Nilai ekspor dinyatakan menurun. Dari data dari BPS nilai eskpor turun hingga 4.15% di bulan Februari 2023, jika dibandingkan dengan bulan Januari 2023.

profile picture hartanti_dewi_pamungkas
Ekonomi - Other

Pandemi corona yang berkepanjangan membuat masyarakat di berbagai dunia semakin resah . Tak hanya berdampak pada dunia kesehatan, virus tersebut juga mempengaruhi sektor ekonomi. Resesi ekonomi menjadi ancaman di tengah pandemi. Pandemi telah membawa perubahan besar bagi seluruh lapisan masyarakat di berbagai aspek, termasuk di dalamnya, aspek sosial budaya. Pandemi memaksa pembatasan aktivitas sosial antar individu satu dengan yang lainnya, sehingga memunculkan kebiasaan yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dengan kata lain, pandemi ini telah memunculkan budaya masyarakat baru untuk merespon kebijakan pembatasan aktivitas sosial yang ada. Mendekati kuartal terakhir tahun 2020, sejumlah negara mulai melaporkan terjadinya masalah resesi ekonomi. Bahkan, di negara negara yang maju pun mengalami hal tersebut. Indonesia mampu bertahan? Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan dan berlangsung terus menerus selama beberapa bulan.  resesi ekonomi bisa terjadi saat produk domestik bruto menunjukkan angka negatif, peningkatan pengangguran, penurunan penjualan ritel, serta penurunan pendapatan dalam jangka waktu lama. Sementara itu, ekonomi yang sehat merupakan ekonomi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Adanya penurunan ekonomi dalam jangka waktu yang lama mengindikasikan kemungkinan terjadinya resesii. Pada awal tahun 2020, dunia diguncang wabah pandemi corona. Setelah berkutat selama beberapa bulan terakhir untuk memerangi wabah tersebut, perekonomian beberapa negara pun pada akhirnya ikut menurun drastis. Terakhir, Australia resmi mengalami resesi ekonomi setelah perekonomian mereka mengalami kontraksi hingga 6.3 persen pada kuarta ke-2 tahun 2020. Ini menjadi resesi ekonomi yang dialami oleh Australia selama kurun waktu 30 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang berada dalam angka negatif selama dua kuartal berturut-turut menjadi penanda terjadinya resesi. Negara-negara maju yang dilaporkan mengalami resesi tentu saja membuat masyarakat resah. Akankah Indonesia mengalami hal yang sama? Lalu, apakah dampak jika sebuah negara mengalami resesi? Penyebab Resesi Ekonomi Resesi menjadi salah satu risiko yang tak terhindarkan dari sebuah siklus bisnis dalam suatu negara. Dengan kondisi seperti sekarang, Indonesia sangat mungkin mengalami resesi. Berikut adalah beberapa penyebab resesi. Pertama, adanya guncangan ekonomi. Guncangan ekonomi ini menjadi masalah serius yang apabila tidak segera dicari solusinya akan berdampak buruk bagi perekonomian negara. Dalam hal ini, pandemi corona sudah termasuk guncangan ekonomi yang melanda banyak negara di dunia.
        Kedua, beban utang yang berlebihan. Dalam kondisi tertentu, utang bisa dijadikan solusi. Akan tetapi, jika seseorang atau negara memiliki banyak sekali utang, akan ada titik di mana ia tidak bisa membayar utang. Ini juga bisa menyebabkan resesi. Ketiga, gelembung aset. Investasi yang didorong emosi akan menyebabkan keadaan ekonomi semakin membutuk. Investor terlalu optimis bahwa ekonomi akan menguat. Keadaan ini sering disebut dengan kegembiraan irasional. Kegembiraan irasional menyebabkan pasar saham atau real estat menggelembung. Nantinya, akan ada titik gelembung tersebut meletus dan mengakibatkan resesi. Keempat, inflasi yang terlalu tinggi. Inflasi merupakan tren harga yang naik seiring waktu. Dalam perekonomian, inflasi bukanlah hal yang buruk. Akan tetapi, jika inflasi terlalu tinggi, fenomena ini akan menjadi sangat berbahaya bagi perekonomian. Kelima, adanya deflasi yang tak terkendali. Sama seperti inflasi, deflasi atau penurunan harga yang terjadi terus menerus bisa mengakibatkan penurunan upah yang selanjutnya bisa menekan harga. 
Ketika deflasi semakin tak terkendali, orang dan bisnis bisa berhenti. Hal ini mampu merongrong perekonomian dan menyebabkan resesi. Keenam, adanya perubahan teknologi. Adanya penemuan baru menyebabkan produktivitas meningkat. Meski bisa membantu perekonomian dalam jangka panjang, ada satu periode jangka pendek yang mengalami penyesuaian terhadap teknologi baru tersebut. Jika kebijakan negara kurang tepat dalam mengatasi masalah perubahan teknologi, bukan tidak mungkin resesi pun akan terjadi. Apakah Indonesia akan Mengalami Resesi? Arif Budimanta, Staf Khusus Presiden di Bidang Ekonomi, mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum mengalami resesi. Pada kuartal II (April – Juni) 2020, ekonomi Indonesia memang mengalami kontraksi hingga berada di angka -5,37% secara tahunan. Arif juga mengatakan bahwa negara Indonesia memiliki peluang untuk lolos dari ancaman resesi apabila pada kuartal III nanti PDB bergerak positif seperti pada kuartal pertama. Dari keterangan Arif, Indonesia berpeluang lolos dari resesi ekonomi. Meski kesempatannya masih kecil mengingat keadaan ekonomi masih belum stabil, masyarakat tidak perlu panik. 
         Saat ini, pemerintah sedang mengambil langkah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan yang positif, yakni pertanian sebesar 2.19 persen, informasi dan komunikasi sebesar 10,88 persen, serta jasa keuangan sebesar 1,03 persen. Jatuhnya negara-negara maju membuat masyarakat panik. Keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik membuat masyarakat khawatir bahwa Indonesia pun akan mengalami resesi. Meskipun begitu, sejauh ini, Indonesia belum mengalami resesi. Pemerintah sedang mengusahakan segala cara agar Indonesia terbebas dari ancaman resesi ekonomi. Untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan PDB, kita disarankan tetap melakukan aktivitas perekonomian. Tidak perlu mencairkan uang cash di bank. Aktivitas perekonomian tetap harus dilakukan agar PDB meningkat dan kita terhindar dari resesi.

Contoh Kegiatan Ekonomi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, kegiatan ekonomi terbagi menjadi produksi, distribusi, dan konsumsi. Maka, ada banyak sekali contoh ketiganya menurut berbagai sumber, misalnya:
1. Nelayan mencari ikan (produksi), pelelangan ikan (distribusi), konsumsi ikan (konsumsi)
2. Menanam padi (produksi), distribusi beras (distribusi), memasak nasi (konsumsi)
3. Pertambangan emas (produksi), toko emas (distribusi), pembelian emas (konsumsi)
4. Perkebunan teh (produksi), distribusi teh (distribusi), konsumsi teh (konsumsi)
5. Menanam jagung (produksi), menjual jagung (distribusi), konsumsi jagung (konsumsi).

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By hartanti_dewi_pamungkas

This statement referred from