Allah Itu Nyata Bukan Hanya Ilusi Semata

profile picture widdiya_permata_sari
Humaniora - Other

Tujuan kita hidup di dunia adalah hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun mungkin ada yang bertanya-tanya apakah Allah itu nyata ada atau hanya ilusi semata. bahkan tidak hanya itu, mungkin ada yang bertanya kenapa menyembah Allah SWT bukan Tuhan yang lain? maka dari itu kita harus mencari sebuah jawaban untuk memacahkan suatu masalah tentang Allah itu nyata ada atau hanya ilusi saja.

sebelum masuk ke intinya kita coba benah dan pahami terlebih dahulu tentang Uqdatul Kubro.

Uqdatul qubro artinya simpul besar

Nah apa yang menjadi simpul besar bagi manusia? yaitu pertanyaan dirinya tentang dari mana dia?, untuk apa dia hidup?, dan akan kemana setelah kematian?, setiap diri manusi pasti ada pertanyaan ini pada mereka, karena itu merupakan fitrahnya manusia. Untuk menjawab 3 pertanyaan tadi, ternyata ada 3 sudut pandang yang bisa memecahkannya.

Pertama sudut pandang yang pertama adalah sudut pandang komunis/sosialis, mereka menjawab darimana manusia berasal adalah dari materi, seperti teorinya Darwin, untuk apa hidup ya hanya untuk hidup saja, menjalankan kehidupan saja, setelah mati akan kemana, ya sudah selesai kehidupan, seperti halnya mahluk hidup yang lain.

Kenapa komunis/sosialis menjawab pertanyaan mendasar seperti itu karena mereka tidak mempercayai adanya Tuhan, sama sekali dalam hidup mereka tidak ada peran Tuhan.

Jawaban yang kedua dari sudut pandang sekuler adalah mereka menganggap hidup mereka seperti hal nya jam dinding. Darimana mereka berasal, pasti di jawab dari Tuhan, seperti halnya jam dinding  ada karena ada yang membuat.

Nah untuk apa mereka hidup itu juga seperti jam dinding, dibiarkan saja berjalan sesuai kehendaknya sendiri, seperti sipembuat jam dinding tidak ikut campur setelah jam dinding itu di beli orang, terserah berjalan sesuai kehendak dia saja. Sama seperti orang sekuler mereka mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan mereka, tapi hidup mereka tidak ingin diatur oleh pencipta mereka, ingin sesuai dengan kehendaknya masing-masing, lalu kemana mereka setelah mati, mereka sebagian ada yg percaya akhirat tapi tidak yakin dengan penghisaban.

Beda lagi dengan sudut pandang islam

Islam memandang bahwa manusia pasti ada yang menciptakan, apalagi manusia di bekali akal untuk berfikir. Islam memandang bahwa segala sesuatu yang ada di semesta ini pasti ada yang menciptakan, dan pencipta itu pasti berbeda dengan makhluk nya, dari mana kita berasal pasti dari dzat yang maha luar biasa karena berbeda dengan makhluknya.

Sebenaranya cara membuktikan Allah itu ada sangatlah mudah. Meskipun memang benar, kita sebagai manusia tidak bisa mengindara Allah SWT, disebabkan bukanlah makhluk apalagi pola pikir seorang manusia tidak akan mampu menjangkau  sang pencipta. Namun manusia hanya mampu melihat jejak ciptaan dari sang pencipta yakni Allah SWT.

Contohnya seperti kita melihat kotoran unta yang ada di padang pasir pasti kita akan berpikir bahwa ada unta yang sudah melintas  di padang pasir tersebut, karena kita melihat dari jejak kotoran tersebut.

Tidak hanya itu contoh lainnya, kita sebagai manusia tidak bisa melihat wujud angin tapi kita bisa merasakan angin tersebut sama halnya dengan Allah SWT kita tidak bisa melihat wujudnya tapi kita bisa merasakan keberadaannya dengan melihat jejaknya, seperti adanya manusia dan semesta alam yang begitu indah, otomatis semua yang ada itu pasti ada penciptanya yaitu Allah SWT.

Lalu untuk apa kita hidup?, nah karena kita meyakini yang menciptakan kita itu al-khaliq yaitu Allah, dan kita meyakini bahwa nabi Muhammad utusan Allah, Al-Qur'an pun Kalamullah di Al-Qur'an di jelaskan bahwa kita hidup untuk beribadah kepada Allah SWT. Yaitu mengikuti semua perintahnya dan menjauhi semua larangan-nya,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat Ayat 56)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)'.(HR Bukhari dan Muslim).

Nah yang menjadi pertanyaan adalah akan kemana kita setelah mati? Berdasarkan dalil di dalam Al-Qur'an dikatakan bahwasannya setelah mati kita akan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian manusia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap apa-apa yang dilakukannya di dunia. Tidak akan ada yang luput dari penghisaban Allah di yaumil akhir nanti.

Maka dari itu, sudah selayaknya kita hidup di dunia ini  sesuai dengan hukum syara' agar selalu berada di jalan yang benar serta bahagia di dunia dan di akhirat,  InsyaAllah.

6 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
6
0

This statement referred from