AZAB ADALAH OBAT ?
Jika keberadaan yang diatas nyata dan maha pengampun/welas asih mengapa ada hukum karma/tabor tuai/azab ?
Apa itu Azab ?
Untuk dapat mengetahui jawaban pertanyaaan di atas, hendaknya kita perlu terlebih dahulu memahami istilah azab. Sehingga kemudian pertanyaan yang muncul adalah apa itu azab. Secara general pengertian azab merujuk pada KBBI adalah siksa yang diberikan oleh Tuhan. Siksa atau penyengsaraan/rasa sakit sebagai bentuk hukuman atas perbuatan yang melanggar larangan agama. Kemudian secara spesifik mengutip pendapat dari Quraish Shihab menjelaskan bahwa azab secara terminologi adalah suatu kemurkaan Allah akibat pelanggaran yang dilakukan manusia, yaitu pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran syariat Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Termasuk Nabi Muhammad SAW. Di dalam islam kata azab tidak hanya digunakan untuk menyebut siksa hukuman di dunia, tapi juga kelak di akhirat. Dari kedua definisi ini dapat kita pahami bahwa azab merupakan segala kesusahan, kepedihan, dan siksaan yang diberikan pada orang yang melanggar larangan Allah. Azab memiliki konotasi yang lebih jelas yang bermakna siksa. Ini bukan lagi sekedar ujian atau cobaan melainkan balasan atas perbuatan jahat. Kejahatan dan perbuatan dosa itulah yang kemudian menjadi penyebab munculnya azab. Walaupaun dijelaskan demikian tetapi tujuan azab sebetulnya merupakan ancaman, peringatan serta rambu-rambu bagi orang yang beriman agar tidak terjerumus pada murka Allah. Azab ditimpakan dengan berbagai macam siksaan yang pedih, dahsyat, menakutkan dan lain sebagainya sebagai tazkiyah (menyucikan), untuk membersihkan hamba yang beriman dari kotoran-kotoran atau dosa agar dapat bertemu dengan Allah yang Maha Suci dalam keadaan bersih. Azab yang Allah turunkan ke alam dunia telah menjadi semacam sugesti supaya manusia meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya. Dan menjauhi azab dengan mewujudkan perintah Allah sekaligus merupakan perkara asas penciptaan manusia.
Tujuan manusia diciptakan
Sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SWT, tentunya penciptaan manusia memiliki tujuan. Dimana peciptaan manusia bukan untuk kebaikan Allah melainkan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Q.S. Al-Zariyat ayat 56 yang artinya :
“Dan tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”.
Dalam ayat tersebut sangat jelas manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian untuk sampai pada tujuan itu manusia diberikan dua jalan yang dimana kedua jalan ini memiliki konsekwensinya masing-masing. Jalan tersebut adalah kebaikan dan keburukan. Lalu mengapa jika tujuan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Kenapa tidak diberikan satu jalan saja supaya manusia selalu pada jalan yang benar. Bukankah Allah Maha Kuasa, bisa saja Dia dengan segala kehendaknya menjadikan manusia berada pada jalan kebaikan. Perlu kita ketahui tujuan adanya kedua jalan ini supaya manusia bisa memilih jalan yang dikehendakinya dengan catatan konsekwensi disetiap pilihan itu ada. Kemudian dengan diberikannya dua jalan ini Allah ingin menunjukan betapa besar dan luas kasih sayangnya kepada ciptaanya melalui konsekwensi yang ada pada setiap pilihan tersebut. Misalnya kita memilih jalan kebaikan maka Allah akan memberikan ganjaran berupa pahala kepada hambanya yang melakukan itu. Sama halnya ketika seseorang melakukan keburukan maka akan mendapatkan dosa dan peringatan dari Allah. Tetapi kita jangan melihat pahala dan dosanya itu. Gapailah makna dibaliknya. Lihatlah dari sisi lain jika hadiah atau balasan tersebut merupakan karunia dari Allah sebagai konsekwensi atas pilihan mereka. Yang namanya pemberian, hadiah, dan semacamnya itu juga merupakan ekspresi dari bentuk kasih sayang dan perhatian. Bukankah itu adil ? Cuma nanti ending nya akan berbeda tergantung jalan yang kita pilih di awal. Sama saja ketika kita dipukul oleh Ibu karena kita pulang magrib sehabis main bola. Ibu kita sudah mengatakan kalua main bola jangan sampai lupa waktu. Tapi pada saat itu kita lebih asyik bermain bola sehingga kita lalai terhadap perkataan Ibu dan akhirnya kena pukul. Andai kata kita pulang sebelum magrib mesti tidak akan terkena hukuman. Pertanyaanya apakah ketika memukul berarti Ibu tidak sayang kepada kita ? tentu saja sayang, Ibu melakukan itu sebab Ibu saking sayangnya kepada kita (anaknya). Justru jika Ibu tidak memiliki rasa sayang/welas asih, ia tidak akan memukul anaknya ketika ia melalaikan terhadap perintahnya. Ia melakukan itu sebab takut nanti ketika pulang malam anaknya tersesat. Jadi yang ingin saya katakan adalah bahwa azab walaupun wujudnya siksaan, penyengsaraan, rasa sakit, dan semacamnya. Tapi sesungguhnya itu adalah karunia dari Allah atas jalan yang kita pilih supaya kita bisa kembali ke rumah sesungguhnya (syurga). Sehingga azab juga menjadi bagian dari sifat rahman dan rahimnya Allah SWT.
Allah Maha Penyayang
Mengenai sifat Tuhan yang maha pengampun atau maha penyayang, Allah telah berfirman dalam surat al-kahfi ayat 56 yang artinya :
“Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya”.
Dalam ayat ini menerangkan bahwa Allah maha pengampun dan rahmat-Nya Maha Luas, meliputi seluruh alam. Salah satu bukti yang dapat kita lihat atas sifat pengampun dan rahmat Allah Yang Maha Luas itu adalah Dia tidak segera menjatuhkan azab atas orang-orang kafir musyrik. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi mereka kembali menjadi sadar. Sebab setiap manusia memiliki potensi untuk mejadi lebih baik. Karena di dalam dirinya juga terdapat sifat-sifat Tuhan. Diharapkan dengan dibekali akal manusia bisa berpikir jernih sehingga akan menyuburkan fitrah manusiawinya untuk berkembang dan ingat kembali kepada Allah SWT. Sehingga jika mereka mau memohon ampun, meskipun dosa-dosanya banyak, menumpuk, dan menggunung, niscaya akan di-ampuni oleh Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Atau ada ungkapan jika dosa kita sebesar kapal maka ampunan Allah seluas lautan. Ungkapan ini telah jelas untuk menggambarkan sifat rahman dan rahimnya Allah SWT.
Azab Adalah Obat
Supaya argumen di atas lebih mudah dipahami, dapat kita analogikan azab sebagai obat yang sering kita minum ketika sakit. saat kita jatuh sakit, tubuh kita terasa tidak enak. Nikmat makan, minum, dan sehat tidak kita dapatkan. Apapun yang kita makan seperti bakso, seblak, mie ayam dan lain sebagainya akan terasa hambar. Hal ini disebabkan karena neuron sensorik pada lidah bermasalah, neuron sensorik berfungsi untuk menginformasikan kepada otak akan rasa yang di kecap saat sedang mengkonsumsi makanan. Pada saat kita sakit neuron sensorik ini bermasalah, sehingga yang terasa hanya rasa pahit. Apabila kita paksakan untuk menelan makanan, perut merasakan mual dan pada akhirnya kita pun muntah. Semua kenikmatan itu hilang karena kita sedang sakit. Saat itu kita merasah susah,tersiksa, dan kesulitan. Lalu kemudian Ibu datang dan memberikan obat supaya kita sembuh dari sakitnya. Namun obat yang diberikan Ibu terasa pahit tapi kita harus menerima dan meminumnya sebab kita tahu fungsi obat itu untuk menyembuhkan. Itulah kasih sayang Ibu dan fungsi obat yang pahit. Sama halnya ketika seseorang terjerumus pada kejahatan, sama saja kita sedang jatuh sakit. Sehingga Allah yang Maha Penyayang memberikan azab/obat supaya hambanya sembuh dan kembali mengingatNya. Jikalua saja dia tidak segera diberikan obat, maka selamanya ia akan tersiksa oleh sakitnya sendiri. Itulah mengapa azab merupakan bagian dari sifat penyayang/welas asih dari Tuhan. Di dalam sub tema juga disebutkan bahwa yang di atas maha pengampun/welas asih sehingga Allah membersihkan hamba yang beriman dari kotoran-kotoran dosa dengan azab, agar dapat bertemu dengan Allah yang Maha Suci dalam keadaan bersih di akhirat nanti.
DAFTAR RUJUKAN
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an , Bandung: Penerbit Mizan, 2004, h. 271
Departemen Agama RI, op. cit., h. 862
M. Rifqy Anisul Fuad, SIFAT AZAB MENURUT TAFSIR AL-MUNIR
(ANALISIS TENTANG AYAT-AYAT AZABAN), Jakarta, 8 Juni 2022 (SKRIPSI)
Halosehat.com - Menuju Indonesia Sehat di akses pada 22 Februari 2023 pukul 13.56 WIB