Indonesia (Bebas) Resesi?
Tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang gelap bagi perekonomian global, dampak geopolitik yang memanas dan juga pandemi covid-19 yang belum benar-benar berakhir, menjadi penyebab utama, sehingga diperkirakan ekonomi global akan mengalami resesi. Tentunya dampak global ini sedikit banyak akan memiliki pengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Resesi sendiri adalah penurunan aktivitas perekonomian selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sampai dengan Maret 2023, kondisi perekonomian Indonesia sendiri masih terbilang aman dari resesi ekonomi, hal yang menguntungkan bagi Indonesia untuk bisa terbebas dari resesi ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh permintaan domestik atau konsumsi rumah tangga, apalagi dengan mulai beralihnya era pandemi covid-19 ke endemi, yang mengakibatkan mobilitas dan gairah masyarakat mulai terlihat, hal ini akan membantu dalam pemulihan ekonomi Indonesia yang sempat menurun di saat pandemi covid-19.
Penuruan nilai eskpor di bulan Februari 2023, sebesar 4,15%, tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, karena terjadinya penurunan itu disebabkan harga komoditi nonmigas yang mengalami penurunan dan juga nilai ekspor ke negara-negara yang mengalami inflasi tinggi mengalami penurunan, sedangkan nilai investasi asing yang menurun juga disebabkan adanya pengaruh ekonomi global, anacaman resesi membuat banyak negara menahan diri untuk melakukan investasi. Kenaikan suku bunga the Fed, akan memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perbankan di Indonesia, dimana akan memicu terjadinya arus modal keluar dari pasar uang, hal ini akan mengakibatkan terjadinya depresiasi terhadap mata uang rupiah terhadap dollar U$, dengan melemahnya nilai mata uang rupiah, maka hutang Indonesia dalam mata uang dollar U$ akan meningkat, tetapi dengan catatan tidak adanya nilai lindung (hedging) terhadap transaksi dengan menggunakan mata uang dollar U$, namun apabila ada nilai lindung, maka nilai dollar U$ yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo sudah ditentukan, dan biasanya hal ini dilakukan di awal transaksi, sehingga nilai hutang Indonesia tidak akan berpengaruh dengan kenaikan suku bunga the Fed, dan menurunnya nilai tukar rupiah.
Menurut data Kemenaker jumlah tenaga kerja yang terkena imbas PHK di tahun 2022, sangat jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun 2021, yaitu sebesar 80,24%, karena memang pada tahun 2021 dampak adanya PPKM menyebabkan banyak perusahaan mengalami goncangan hebat, sehingga banyak perusahaan akhirnya harus gulung tikar, karena imbas terhadap pendapatan yang menurun, namun sejak kuartal IV tahun 2022, pemulihan ekonomi mulai bangkit, perusahaan yang sempat mati suri kembali menggerakkan bisnisnya, dan ini juga yang menyebabkan penyerapan tenaga kerja mulai meningkat pada awal kuartal I tahun 2023.
Melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, bisa dikatakan bahwa Indonesia masih aman dan bebas dari resesi, namun tentunya perubahan yang dinamis dalam segala aspek yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia, baik yang bersifat internal maupun eksternal masih harus diwaspadai, ekonomi Indonesia dapat mengalami resesi ketika gejolak ekonomi global tak mampu diantisipasi dengan baik, melalui stimulus perekonomian seperti bantuan sosial kepada masyarakat tidak mampu dan juga insentif pajak, yang jumlahnya tidak sedikit sekitar 7% dari Produk Domestik Bruto atau lebih kurang 700 triliun rupiah, diharapkan dengan stimulus ini daya beli masyarakat dapat dipertahankan, sehingga konsumsi rumah tangga yang sangat berpengaruh bagi petumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga mengeluarkan instrumen kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial, dengan tujuan dapat menjaga stabilitas keuangan di dalam negeri, sehingga Indonesia dapat terhindar dari krisis keuangan dan resesi ekonomi. Instrumen kebijakan ini memberikan prioritas kepada sektor ekonomi menengah dan kecil untuk dapat kembali menjalankan usahanya melalui pendanaan dari perbankan dengan memberikan kemudahan dan keringanan, baik dalam persyaratan dan bunga, agar proses pemulihan ekonomi dan juga ketahanan ekonomi Indonesia dapat diandalkan dalam menghadapi resesi ekonomi.
Indonesia (bebas) resesi, masih belum dapat dipastikan, apalagi saat ini baru berada pada kuartal I tahun 2023, namun dengan semangat dan juga keinginan kuat dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia, untuk bersama-sama bekerjasama menjaga perekonomian Indonesia agar dapat bertahan dan mampu melewati tahun gelap ini dengan baik, agar Indonesia benar-benar bebas dari resesi.