Konspirasi Israel Palestina: Siapa Diuntungkan dan Isme Mana yang Berkuasa?

profile picture Diazab
Ekonomi - Other

Perang seperti dinubuahkan bagi para pencinta. Mereka yang mencinta akan menemukan kerinduan. Layaknya martir yang rindu peperangan. Mungkin sepelik begitulah situasi di Gaza. Seperti cinta dan rindu, perang tak berkesudahan terus terjadi antara Israel Palestina. 

Kedua negara mengklaim wilayah ini sebagai miliknya. Perang beberapa kali berkecamuk, tapi sampai detik ini palagan itu tak pernah usai. Siapa yang diuntungkan dalam situasi ini?

Amerika

Selain Israel, Negeri Paman Sam menjadi nama pertama yang muncul atas pembiaran perang ini. Pada (27/10) mereka menolak hasil pertemuan khusus darurat ke-10 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang berisi gencatan senjata terkait konflik yang terjadi. 

Amerika merupakan salah satu negara penganut kebebasan berekspresi dalam menjalankan roda perpolitikan dalam negeri. Namun kebebasan ini tak dibawanya dalam kasus perang antar dua negara di Timur Tengah. Mengapa mereka melakukan pembiaran ini?

Saat ini Amerika menjadi negara yang merugi. Perekonomiannya tengah payah, terutama setelah badai covid 19 melanda. Krisis ini diperparah dengan situasi global khsusunya Eropa Timur akibat perang antara Ukraina dan Rusia. Kedua negara ini menjadi pengekspor beberapa komoditi termasuk bahan bakar.

Beban pengeluaran negara makin tinggi akibat biaya perang yang dikeluarkan. Mereka diketahui sebagai penyokong utama alutsista ke Ukraina. Tujuannya jelas, untuk memenangkan pertarungan tersebut.

Penghasil devisa negara tertinggi Amerika berasal dari pabrik senjata. Mereka bersaing dengan Rusia sebagai eksportir senjata yang kehebatannya diakui dunia. Dimana ada perang, maka kewaspadaan negara lain mekin meningkat.

Ekspor alutsista menjadi jawaban bagi negara yang belum memiliki teknologi memadai dalam pembuatan peralatan perang. Salah satu pelanggan alutsista Amerika tak lain adalah Israel. Bahkan sistem pertahanan Iron Dome meruapakan hasil kolaborasi kedua negara. 

Jadi selama perang berkecamuk, para produsen senjata terutama Amerika akan diuntungkan. Tak ayal jika mereka mamiliki kepentingan supaya perang ini tidak selesai begitu cepat meskipun PBB menginstruksikan gencatan senjata sekalipun.

Eskalasi konflik bisa meningkat ke level tertinggi dengan kehadiran Amerika dalam medan laga. Mereka membawa tentara, kapal induk, kapal selam, kapal perang, hingga pesawat AWACS alias pesawat peringatan dini untuk menjaga sahabatnya. 

Hal ini membuat beberapa negara bereaksi keras. Klaim “menjaga” Israel diartikan oleh banyak negara sebagai intervensi Amerika dalam perang. Hal ini memantik amarah banyak negara dan menyatakan sikap untuk siap terlibat dalam konflik jika situasi makin panas.

Kenyataan ini terlihat sekarang, dengan kehadiran front perang yang membantu Hamas, Palestina, yakni Hizbullah. Kelompok ini disebutkan sebagai pasukan yang dilatih dan dibiayai oleh Iran. 

Namun sejauh ini pemerintahan Iran membantah dukungannya kepada Hizbullah dalam perang antara Israel dan Palestina serta tuduhan sebagai perencana pembentukan front perang baru untuk mengepung Israel.

Bertambahnya front perang baru berimplikasi pada peningkatan waktu peperangan. Hal ini membuat Amerika makin diuntungkan dengan penjualan senjata maupun pengadaan militer ke wilayah konflik.

Amerika Israel

Setelah sebelumnya menyebut Amerika seorang, kali ini ia dan Israel akan diuntungkan. Keamanan Israel tentu makin kuat dengan datangnya Amerika. Kabarnya Inggris hingga Prancis juga ikut dalam perang ini. 

Namun kedua negara terakhir bisa menjadi aktor cameo dalam serial perang pada Oktober ini. Setelah Hamas berhasil menyerbu Israel, banyak spekulasi merebak. Apakah ini bentuk kerentanan Israel atau kekalahan ini menjadi awal dari kehancuran Palestina.

Keberhasilan tentara Hamas membombardir Israel hingga menyusup masuk untuk melancarkan serangan darat bisa diartikan sebagai kelengahan Israel. Pada saat ini perpolitikan dalam negeri  Israel tengah carut marut setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dituduh korupsi dan mengubah sistem hukum di negaranya.

Beragam protes dilancarkan warga di sana. Kekalutan ini ditambah dengan keponggahan intelejen Israel (Mossad) yang merasa ada di atas angin terkait konflik dengan Hamas. Mossad diketahui sebagai badan intelejen nomor satu dunia. 

Salah satu keunggulan mereka adalah kemampuan dalam menguasai teknologi mutakhir. Walhasil cara-cara yang dilakukan Hamas kemarin tak bisa diprediksi. Hamas berhasil meluncurkan ribuan roket yang tidak semuanya berhulu ledak.

Cara ini dilakukan supaya iron dome Israel kewalahan dan ada kepanikan di kalangan militer maupun pemerintahan. Saat serangan tiba-tiba ini diluncurkan secara masif, Hamas juga melancarkan kejutan di jalur darat dengan menggunakan kendaraan maupun parasut.

Mereka diketahui memanfaatkan trowongan untuk bergerak menuju titik yang ditentukan sehingga sulit dideteksi oleh alat militer canggih manapun. Kedekatan mereka dengan warga turut memperkuat penyerangan Hamas kepada Israel. 

Kejadian Ini seperti memperlihatkan bahwa mereka mempelajari strategi perang ala Sun Tzu. Sang panglima Cina berkata “Kenali dirimu sendiri dan kenali pula musuhmu, seribu pertempuran, seribu kemenangan,”

Sisi lainnya ada pihak yang melihat kemenangan ini sebagai awal dari kehancuran Palestina. Mereka berdalih kalau kekalahan Israel di awal serangan merupakan umpan.

Salah satu kekuatan Israel adalah membangun opini publik. Tokoh Israel dewasa ini telah menduduki posisi penting di pemerintahan hingga media barat. Sialnya berita yang sering dijadikan referensi untuk membahas konflik kedua negara berasal dari media barat yang berafiliasi dengan Israel seperti BBC, New York Times, Wall Street Journal, Time, hingga Washington Post. 

Opini dari media-media ini memperlihatkan kalau Hamas merupakan teroris kejam yang menyerang secara brutal. Cap ini melekat sejak dulu dan mampu membangun konstruksi berfikir masyarakat dunia khususnya barat bahwa Israel telah diserang oleh kelompok teroris yang ingin mencaplok wilayahnya. 

Pembiaran serangan oleh Israel tak berhenti oleh Hamas. Terbentuknya front perang baru yang merangsek wilayah Israel membuat mereka bisa dengan mudah menggebuk lawan-lawannya.

Ketika melakukan serangan secara terbuka, front perang ini bisa diidentifikasi lebih mudah.  Sehingga Israel mampu dengan mudah menggebuk lawannya dalam satu serangan dahsyat dan melenyapkan teror yang selama ini menghantui mereka dalam sekali pergerakan.

Kemenangan besar tersebut menandai “perdamaian” kawasan timur tengah yang selama ini mengancam Israel. Ancaman militer dari berbagai kelompok bersenjata Timur Tengah sangat menggangu, mengingat beberapa negara Liga Arab telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 

Kemenangan ini akan membawa keamanan kawasan Timur Tengah. Hagemoni kekuasaan AS di Timur Tengah makin kuat dengan kemenangan Israel. Lalu Israel mempu memperluas jangkauan kekuasaan dengan pencaplokan wilayah.

Kemenangan zionisme

Pihak paling diuntungkan dalam perang ini adalah zionis. Sekarang kita harus sadar bahwa zionisme merupakan ise atau paham sendiri. Zionisme adalah paham yang menganggap masyarakat Yahudi sebagai kelompok terpilih.

Mereka meyakini bahwa tanah suci merupakan daratan yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya. Gerakan zionisme modern mulai menampakkan dirinya pada 1897 yang didirikan oleh Thedor Harzl. Semangat gerakan ini adalah membawa bangsa yahudi memiliki tanah sendiri yang sekarang dikenal sebagai bangsa Palestina. 

Banyak yang menyebut bahwa tanah suci ini tertuang dalam bendera Israel,  yakni dua garis di atas dan bawah sebagai perlambang sugai tigris dan efrat. Hulu sungai efrat dan tigris berada di timur Turki kemudian melintasi Suriah dan Irak. 

Kemenangan mereka di Palestina bisa berdampak pada wilayah konflik yang makin meningkat. Mereka bisa saja menyerang tiga negara yang disebut di atas sebagai klaim sepihak terhadap apa yang mereka sebut sebagai tanah atas janji Tuhan. 

Melalui doktrin sebagai orang-orang pilihan dan klaim atas tanah suci, mereka menganggap bangsa-bangsa lainnya adalah pengganggu. Konflik bisa meluas dan pecahlah perang dunia ketiga yang menyebabkan stabilitas geo politik terganggu.

Jika benar perang dunia akan pecah maka zionis akan memenangkannya. Mereka dengan dukungan penuh dari negara adidaya Eropa, kekuatan politik, diplomasi, dan ekonomi mampu mengontrol dunia di masa mendatang.

Apalagi hegemoni kekuatan AS mulai diganggu oleh Cina dan Rusia sebagai negara kuat pesaing AS. Menabrakkan seluruh kekuatan militer besar dunia dalam satu perang dunia membuat pekerjaan Israel untuk mengontrol tatanan dunia menjadi lebih mudah. 

Pekerjaan zionis untuk mencengkram dunia telah dimulai sejak lama. Sejarah mencatat bahwa salah satu orang terkaya dunia adalah keluarga Rothschild. Keluarga ini bergerak di bidang keuangan. Mayer Amschel Rothschild memulai semua usaha ini. 

Ia berhasil menjadi sosok yang memberi pinjaman kepada negara, salah satunya Pangeran Wilhelm, Prancis. Lalu tahun 1790 ia berjanji untuk menerbitkan uang dan mengendalikan uang di satu negara, dan hal itu terjadi. Keluarga Rothschild berhasil mengendalikan perputaran uang di AS dengan nama First Bank of the United States lalu Second Bank of United States, 20 tahun kemudian.

Anak-anak Rothshild kemudian menyebar ke negara lain untuk membangun bank di Frankfurt, Naples, Wina, Prancis, dan London. Keluarga ini merupakan orang yahudi yang penganut paham zionisme. Jadi sebenarnya tatanan dunia baru tengah diseting dengan runtuhnya negara adikuasa dengan paham komunis ataupun kapitalisnya untuk digantikan Israel yang ditunggangi zionis. 

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Diazab

This statement referred from