EKSISTENSI TUHAN : SEBUAH JAWABAN TANPA PERTANYAAN

profile picture TamPan
Humaniora - Other

Setiap agama percaya bahwa Tuhan itu ada, penciptaan alam semesta, makhluk hidup dan seluruh isinya, menjadi tanda keberadaan Tuhan, tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi dan juga sosial budaya masyarakat yang bergerak secara cepat dan dinamis, bahkan sejak puluhan hingga ratusan tahun yang lalu sudah muncul berbagai teori tentang terjadinya bumi dan tata surya ini, seperti teori George-Louis Leclerc pada tahun 1778, yang menyatakan bahwa terjadinya bumi disebabkan adanya tumbukan antara komet dengan matahari, sehingga sebagian massa matahari keluar membentuk sebuah planet yang dikenal dengan bumi,  sedangkan teori terjadinya tata surya dikemukan oleh Gerard P.Kuiper pada tahun 1950, yang dikenal dengan teori awan debu atau proto planet, dimana gumpalan awan yang sangat banyak mengalami pemampatan, dan menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola yang kemudian menjadi pipih menyerupai cakram, mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya atau Matahari. 

Semua teori itu tentu bisa menjadi pembuktian, tetapi juga bisa menjadi pengabaian tentang eksistensi Tuhan, karena banyak orang yang percaya dengan kemampuan analisa para ilmuwan tersebut, sehingga akhirnya tanpa sadar dan tanpa berpikir ulang percaya bahwa alam semesta ini sungguh demikian terjadinya, padahal dari teori yang dikemukakan oleh banyak ilmuwan itu, terasa seperti sebuah khalayan berbau imajinasi tingkat dewa, banyak orang seperti tersihir, bayangkan saja mereka dapat mengemukakan teori seperti itu, tetapi mengabaikan bagaimana teori yang satu dengan yang lain masih memerlukan pembuktian yang lebih konkrit lagi?, seperti misalnya saja proses terjadinya bumi, karena adanya komet dan matahari, lalu bagaimana dengan proses terjadinya matahari?, dikarenakan adanya gumpalan awan, lalu bagaimana dengan teori terjadinya awan?, disebabkan panas di daratan yang mengakibatkan uap air naik ke atmosfer, dan seterusnya, kita bisa lihat teori-teori itu sebenarnya masih lemah, karena masing-masing berdiri sendiri, tidak menjadi kesatuan yang utuh. Semua teori itu sebenarnya menunjukkan bahwa Tuhan itu nyata dan eksistensinya tak perlu dipertanyakan lagi. 

Lalu muncul lagi pertanyaan yang menggelitik, jika memang Tuhan itu ada, kenapa manusia menjadi jahat, kenapa manusia beragama saling membenci, kenapa manusia seringkali membela Tuhannya dengan sikap yang berlebihan, tak jarang menjadi anarkis, seolah Tuhan itu tak ada, apakah benar jawabannya semua itu disebabkan kesangsian terhadap eksistensi Tuhan?, sekali lagi jawabannya tidak. Semua itu terjadi, karena manusia tidak mau menggunakan akal sehat dan hati nuraninya yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma untuk digunakan dan dimanfaatkan secara benar, jadi yang betul adalah manusia lupa dengan eksistensinya sebagai manusia, ciptaan Tuhan, sehingga mereka menjadi tak peduli dan tak lagi mampu mengendalikan dirinya, melalui pikiran dan hati untuk mencari serta menemukan arti pentingnya hakikat mereka di dunia ini, yaitu menciptakan semesta yang lebih damai, sejahtera, tanpa pernah melupakan dan meninggalkan Tuhan.

Eksistensi Tuhan, adalah sebuah jawaban tanpa pertanyaan, tak perlu keraguan manusia untuk mempertanyakannya, tak perlu perdebatan untuk mempertahankannya, yang diperlukan hanyalah ketaatan dan kepatuhan kita terhadap Tuhan, melalu hidup kita seharusnya Tuhan dinyatakan, bukan sebaliknya melalui hidup kita, Tuhan dipertanyakan, inilah yang membuat manusia akhirnya memilih jalan yang salah dengan menggunakan kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki sendiri, pastinya diberikan oleh Tuhan, apapun itu bentuknya, seperti pikiran, perasaan dan energi untuk melakukan yang mereka suka, bukan yang Tuhan suka, sehingga terjadilah segala hal yang bertentangan dengan keberadaan Tuhan itu sendiri. Sungguh miris, apabila manusia berpikir Tuhan hanyalah sebuah ilusi, itu malah akan membuat manusia menjadi delusi. 

Percaya atau tidak, pro ataupun kontra mengenai eksistensi Tuhan, hanyalah sebuah pemikiran yang dikembalikan kepada setiap individu dalam mencari kebenaran dan pembenaran tentang kehidupan, tak ada satupun manusia dapat memastikan dan memaksakan pemikirannya kepada manusia lain, semua pasti ada alasan dan jawaban untuk masing-masing pendapatnya, jadi yang terpenting adalah eksistensi Tuhan, harus sejalan dengan eksistensi kita sebagai manusia. Keberadaan Tuhan akan nyata, ketika keberadaan kita sebagai manusia mampu membuat kehidupan semesta menjadi lebih indah, tetapi keberadaan Tuhan akan salah, saat manusia tak mengerti dengan keberadaannya di dunia ini.  

9 Agree 4 opinions
2 Disagree 0 opinions
9
2
profile picture

Written By TamPan

This statement referred from