam hari dengan begitu sempurna, dan menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna di atas makhluk lainnya. Di mana manusia di ciptakan dengan anggota tubuh yang lengkap dan tersusun secara sistematis serta dengan akal dan pikirannya. Lalu bagaimana dengan teori terciptanya manusia? Hal tersebut menimbulkan berbagai macam pertanyaan karena terdapat perbedaan antara teori sains dengan teori yang di ajarkan dalam suatu ajaran tertentu.
Jika benar Tuhan/Dewa ada, mengapa teori tentang terciptanya manusia dalam suatu ajaran tertentu berbeda dengan pembuktian secara sains? Serta tidak ada penjelasan secara jelas mengenai peristiwa apapun pada zaman purba?
Pada teori sains menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang berevolusi. Untuk peristiwa pada zaman purba sendiri Pertanyaan itu menimbulkan reaksi beragam. Ada yang menyebut manusia purba bisa jadi merupakan manusia yang pertama sementara yang lain menolaknya. Hal itu bertentangan dengan Alquran yang menyebut Nabi Adam adalah manusia pertama.
Sejarawan dari Universitas Indonesia Tiar Anwar Bachtiar mengatakan ada sejumlah teori yang menyebut penemuan fosil adalah manusia, tetapi itu yang menjadi masalah. “Ada fosil yang ditemukan benar, tetapi itu belum dipastikan apakah manusia atau bukan. Kesimpulannya, itu masih dugaan manusia bukan kepastian,” kata Tiar kepada Republika.co.id, Kamis (11/11).
Tiar menjelaskan usia Nabi Adam lebih muda saat datang ke Bumi dibandingkan dengan usia fosil itu. Karena dianggap lebih muda, ada sebagian orang yang mempercayai makhluk itu berevolusi menjadi Nabi Adam.
Menurut Tiar, teori yang menghubungkan antara fosil dan Nabi Adam secara evolusi adalah sebuah kekeliruan. Sebab, berdasarkan informasi yang didapat dari Alquran disebutkan Allah langsung menciptakan Nabi Adam dari tanah, bukan dari hasil evolusi dari makhluk mana pun.
“Nabi Adam ini adalah manusia pertama bukan hasil dari evolusi. Lalu fosil itu apa? Bisa dipastikan bukan manusia,” ujar dia.
Dia menyebut memang ada makhluk sebelum Nabi Adam. Kemungkinan fosil ditemukan adalah makhluk sebelum Nabi Adam.
Sebagai Muslim, Tiar mengatakan harus mengutamakan ajaran Islam, yaitu mempercayai Nabi Adam adalah manusia pertama. Di sisi lain, sebagai Muslim juga tidak menolak adanya penemuan fosil-fosil itu.
“Kita terima hasil penemuan, hanya jangan meyakini itu manusia. Itu adalah fosil dari hewan yang hidup sebelum Nabi Adam. Kita tidak menolak penemuan dan tetap berpegang pada penjelasan Al-quran. Ini tidak perlu dipertentangkan,” tambahnya.
Untuk fosil yang di temukan bahwa usianya yang lebih tua dari pada nabi Adam membuktikan bahwa nabi Adam bukanlah khalifah pertama yang tinggal di bumi. Sebelum nabi Adam turun ke bumi sudah ada makhluk yang pernah tinggal di bumi yang menyerupai manusia atau bisa di sebut juga dengan manusia purba. Akan tetapi makhluk tersebut di binasakan karena berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup makhluk lainnya yang tinggal di bumi, yang di mana ketika berada di bumi makhluk itu memperebutkan kekuasaan dengan jin sehingga menimbulkan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup makhluk lainnya yang berada di bumi. Sehingga makhluk tersebut berakhir di binasakan, dan di turunkanlah nabi Adam ke bumi sebagai khalifah yang menggantikan makhluk sebelumnya. Lalu di lanjutkan oleh keturunan nabi Adam (manusia) yang menjadi khalifah di bumi, yang membawa kemajuan peradaban di bumi seiring berjalannya waktu sehingga banyak teori baru yang muncul dari berbagai penelitian dan juga berbagai macam penemuan sampai saat ini.
Jadi sebenarnya dapat kita sadari dan yakini bahwa sebenarnya keberadaan Tuhan itu dapat di gambarkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti seorang seniman yang membuat lukisan, dan seorang koki yang membuat makanan. Kedua hal tersebut tidak akan ada sebelum di buat atau di ciptakan. Seperti manusia dan alam semesta mereka tidak akan ada ketika tidak di buat atau di ciptakan, jika hanya mengandalkan teori evolusi kita tidak akan bisa mengetahui asal usul manusia. Karena jika manusia merupakan evolusi dari kera lalu kera tercipta dari apa?. Sehingga dalam teori dari suatu ajaran menjelaskan tentang bagaimana terciptanya manusia. Hal tersebut sudah bisa menjadi bukti adanya eksistensi Tuhan karena manusia tidak akan ada jika tidak di ciptakan dan yang menciptakan manusia sendiri adalah Tuhan.